Laporkan Masalah

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) DI PROVINSI MALUKU UTARA

IWAN DUWILA, S.Sos, Prof. Dr. Muhadjir Darwin, M.PA

2011 | Tesis | S2 Manajemen dan Kebijakan Publik

Program pemberdayaan masyarakat Suku Tugutil di Provinsi Maluku Utara belum dapat terwujud dengan baik, karena secara kuantitias dan kualitas belum ada perubahan yang mendasar dalam kehidupan mereka, masih banyak yang tetap berstatus miskin, tertinggal, dan termarjinalkan. Diduga program-program pemberdayaan yang dilaksanakan selama ini tidak sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal masyarakat setempat. Untuk itu, ada beberapa permaslaahan pokok yang penulis rumuskan sebagai berikut: 1) Apakah implementasi program pemberdayaan sesuai dengan cara hidup atau kearifan lokal masyarakat Suku Tugutil ?; 2) Bagaiman respon masyarakat Suku Tugutil terhadap implementasi program pemberdayaan tersebut ?; 3) Apakah program pemberdayaan tersebut dapat memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat Suku Tugutil ? Penelitian ini bertujuan: a) Untuk mengetahui kesesuaian antara program pemberdayaan dengan cara hidup atau kearifan lokal masyarakat Suku Tugutil; b) Untuk mengetahui respon masyarakat Suku Tugutil terhadap implementasi program pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT); c) Untuk mengetahui manfaat dari implementasi program pemberdayaan bagi kehidupan masyarakat Suku Tugutil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif terutama dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif. Maka terdapat dua pilar utama yang dijadikan unit analisa, yaitu 1) pihak pemerintah sebagai penanggungjawab dalam implementasi program pemberdayaan KAT; 2) pihak masyarakat sebagai target atau sasaran dari implemetasi program pemberdayaan. Untuk itu, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap punya kemampuan dalam memberi informasi/jawaban yang diperlukan, sesuai dengan semua permasalahan yang ada, yaitu sebanyak 17 orang. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahawa 1) Implementasi program pemberdayaan kepada masyarakat Suku Tugutil tidak sesuai dengan cara hidup dan kearifan lokal masyarakat setempat  karena secara kuantitias dan kualitas belum ada perubahan yang mendasar dalam kehidupan mereka, masih banyak yang tetap berstatus miskin, tertinggal, dan termarjinalkan; 2)Tidak adanya keterlibatan masyarakat dalam implementasi program pemberdayaan sehingga proses pemberdayaan seperti membimbing dan mendidik masyarakarat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tidak pernah dirasakan; 3) Manfaat dari implementasi program pemberdayaan terhadap masyarakat sifatnya hanya sementara disaat stimuli masih ada, namun lebih banyak terciptanya ketergantungan yang besar dari masyarakat terhadap pemerintah setelah program selesai diimplementasikan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Maluku Utara perlu melakukan pembenahan dan mendesain ulang program pemberdayaan pada masyarakat Suku Tugutil yang sesuai dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat, baik program fisik maupun program nonfisik. Pemerintah perlu untuk merumuskan kembali program-program pemberdayaan kepada masyarakat Suku Tugutil dengn melibatkan seluruh elemen masyarakat melalui pendekatan kemitraan, partisipasi dan advokasi.

The empowerment programs for Tagutil tribal communities in North Maluku Province was not well realized yet, because the quality and quantity of their lives has not been changed fundamentally, in which many of them are still poor, disadvantage and marginal. That program was supposed not suitable with the characteristic and local wisdom as well. There are some basic problems that I formulated as follows: (1) does the implementation of empowerment program suitable with life style and local wisdom of Tagutil tribal communities ?; (2) how do the communities response to that program ?; (3) was that programebenefit for that communities ? The purposes of the present study are: a) to find out suitability between the empowerment program with life style or local wisdom of Tagutil tribal communities; b) to find out the response of that communities to the implementation of that program to KomunitasAdatTerpencil (KAT); c) to find out the benefit of that program to the life of Tagutil tribal communities. The method used in this study is qualitative approach with descriptive analysis technique. There are two major pillars of analysis, namely; 1) government as responsible for the implementation of the empowerment programe to KAT; 2) communities as a target or targets of this programe. Informants in this study are the ones who are considered to have the ability to provide information / answers are required, as many as 17 people. The results showed that 1) the implementation of the empowerment programe for Tagutil tribal communities is incompatible with the way of life and local wisdom such as housing development programe, sembako and medicines programe, etc.; 2) no community involvement in that program in which the process of empowerment as guiding and educating to enhance their knowledge and skills have never felt; 3) the benefit of that program to the communities temporarily while the stimulus is still there, and created the huge dependence of the communities againts government after the programe completed. So that, the government of nort Maluku province need to reform and redesign the empowerment programe on Tagutil tribal communities such as compatible with culture and local wisdom, both physical and nonphysical programs. The government needs to redefine the empowerment programe to Tagutil tribal communities with involving all elements of society through a partnership approach, participation and adviicacy.

Kata Kunci : Implementasi, pemberdayaan, pertisipasi dan kesejahteraan sosial


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.