PEMANFAATAN SISA BATUBARA UNTUK DIJADIKAN BRIKET DENGAN CAMPURAN DAMAR SEBAGAI PEREKAT (STUDI KASUS PLTU PANAU KEC.PALU UTARA KOTA PALU)
Muhammad Yasin Paada, Prof. Ir. Sukandarrumidi, M.Sc., Ph.D.
2011 | Tesis | S2 Mag.Geologi PertambanganThesis ini berjudul “Pemanfaatan Sisa Batubara untuk Dijadikan Briket dengan Campuran Damar sebagai Perekat (Studi Kasus PLTU Panau Kec. Palu Utara Kota Palu)â€. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Panau (PLTU Panau) merupakan salah satu sumber listrik yang ada di Kota Palu. Bahan bakar batubara PLTU Panau berasal dari Kalimantan yang diangkut dengan menggunakan ponton dan ditarik dengan kapal. Saat bongkar muat batubara di pelabuhan PLTU Panau, banyak bongkahan batubara yang tercecer di sekitar pelabuhan. Penulis beranggapan bahwa batubara tersebut adalah sisa yang masih dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan briket. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat briket batubara dengan aditif lain dan menggunakan damar sebagai perekat. Selain itu, penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat di sekitar lokasi penelitian agar dapat memanfaatkan sisa batubara untuk dijadikan briket. Metode penelitian yang digunakan terdiri atas 2 (dua) tahap, yaitu penelitian tahap lapangan dan penelitian tahap laboratorium. Untuk melaksanakan penelitian ini, ada beberapa bahan yang dibutuhkan yaitu sisa batubara yang tidak terpakai dari PLTU Panau, damar yang merupakan hasil sekresi (getah) dari pohon damar dari suku Meranti, dan sekam padi yang merupakan sisa hasil proses penggilingan padi yang tidak dimanfaatkan. Damar dimanfaatkan sebagai perekat menggantikan lempung dan tepung tapioca, sedangkan sekam padi dipergunakan sebagai aditif. Pengujian kuat tekan briket batubara dengan menggunakan alat CBR Mechanical Loading Press memperlihatkan nilai kuat tekan untuk formula II C sebesar 57,42 kg, untuk formula II B sebesar 45,93 kg, dan briket batubara pembanding yang ada di pasaran sebesar 57,42 kg. Pengujian analisis kalori briket batubara dengan menggunakan alat Bom Calorimeter memperlihatkan nilai kalori untuk formula IIB sebesar 6331,989 kal/gram, formula IIC sebesar 6186,829 kal/gram, dan briket pembanding sebesar 5862,095 kal/gram. Pengujian berupa penyalaan awal tanpa menggunakan minyak tanah menunjukkan bahwa briket batubara campuran damar dan sekam padi lebih mudah menyala daripada briket pembanding. Aroma (smell) yang dihasilkan saat pembakaran awal tercium bahwa briket batubara formula IIB dan formula IIC dominan beraroma (smell) damar; briket pembanding (BP) beraroma (smell) belerang. Asap (smoke) yang dihasilkan saat pembakaran awal terlihat bahwa briket batubara formula IIB, formula IIC dan briket pembanding (BP) menghasilkan asap (smoke) hitam. Pada percobaan pembakaran briket batubara formula IIB, formula IIC, dan BP terlihat bahwa briket batubara formula IIB dan IIC mengalami pembakaran seluruhnya dan sisa pembakaran berupa abu. Akan tetapi, briket Pembanding (BP), tidak mengalami pembakaran seluruhnya, menyisakan abu, lempung, dan briket yang tidak terbakar Dari hasil pengujian, briket dengan campuran tersebut memenuhi syarat untuk bahan bakar penghasil energi bagi rumah tangga.
The title of the thesis is \"The Utilization of Coal Residue to Produce Briquette from a Mixture of Resin Torch for Adhesive (A case study at Panau Electric Steam Power Plant (PLTU) in North Palu District, Palu Panau Electric Steam Power Plant (PLTU) is one source of electricity in the city of Palu. The coal fuel of Panau PLTU comes from Kalimantan that is transported by using pontoon and towed by a boat. When unloading the coal at the port of Panau PLTU, a number of coal lumps scattered around the port. The writer assumed the coal scattered is the remnant that still can be used as raw material for briquette production. The purpose of this research is to produce coal briquette with other additives and use resin torch as the adhesive. In addition, this study is expected to increase the awareness of the community arpind the research site to use the remaining coal to produce briquette. The research applied two methods. They are field and laboratory research. To carry out this research, the required materials consist of unused remaining coal from Panau PLTU, resin torch which is the yield of secretion (sap) from the Resin Torch tree of Meranti sp, and rice husk which is the output of rice milling process that is not used. Resin torch is used as adhesive to replace clay and tapioca, while rice husk is used as the additive material. Tests for compressive strength of coal briquette using the CBR tool Mechanical Loading Press showed compressive strength values for the IIC formula is 57,42 kg, for the IIB formula is 45,93 kg, and the comparative coal briquette which has been sold in the market is 57,42 kg. Tests for calorie of coal briquette using Bomb Calorimeter showed calorific values for the IIB formula is 6331,989 cal/gram, for the IIC formula is 6186,829 cal/gram, and the comparative coal briquette is 5862,095 cal/gram. Tests for initial ignition without the use of kerosene showed the mixture of resin torch, coal briquette and rice husk is flammable than the comparative briquette. Smell generated during initial burning, the coal briquette of IIB formula and IIC formula were dominant resin. The comparative briquette were smelt sulphur. Smoke generated during the initial combustion of coal briquette was black for IIB formula, IIC formula and comparative briquette. In the burning experiment of coal briquette for IIB formula, IIC formula, and comparative briquette showed that coal briquette for IIB and IIC formula were completely burned and ash as the remaining combustion. However, the comparative briquette did not show complete combustion, leaving ash, clay, and unburned briquette From the test, briquette with the above mixture are eligible for energy producer of fuel for households.
Kata Kunci : batubara, damar, sekam padi