ANALISIS KUALITAS PELAYANAN IBADAH HAJI ANTARA JAMAAH HAJI YANG MENGIKUTI KBIH DAN NON KBIH DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
Hj. MEIYANA EKAASTUTI WARDANI, SE, Dr. Agus Pramusinto, MDA.
2011 | Tesis | S2 Magister Adm. PublikPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan ibadah haji antara jamaah haji yang mengikuti KBIH dan non KBIH (jamaah mandiri) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pokok permasalahan yang diteliti adalah seberapa jauh perbedaan kualitas pelayanan ibadah haji antara jamaah haji yang mengikuti KBIH dan non KBIH di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit analisis pada penelitian ini adalah jamaah haji yang mengikuti KBIH dan jamaah haji non KBIH (haji mandiri) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden dalam penelitian ini 30 orang dari jamaah haji KBIH dan 30 orang dari jamaah haji non KBIH. Diperjelas oleh lima narasumber sebagai pembimbing haji dengan wawancara mendalam. Pemilihan responden dan narasumber tersebut dikarenakan mereka orang-orang yang erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah haji. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data: telaah dokumen, survey menggunakan kuesioner, dan wawancara mendalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan tentang kualitas pelayanan ibadah haji antara jamaah haji KBIH dan non KBIH di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai berikut: (1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Jamaah Haji KBIH di Provinsi D.I.Yogyakarta berada pada kategori baik/tinggi dengan rata-rata 3,40 – 4,19 pada semua aspek jamaah haji. Aspek terendah yaitu makanan dengan skor rata-rata 3,67. (2) Jamaah Haji non KBIH di Provinsi D.I. Yogyakarta berada pada kategori cukup/sedang dengan rata-rata 2,60 – 3,39 pada semua aspek jamaah haji. (3) Kualitas pelayanan ibadah haji yang dianggap “baik†pada jamaah haji yang mengikuti KBIH pada aspek: sarana transportasi, pelayanan kesehatan, dan ritual haji. (4) Kualitas pelayanan ibadah haji yang dianggap “kurang baik†pada jamaah haji yang mengikuti KBIH pada aspek: pemondokan, dan makanan. (5) Kualitas pelayanan ibadah haji yang dianggap “baik†pada jamaah haji non KBIH pada aspek: sarana transportasi, dan pelayanan kesehatan. (6) Kualitas pelayanan ibadah haji yang dianggap “kurang baik†pada jamaah haji non KBIH pada aspek: pemondokan, makanan, dan ritual haji. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Terdapat perbedaan kualitas pelayanan ibadah haji antara jamaah haji KBIH dan non KBIH. Hal tersebut tercermin dari hasil telaah dokumen, survey melalui kuesioner, dan hasil wawancara mendalam yang menyajikan data menggunakan distribusi frekuensi dan rangkuman hasil wawancara mendalam. Perbedaan tersebut yang paling tampak jelas pada aspek ritual haji dengan tingkat empathy (perhatian sungguh-sungguh) dari petugas/pembimbing haji yang masih rendah pada jamaah haji non KBIH. Pada jamaah haji KBIH tingkat empathy dari petugas/pembimbing haji tinggi, hal ini dikarenakan pada jamaah haji KBIH memiliki petugas/pembimbing haji khusus selain dari Pemerintah yaitu petugas/pembimbing yang ditugaskan dari KBIH untuk mendampingi dan membimbing jamaah haji KBIH melaksanakan ritual rukun, sunnah, dan wajib haji, dan juga membantu semua permasalahan dari jamaah haji KBIH ketika mengalami kendala pada semua aspek kualitas pelayanan ibadah haji ketika berada di Arab Saudi. Saran dari penulis bahwa Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI selaku koordinator penyelenggara ibadah haji harus selalu meningkatkan dan memperbaiki semua aspek kualitas pelayanan ibadah haji mulai dari tanah air hingga tiba kembali di tanah air.
This research is conducted to discover how the quality of Hajj Service between KBIH and non-KBIH (self-Hajj without agencies) in Yogyakarta Province is provided. The main problem will be researched is to know how the distant as differences between Hajj service quality between those who joined agencies and those who didn’t Analysis units in this research are the people Hajj with KBIH and non-KBIH (self- Hajj) in Yogyakarta Province. The respondents in this research are 30 people who join to KBIH and 30 others who do not. The research is also clarified by a deep interview with 5 sources as Hajj guide. The respondents and the Sources are those who are closely related to Hajj. The research method is used qualitative with document study , survey using questionnaire, and deep interview The research resulted that based on the discussion, it can be concluded that (1) People who joined KBIH for Hajj are in good category with 3,40 – 4,19 in average score in all aspect, with foods in lowest aspect with 3,67 score in average. (2) People who didn’t joined the KBIH for Hajj in Yogyakarta are in medium category with 2,60 – 3,39 score in average score in all aspect, with inhabitation as the lowest aspect with 3,15 score in average. (3) The “good†indicator in Hajj member who joined KBIH are transportation, healthcare, and Hajj ritual (4) The “not good†indicator in Hajj member who joined KBIH are inhabitation and foods (5) The “good†indicator in Hajj member who are non-KBIH are transportations and healthcare (6) The “not good†indicator in Hajj member who are non-KBIH are inhabitations, foods, and Hajj ritual. The conclusion of the research is that there are differences in Hajj service quality between Hajj with KBIH and non-KBIH. It can be seen from the document study, questionnaire-based survey, and deep research result that shown the data based on frequency distribution and deep research result. The differences are clearly shown at Hajj ritual aspect with empathy level (real attention) from the guide that still low in non-KBIH Hajj member. In KBIH Hajj member, the empathy level of the guides is high, because in KBIH Hajj member they have special guides, other than from the government, that came from KBIH to accompany and guide the Hajj member in doing the Hajj ritual, sunnah, and wajib, and assist the Hajj member when they encounter problems in all aspect of Hajj service quality in Saudi Arabia. The suggestion from writer is that the Indonesian Government, in this, the Ministry of Religion, as the Hajj coordinator, should improve and fix all the aspects of Hajj service quality, from the homeland until return to homeland.
Kata Kunci : Pelayanan Haji, KBIH, Provinsi DI Yogyakarta