Laporkan Masalah

PERAN INSTITUSI ADAT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DANAU SENTANI STUDI KASUS : MASYARAKAT ADAT KAMPUNG AYAPO SENTANI TIMUR

MARGARETHA SERMUMES, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.

2011 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Danau Sentani merupakan salah satu danau terbesar di Papua. Wilayah Danau Sentani berada di 5 (lima ) distrik yaitu Sentani, Sentani Timur, Sentani Barat, Weibu dan Ebungfauw dan terdapat 24 kampung yang tersebar dipesisir dan pulau-pulau kecil yang ada ditengah danau. Masyarakat adat Kampung Ayapo adalah salah satu komunitas adat yang hidup di pesisir Danau Sentani. Untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan perekonomian, masyarakat bergantung pada sumberdaya alam yang ada di Danau Sentani. Eksploitasi terhadap sumberdaya alam secara tradisionalpun terjadi untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan keterlibatan institusi adat serta penggunaan nilai-nilai budaya lokal dalam pengelolaan sumberdaya alam Danau Sentani Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara tokoh kunci untuk melihat dan mengetahui secara langsung kondisi fisik dan kondisi sosial masyarakat serta aktivitas masyarakat dan nilai-nilai budaya lokal yang dipakai dalam mengelola sumberdaya alam Danau Sentani. Sebagai suatu lembaga, adat mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistim kehidupan masyarakat adat kampung Ayapo. Ondoafi/Ondofolo dan Khoselo yang merupakan pemimpin adat di Kampung Ayapo memiliki 3 hak dan kewajiban dalam menjalankan tugas. Salah satu dari hak dan kewajiban tersebut adalah phume ame dan yome yamme yaitu menyangkut upaya pengelolaan sumberdaya alam yang berada diwilayah adat tersebut. Phume ame dan yome yamme yang dilakukan oleh kedua perangkat adat ini adalah khusus berkaitan dengan pembagian ruang pemanfaatan dan penyelesaian konflik yang berhubungan dengan pembagian ruang pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang berada di wilayah adat tersebut. Dalam mengelola sumberdaya alam, masyarakat adat Kampung Ayapo membaginya kedalam zona Perairan, zona dataran rendah (perkampungan dan areal kebun) dan zona dataran tinggi (hutan dan areal berburu). Pengelolaan sumberdaya alam dengan melibatkan nilai-nilai budaya atau kearifan lokal terlihat pada sistem berkebun, meramu sagu, berburu dan mencari ikan. Peralatan yang digunakan dalam mengelola sumberdaya alam ini masih sangat sederhana, sehingga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam tetap terjaga. Keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan sumberdaya alam Danau Sentani selain memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat adat juga sangat menentukan keberhasilan dari program-program pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat.

Sentani Lake was the biggest lake in Papua. It was situated in Jayapura district and is divided into 5 subdistricts, which are Sentani, East Sentani, West Sentani, Weibu and Ebungfauw. There were 24 big villages in the coastal areas of the small islands of the lake. The custom society of Ayapo village was a custom community living in a costal area of the lake. The society depended on the natural resources of the lake for their livelihood. This research aims to know the role and the involvement of the local/traditional institution and the use of local cultural values in the natural resource of the lake. The study employed qualitative method and phenomenological approach. The data was collected using observation and interview with key figures to directly find out the physical and social condition of the society, the activity of the custom society and the local cultural value in the natural resource management of Sentani Lake. As an institution, custom played an important role in the social system of Ayapo village. Ondoafi/Ondofolo and Khoselo represented custom leaders in Ayapo village who had 3 rights and obligations. One of the rights and the oblibations was puhume ame and yome yamme that were related to the natural resource management in the territory of the custom territory. The phume ame and yome yamme accomplished by two custom apparatus were especially related to space use and conflict resolution in making use of and in the management of the natural resources in the custom territory. The villagers of Ayapo village divided their territory into waters zone, low land consisting of villages and garden areas and high land consisting of forests and hunting areas. The natural resources management involved local cultural values or local wisdom as manifested in gardening system, sago collecting, hunting and fish catching. They used very simple artifacts the management of the natural resources that warranted the preservation of environment and natural resources.The involvement of the custom society in the management of the natural resource of Senani Lake provided them with huge uses and it represented the determinant factor of the success of government programs and also non-government organization programs.

Kata Kunci : Institusi Adat, Kampung Ayapo, Pengelolaan Sumberdaya Alam, Danau Sentani


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.