Laporkan Masalah

MAKNA PENGETAHUAN DALAM FILSAFAT ADAT MINANGKABAU : RELEVANSINYA DENGAN MUSYAWARAH ADAT

Febri Yulika, Prof. Dr. H. R. Soejadi, S.H.

2011 | Disertasi | S3 Ilmu Filsafat

Disertasi dengan judul Makna Pengetahuan dalam Filsafat Adat Minangkabau; Relevansinya dengan Musyawarah Adat berisi pembahasan tentang masalah epistemologi dalam filsafat adat Minangkabau melalui penelusuran terhadap nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam ungkapan pepatah petitih adat Minangkabau. Penelitian ini menjadi penting agar konsep epistemologi yang terungkap dalam pepatah petitih tersebut tidak sekedar ungkapan verbal, bahan retorika dan nostalgia masa lampau, serta kehilangan hubung-kaitnya dengan masa kini dan masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan karakteristik dan makna pengetahuan secara epistemologis di dalam filsafat adat Minangkabau . Agar kajian filosofis ini dapat membumi dan menjawab realitas yang ada, maka relevansi kajian ini dilihat dalam konteks praktek musyawarah adat di Minangkabau. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang bersifat kualitatif filsafati. Sumber utama penelitian ini adalah filsafat adat Minangkabau yang diungkapkan dalam pepatah petitih adat Minangkabau. Pepatah petitih adat Minangkabau menjadi objek material penelitian dan Epistemologi sebagai objek formalnya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode historis, analitika bahasa, hermeneutika, komparasi, dan idealisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, filsafat adat Minangkabau merupakan filsafat yang mendasarkan diri pada ketentuan hukum agama dan hukum alam. Epistemologi dalam filsafat adat Minangkabau cenderung dimaknai sebagai bentuk pemahaman yang didasarkan pada fenomena alam sebagai sumber ide dan inspirasi. Namun, pemahaman secara kosmosentris terhadap filsafat “alam takambang jadi guru” tersebut, tidak dimaksudkan sebagai pengetahuan objektif mengenai alam itu sendiri (knowledge of nature), tetapi alam dijadikan analog untuk membentuk tata nilai dan tata prilaku dalam konteks kehidupan bersama bagi masyarakat Minangkabau. Kedua, Filsafat adat Minangkabau menempatkan pengetahuan sebagai sintesis dari aspek empirik dan rasionalitas. Hasil pengetahuan menurut filsafat adat Minangkabau tidak hanya didasarkan pada tangkapan indrawi dan rasionalitas semata (pareso/periksa), tetapi juga berpijak pada aspek hati (raso/rasa) sehingga bermuara pada konsep etis-argumentatif. Konsep inilah yang dalam filsafat adat Minangkabau disebut sebagai epistemologi raso pareso. Ketiga, Relevansi kajian epistemologi filsafat adat Minangkabau dengan praktek musyawarah adat terletak pada proses dialog yang dilakukan masyarakat Minangkabau ketika memecahkan masalahnya melalui musyawarah. Kesuksesan musyawarah hanya akan tercapai apabila menghasilkan konsensus atau kesepakatan dan terdapatnya ruang publik untuk berbeda pendapat. Dua kelarasan yang terdapat dalam masyarakat Minangkabau, tetap memberikan peluang atau kesempatan kepada penganutnya untuk saling berdialog dalam memecahkan masalah melalui musyawarah.

The dissertation entitled “The Meaning of Knowledge in the Philosophy of Minangkabau Customs and its Relevance with the Communal Forum” contains some discussions on epistemological issues in the philosophy of Minangkabau customs through the search within its local wisdom encountered in its expressions pepatah petitih in Minangkabau customs. This research is important in order that the epistemological concepts articulated within pepatah petitih will not be considered as merely verbal, rhetorical or nostalgic expressions of the past and as having lost its relevance to the present and future. This research aims at formulating the characteristics and the meanings of epistemological knowledge in the philosophy of Minangkabau customs. In order that the philosophical study can be realistic and be able to answer the existing realities, so the relevance will be reviewed from the contexts and practices of the communal discussions within Minangkabau customs. This is a library-based research which was meant to be philosophical and qualitative. The primary sources of this research was the philosophy of Minangkabau customs which was articulated within Minangkabau customs’ pepatah petitih. The study used Minangkabau pepatah petitih as its material object and epistemology as its formal objects. This research used historical methods, language analysis, hermeneutics, comparative studies and idealizations. The research has shown that first, Minangkabau local philosophy has based itself to the religious and natural provisions. The epistemology in Minangkabau local philosophy tends to be perceived as a form of understanding which has been based on the natural phenomena as the sources of ideas and inspirations. However, the cosmo-centric perceptions to the philosophy “nature is the teacher” or “alam takambang jadi guru”, is not an objective knowledge about the nature itself (knowledge of nature), rather, it has been used as an analog to create the value and behavior systems in the contexts of Minangkabau social life. Second, Minangkabau customs’ philosophy does not perceive knowledge as the synthesis of both empirical and rational aspects only and it did not base itself on merely observable and rational aspects (pareso or evaluation), but also as psychological (raso/emotions) so that it becomes ethical-argumentative concepts. It is raso pareso which has been used for the reference in the philosophy of Minangkabau customs. Third, the relevance of Minangkabau philosophical epistemology customs with its communal forum practices lie in the dialog processes performed by Minangkabau society when solving problems through discussions. The forums are considered successful if it can attain some consensus or agreements and can provide some spaces for disagreements to its participants. Two parallelisms found in Minangkabau customs managed to give opportunities to its adherents to communicate and to solve problems through discussions.

Kata Kunci : Filsafat adat Minangkabau, pepatah-petitih, epistemologi raso pareso, musyawarah adat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.