Laporkan Masalah

Geotechnical evaluation on soft soil characteristic before and after improvement by using Micropile and Lime column method in Jungkat, Pontianak Regency, West Kalimantan

ouch rithy, Dr. Wahyu Wilopo, ST., M.Eng.

2011 | Tesis | S2 Teknik Geologi

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki tanah lempung yang melimpah, mencakup sekitar 26 juta hektar area lahan, yang hampir setengahnya berada di Kalimantan. Ada beberapa masalah konstruksi pada tanah lempung yang menantang bidang geoteknik, seperti daya dukung yang rendah, kandungan air yang berlebihan, tekanan tinggi dan penurunan tanah jangka panjang. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah (1) mengevaluasi karakteristik dari pondasi tanah; (2) menghitung penurunan pondasi tanah pada kasus tanah sebelum diperbaiki dan setelah diperbaiki; (3) memahami kondisi penurunan pondasi tanah setelah perbaikan dengan menggunakan tiang pancang dan metode kolom kapur. Penelitian telah dianalisa melalui tiga tahap utama. Pertama, analisa mengikuti analisa geoteknis untuk memahami karaktersitik pondasi tanah. Yang kedua, menggunakan analisa manual untuk menghitung penurunan dari tiang pancang dan kolom kapur. Yang terakhir, menggunakan analisa model untuk menemukan penurunan pondasi tanah dengan membandingkan hasil dari analisa manual dengan analisa model. Temuan-temuan dari penelitian ini telah dirangkum sebagai berikut. (1) ketebalan rata-rata dari lapisan endapan tanah lempung lembut sebagai lapisan atas pada semua lubang galian berada pada kedalaman 21,85 meter; ketebalan rata-rata dari lapisan tanah lempung dengan tingkat keras sedang pada semua lubang galian berada pada kedalaman 12,35 meter; dan lapisan yang di bawahnya adalah lapisan pasir. (2) kedua lapisan endapan tanah lempung mengalami penurunan yang sangat tinggi dengan kedalaman 2,34 meter pada kasus tanah tanpa perbaikan. Di sisi lain penurunan pada kasus tanah yang diperbaiki berkurang sekali pada 95x10-3 meter dengan menggunakan tiang pancang dan pada 97x10-3 meter dengan menggunakan kolom kapur. (3) penurunan pada pondasi tanah dengan menggunakan tiang pancang lebih signifikan daripada penurunan pada pondasi tanah yang menggunakan kolom kapur. Secara perbandingan, tiang pancang memiliki daya tahan yang lebih daripada kolom kapur, namun kolom kapur lebih ekonomis. Kesimpulannya, endapan lapisan tanah lempung pada area studi ini memiliki penurunan yang tinggi. Kedua metode tiang pancang dan kolom kapur efektif untuk mengurangi penurunan dan meningkatkan kapasitas daya dukung dari pondasi tanah.

Indonesia is a country that has abundant of soft soil, covers about 26 million hectares of the land area, almost half of which is located in Kalimantan. There are several problems with construction over soft soil challenging to geotechnical engineering, such as low bearing capacity, excessive water content, high compressibility and long term settlement. The main objectives of this research is (1) to evaluate the characteristic of soil foundation; (2) to estimate the settlement of soil foundation in either soil pre-improvement or soil post-improvement cases; and (3) to understand the condition of the settlement of soil foundation after the improvement by using micropile and lime columns methods. The research has been analyzed through three main steps. The first one, it follows the geotechnical analysis to comprehend the characteristics of soil foundation. The second one, it uses the manual analysis to estimate the settlement of micropile and of lime column. The final one, it employs modeling analysis to find out the settlement of soil foundation by comparing the results of manual analysis to those of modeling analysis. The findings of this research have been summarized as the following. (1) The average thickness of the soft silty clay layer as an upper layer for all boreholes is 21.85 meters depth; the average thickness of the medium stiff of silty clay layer for all boreholes is 12.35 meters depth; and the lower layer is the sand layer. (2) Both silty clay layers have very high settlement with the value of 2.34 meters depth in the non-improvement case. On the other hand, the settlement in the improvement case is reduced considerably to 95×10-3 meter by using micropile and to 97×10-3 meter by using lime column. (3) The settlement of soil foundation by using micropile is more significant than the settlement of soil foundation by using lime column. Comparatively, the micropile has more durability than the lime column, but the lime column is more economic. In conclusion, the silty clay layers in this study area have high settlement. Both micropile and lime column methods are effective to reduce the settlement and to increase the bearing capacity of soil foundation.

Kata Kunci : tanah lembut, endapan tanah lempung lembut, tanah lempung dengan tingkat keras sedang, tiang pancang, kolom kapur


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.