TRASNFORMASI CERITA PANJI DALAM PERTUNJUKAN DRAMA TARI WAYANG TOPÈNG MALANG LAKON PANJI RÈNI
Fitrotul Hikmah, Prof. Dr. R.M. Soedarsono
2011 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaCerita Panji merupakan salah satu cerita klasik yang telah beredar di tengah-tengah masyarakat. Cerita klasik ini tidak hanya berpengaruh di Indonesia namun meluas sampai ke luar Indonesia. Salah satu varian dari cerita Panji di Bali adalah kidung Wangbang Wideya. Kidung Wangbang Wideya dijadikan objek penelitian disertasi oleh S.O Robson dengan judul Wangbang Wideya: A Javanese Panji Romance. Cerita Panji juga terdapat dalam pertunjukan drama tari wayang topèng Malang. Permasalahan yang dikaji dalam tesis ini adalah bagaimanakah transformasi cerita Panji dari Wangbang Wideya dalam Buku Wangbang Wideya : A Javanese Panji Romance ke pertunjukan drama tari wayang topèng Malang lakon Panji Rèni. Penelitian ini menggunakan pendekatan filologi, dramaturgi, dan sastra. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan hasil akhir bahwa transformasi cerita dari Wangbang Widèya dalam buku Wangbang Widèya: A Javanese Panji Romance ke pertunjukan drama tari wayang topèng Malang lakon Panji Rèni dari segi tema, tokoh, latar dan aspek-aspek lain. Tema cerita Panji adalah sama-sama tentang percintaan. Perjalanan alur meliputi eksposisi, instabilitas, konflik, klimaks, denoument. Tokoh ketika telah ditransformasi adalah Raden Panji Asmara Bangun disamakan dengan Raden Makaradwaja, Dewi Angrèni dengan Raden Dyah Kesawati, Dewi Sekartaji Candrakirana dengan Raden Warastrasari, Raja dan Ratu Jenggala dengan Raja dan Ratu Kuripan, Raja Klana Maduratna dengan Raja Lasem. Tokoh Gadhing, Layaran, Pamecut dalam pertunjukan drama tari wayang topèng Malang lakon Panji Rèni ditransformasikan ke tokoh Ajaran Wirapaksa, Empu Siwasmreti, dan Banak Sudira. Demang Jaya Sentika, Tumenggung Cakrawati, Tumenggung Singanegara dan Tumenggung Carangan dalam pertunjukan drama tari wayang topèng Malang lakon Panji Rèni ditransformasikan ke Raja Camara, Raja Pajang, dan Raja Manungkuli. Transformasi latar tempat meliputi: istana, hutan, dan pegunungan. Latar waktu ketika ditransformasikan ke pertunjukan drama tari wayang topèng Malang adalah waktu pagi, siang, dan malam. Sedangkan transformasi latar sosial meliputi: kalangan masyarakat kelas atas dan kelas bawah. Aspek-aspek lain meliputi busana dan perhiasan, alat-alat musik, dan bentuk kesenian. Busana yang sama adalah keris, cincin, mahkota, celana, gelang, sabuk, dan korset. Alat-alat musik meliputi saron, gender, gong, dan gamelan (seperangkat alat musik Jawa). Kesenian yang ada meliputi wayang, gambuh, dan raket.
Panji stories is one of the classic story that has been circulating among people. This classic story is not only influential in Indonesia but extends to the outside Indonesia. One variant of the Panji stories in Bali is the Wangbang Wideya. Song of Wangbang Wideya were subjected to experiments by SO Robson dissertation with the title Wangbang Wideya: A Javanese Panji Romance. Panji stories also contained in the show Malang mask dance dramas, puppet. The problems studied in this thesis is how the transformation from the Panji stories in the book Wangbang Wideya: A Javanese Panji Romance to the show Malang mask dance dramas puppet plays Panji Reni. This study uses philological approach, dramaturgy, and literature. This study uses qualitative research with a descriptive analysis. Data collection techniques include literature study, observation, interviews, and documentation. This study shows that the end result of a transformation story in the book Wangbang Wangbang: A Javanese Panji Romance to the show Malang mask dance dramas, puppet plays Panji Réni in terms of theme, character, background and other aspects. Panji story theme is equally about the romance. Travel groove includes exposition, instability, conflict, climax, denoument. Character when it has been transformed is Raden Panji Asmara Bangun equated with Raden Makaradwaja, Goddess Angrèni by Raden Dyah Kesawati, Goddess Sekartaji Candrakirana by Raden Warastrasari, King and Queen with the King and Queen Jenggala Kuripan, King Klana Maduratna with King Lasem. Gadhing figures, Layaran, Pamecut in the show Malang mask dance dramas puppet plays are transformed into characters Wirapaksa Doctrine, empu Siwasmreti, and Banak Sudira. Demang Jaya Sentika, Tumenggung Cakrawati, Tumenggung Singanegara and Tumenggung Carangan in the show Malang mask dance dramas puppet theater is transformed into King Camara, Pajang King, and King Manungkuli. Transformation of the place setting includes: castles, forests, and mountains. Background time when transformed into puppet mask dance drama performances Malang is the time morning, noon and night. While the transformation of social background includes: among the upper classes and lower classes. Other aspects include clothing and jewelry, musical instruments, and art forms. The same outfit is a dagger, ring, crown, pants, bracelets, belts, and corsets. Musical instruments include saron, gender, gong and gamelan (Javanese music instrument set). Art that included the puppet, gambuh, and raket.
Kata Kunci : transformasi, Wangbang Wideya, drama tari wayang topèng Malang, lakon Panji Rèni.