PERBANDINGAN USIA MENARKE DAERAH PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI TANGERANG
dr. Dewi Darmawati, Prof. dr. Sunartini H., Ph.D, Sp AK
2011 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDSPeriode terjadinya maturasi seksual dan tubuh mencapai bentuk dewasa yang sudah tetap merupakan masa adolesen atau masa remaja. Perkembangan fisik dan seksual berjalan seirama dengan perkembangan kognitif, emosional, sosial, kultural dan adaptasi. Pada anak perempuan pubertas atau kematangan seksual ditandai dengan menstruasi pertama atau menarke. Hubungan antara menarke dan growth spurt tinggi badan sangat erat, menarke pada anak perempuan terjadi bila kecepatan pertumbuhan tinggi badan mulai menurun, menarke merupakan fase terpenting dalam perkembangan organ reproduksi. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan seksual sekunder dan usia menarke, antara lain faktor genetik, aktivitas fisik, pola makan, kondisi sosial ekonomi, lingkungan dan akses ke layanan kesehatan. Faktor-faktor ini sangat berbeda di daerah pedesaan dan perkotaan. Anak perempuan yang tinggal di daerah perkotaan mempunyai pola hidup yang lebih menetap dibanding daerah pedesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan usia menarke anak perempuan di Tangerang, untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap usia menarke ini maka kami membandingkan usia menarke anak perempuan yang tinggal di daerah pedesaan dan anak perempuan yang tinggal di daerah perkotaan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan potong lintang yang dianalitik. Diperoleh sampel sebanyak 220 siswi SD di kabupaten Tangerang yang masuk dalam kriteria inklusi. Rerata usia menarke seluruh subyek penelitian adalah 11,46 ± 0,99 tahun, sedangkan rerata usia menarke anak perempuan yang tinggal di pedesaan lebih lambat dibanding anak perempuan yang tinggal di daerah perkotaan (11,87 ± 0,99 vs 11,05 ± 0,80 p=0,01). Variabel yang secara statistik bermakna berpengaruh terhadap onset usia menarke ini adalah berat badan lahir, panjang badan lahir, aktifitas fisik dan lingkungan tempat tinggal. Siswi yang tinggal di daerah perkotaan mempunyai faktor prediktor untuk memperoleh onset menarke yang lebih awal dibanding yang tinggal di daerah pedesaan (OR: 3,34 [95% CI: 1,911 – 5,823] dan aOR: 2,95 [95% CI: 1,410 – 6,012])
The transition stage of physical and sexual maturation to become an adult form is an adolecent or adolescence period. The transition of physical and sexual developments are moving in the same time as the development of cognitive, emotional, social cultural and adaptation ability. Girl puberty or sexual maturity is marked by the first menstruation or menarche. The link between menarche and height growth spurt is very close, menarche in girls occurs when the rate began to decline in height growth, menarche is the most important phase of reproductive development. Many factors influence the onset of menarche ie: physical activity, nutrition, socio economic, environmental conditions and access to medical services. These factors are variable within area. Girls in urban area tend to have sedentary life style compare with its counterpart. The purpose of this study is to compare the onset of menarche in urban and rural area, and to identify factors that influenced the differences. We conducted a cross sectional study in Tangerang, Banten. Obtained sample are 220 elementary school girls from both urban and rural area who have entered the inclusion criteria. The mean age of menarche all study subjects was 11.46 ± 0.99 years, while the average age of menarche girls who live in rural area slower than girls who live in urban area (11.87 ± 0.99 vs 11.05 ± 0.80 p=0.01). Birth weight, body length of birth, physical activity and environment condition were significantly influence the onset of menarche. The girls who live in urban area have an earlier predictor factor to achieve for onset of menarche than those live in rural area (OR: 3.34 [95% CI: 1.911 to 5.823] and aOR: 2.95 [95% CI: 1.410 - 6.012]).
Kata Kunci : menarke, growth spurt, maturitas seksual