KAJIAN TERHADAP CARA EVALUASI STATUS KESUBURAN TANAH DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN HARA SPESIFIK LOKASI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN BURU

ANDRIKO NOTO SUSANTO, SP., MP, Prof. Dr. Ir. H. Bambang Hendro Sunarminto, SU

2011 | Disertasi | S3 Ilmu Tanah

Rekomendasi pemupukan yang didasarkan pada hasil evaluasi status kesuburan tanah (SKT) dengan metode yang akurat dapat meningkatkan efisiensi pemupukan, mengoptimalkan produktivitas padi sawah, dan menurunkan resiko kerusakan lingkungan. Penelitian dengan tujuan menguji akurasi beberapa metode evaluasi status kesuburan tanah (SKT) sebagai dasar dalam menentukan rekomendasi pemupukan N, P dan K padi sawah berdasarkan konsep pengelolaan hara spesifik lokasi, telah dilakukan pada lahan sawah irigasi di dataran Waeapo, Buru. Metode yang diuji sebanyak lima yaitu satu metode dari FAO (1983), satu dari PPT (1983) dan tiga dari Kyuma (2004) yaitu status Inherent potentiality (IP), organic matter and N (OM), available phosphate (AP). Rekomendasi pemupukan ditentukan dengan uji petak omisi berdasarkan peta SKT terpilih. Hasil penelitian SKT menunjukkan bahwa metode IP-Kyuma (2004) berkorelasi positif paling tinggi terhadap produktivitas padi dibanding FAO dan PPT. Luas tanah dengan status IP-Kyuma sangat rendah adalah 18.813,76 ha (72,78%) dan kelas rendah seluas 7.035,07 ha (27,22%). Rata-rata penambahan pupuk padi sawah pada SKT sangat rendah adalah 120,20 kg N/ha, 13,03 kg P/ha, dan 58,12 kg K/ha pada target hasil 8 ton GKG/ha; sedangkan pada SKT rendah 136,53 kg N/ha, 13,46 kg P/ha dan 58,97 kg K/ha pada target hasil 8,3 ton GKG/ha. Areal rekomendasi pemupukan SKT sangat rendah dibagi menjadi dua yaitu SR-I seluas 14.830,02 ha (57,37%); dan SR-II seluas 4.722,42 ha (18,27%); sedangkan SKT rendah dibedakan menjadi tiga yaitu R-I seluas 3.763,67 ha (14,56%), R-II seluas 1.022,11 ha (3,95%), dan R-III seluas 1.510,60 ha (5,84%). Penerapan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi mampu meningkatkan rata-rata produktivitas dari 5,43 ton/ha (cara petani) menjadi 6,53 ton/ha; potensi produksi meningkat 29,26%; dan keuntungan pemupukan meningkat 22,34%. Pengembalian 80% jerami berpotensi menurunkan biaya pemupukan -31,35% dan meningkatkan keuntungan pemupukan 35,82%.

Fertilization recommendation based on precision mapping of paddy soil fertility status can improve the fertilization efficiency, optimize the productivity of rice, and minimize the risk of environmental degradation. Study with the aim of testing the accuracy of some methods of evaluating soil fertility status (SFS) as the basis in determining site-specific nutrient management of N, P and K paddy soil recommendation have been conducted on irrigated paddy soil in Waeapo plain, Buru. Five methods were tested including FAO’s method (1983), PPT’s method (1983) and three of Kyuma’s methods (2004), namely the status of Inherent potentiality (IP), organic matter and N status (OM), and available phosphate status (AP). Fertilizer recommendation was determined by omission plot trials based on SFS selected map. The results showed that the IP-method of Kyuma (2004) had the highest positive correlation with rice productivity compared to the FAO and the PPT methods. The land area of very low status of IP-Kyuma was 18,813.76 ha (72.78%) and the low was 7,035.07 ha (27.22%). The average of paddy field’s fertilizer addition in very low SFS was 120.20 kg N/ha, 13.03 kg P/ha, and 58.12 kg K/ha with grain yield target of 8 ton/ha, while in low SFS was 136.53 kg N/ha, 13.46 kg P/ha and 58.97 kg K/ha with 8.3 ton/ha grain yield target. The area fertilizer recommendation with very low SFS is divided into two, they are SR-I, covering an area of 14,830.02 ha (57.37%) and SR-II covering an area of 4,722.42 ha (18.27%), while the low SFS can be divided into three namely R-I with area of 3,763.67 ha (14.56%), R-II with area of 1,022.11 ha (3.95%), and R-III with area of 1,510.60 ha (5.84%). The application of site-specific fertilizer recommendation increased the productivity from 5.43 ton/ha (farmer practices) to 6.53 ton/ha; potential production increased about 29.26%, and fertilization benefit increased up to 22.34%; Returning of 80% straw potentially reduced fertilizer costs by 31.35% and increased fertilizer-recycling benefit by 35.82%.

Kata Kunci : Evaluasi, Status Kesuburan Tanah, Padi Sawah, Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi, petak omisi, dataran Waeapo, Pulau Buru.