GEOLOGI DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DENGAN METODE IDW (INVERSE DISTANCE WEIGHT) DAN KRIGING PADA DAERAH BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

MUHAMMAD AMRIL ASY'ARI, ST, Dr. rer.net.Arifudin drus, ST.,MT.

2011 | Tesis | S2 Teknik Geologi

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang memiliki ketelitian yang lebih baik berdasarkan perbandingan kedua metode perhitungan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu : metode Inverse Distance dan Kriging. Daerah penelitian terletak di daerah Bahodopi Kabupaten Morowali pada Kuasa Penambangan PT. Bintang Delapan Mineral di Blok 2D. Topografi pada daerah penelitian berupa morfologi bergelombang dan morfologi berbukit bergelombang. Hasil analisa petrogarfi menunjukkan batuan dasarnya berupa batuan ultramafik dengan jenis harzburgit. Blok 2D memiliki luas sekitar 247,63 hektar. Terdapat sekitar 870 titik bor, dimana terdapat 2 kelompok interval titik pemboran. Titik bor interval 25 meter memiliki titik bor sebanyak 636 dan interval 50 meter memiliki titik 234. Hasil perhitungan sumberdaya dengan menggunakan metode inverse distance sebanyak 10400 ton. Untuk metode kriging, dengan jumlah titik bor zona saprolit sebanyak 486 titik. Jumlah titik bor yang masuk dalam kategori cut off grade sebanyak 156 titik, setelah dilakukan kriging terdapat 175 blok. Sebelum dilakukan kriging hasilnya 9178,235ton, setelah dilakukan analisa kriging hasil perhitungannya sebesar 9124,715 ton. Setelah dilakukan analisa kriging, didapatkan nilai semivariogram, yang mana daerah pengaruh untuk sebaran nikel memiliki panjang 197,64 meter dengan arah N 223,8°E. Sedangkan untuk ketebalan mempunyai range terpanjang 183,27 meter dengan arah N 9,2°E. Nilai awal simpangan baku 0,32 dan setelah dilakukan proses kriging nilai simpangan baku menjadi 0,152. Nilai awal koefesien variasi awal sebesar 0,242, setelah dilakukan proses kriging di dapatkan nilai koefesien variasi 0,115. Untuk tebal Ni nilai awal simpangan baku sebesar 1,77, setelah dilakukan analisa kriging di dapatkan nilai 1,78. Adanya perbedaan jumlah sumberdaya nikel laterit antara hasil estimasi metode kriging dengan metode estimasi inverse distance pada zona saprolit disebabkan karena adanya perbedaan nilai kadar Ni dan tebal Ni hasil taksiran. Pada metode kriging pembobotan tidak semata-mata berdasarkan jarak, melainkan menggunakan korelasi statistik antar conto yang juga merupakan fungsi jarak. Metode kriging menggunakan semivariogram yang merepresentasikan perbedaan spasial dan nilai diantara semua pasangan sampel data. Pada metode inverse distance, hasil dari estimasinya bergantung pada parameter pangkat (power) yang digunakan dan berapa banyak jumlah titik (sampel) minimum dan maksimal yang diikut sertakan dalam estimasi suatu titik

This research aims to find a out a better resources estimates method by comparing on the basis of comparison of two methods i.e the Inverse Distance and Kriging method. The research area is located in the Bahodopi district of Morowali at block 2D PT. Bintang Delapan Mineral area. The topography of the area is of rolling hills and undulating hilly morphologis. Petrography analysis shows that the bedrock is harzburgit ultramafic rock types. Block 2D has a surface area of approximately 247,63 hectares. There are approximately 870 drill points, where there are two groups of drilling point intervals. Drilling point of 25 meters interval has a point to drill up to 636 and has 50 metre interval of 234 points. The resources calculation result by means of the inverse distance method is 10400 tons. By means of Kriging method, with 486 saprolit zone drill points, the number of drilling points that fall into the category of cut off grade is 157 points. Prior to the Kriging result, the calculation is 9178.235 tons, while the following analysis of the Kriging resulted in the calculation reaches 9124.715 tons. After the analysis of Kriging estimation, semivariograma value is obtained. Influence areas of nickel spread have a length of 197.64 meters in the direction N 223.8°E, while the thickness has the greatest range of 183.27 ft to the address of the E 9.2 ° N. Initial value of the data sample standard deviation at the point of nickel extraction is 0.32 and after the Kriging process, the standard deviation is 0.152. The variation coefficient of Initial standard deviation is 0.242. After Kriging analysis is carried out, it is obtained a variation of coefficient value of 0.115. For the Ni thickness, the initial standard deviation value is 1.77. And after Kriging, the value becomes is 1.78. The difference between the amount of nickel laterite resources kriging estimation method with inverse distance estimation methods in the saprolite zone because of differences in the value of a thick Ni and Ni contents of the estimation results. In kriging weighting method is not solely based on distance, but using a statistical correlation between samples is also a function of the distance. Kriging method using the semivariogram represent spatial differences and values among all pairs of data samples. In the inverse distance method, the estimate depends on the parameter ratings (power) that is used and how many points (samples) are the minimum and maximum are included in the estimation poin.

Kata Kunci : Nikel laterit, geostatistik, inverse distance, kriging, estimasi sumberdaya dan semivarogram.