OPTIMALISASI PENETAPAN ZONASI PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

Ida Rohaida, Prof. Dr. Ir. Wahyu Andayani, M.S.

2011 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Penataan zonasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) diupayakan untuk mengoptimalkan fungsi perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya berupa pelestarian tipe-tipe vegetasi hutan, satwa langka beserta habitatnya, sebagai tempat penelitian, pendidikan dan wisata alam serta sumber kehidupan masyarakat sekitar. Oleh karena itu penetapan zonasi yang tepat akan dapat menjembatani berbagai kepentingan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alokasi luas masing-masing zona taman nasional yang optimal dalam menjembatani berbagai kepentingan pengelolaannya. Metoda analisis yang digunakan yaitu analisis spasial dengan Sistem Informasi Geografi (SIG), kemudian dalam perumusan alokasi zonasi optimal menggunakan analisis Program Tujuan Ganda (PTG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi alokasi luas zona optimal TNGGP hasil analisis PTG yaitu zona inti 9.567,152 ha, zona rimba 7.428,236 ha, zona pemanfaatan 1.305,356 ha, zona rehabilitasi 3.800,567 ha dan zona tradisional 749,719 ha, sedangkan zona konservasi owa jawa dan zona khusus menjadi tidak ada. Pada kombinasi zona tersebut kawasan TNGGP sangat mendukung pelestarian tipe-tipe hutan pegunungan, menampung kehidupan satwa flag species sebanyak 23 ekor macan tutul, 54 ekor elang jawa dan 555 ekor owa jawa. Jumlah pengunjung optimal sebanyak 68.775 orang/tahun, kontribusi pendapatan bagi negara Rp 231.668.030,-/tahun dan bagi masyarakat Rp 1.018.980,-/bulan. Kontribusi bagi petani penggarap strata 1 (lahan <0,25 ha) sebesar Rp 109.948,-/bulan, petani strata 2 (lahan 0,25–1 ha) Rp 267.782,-/bulan dan petani strata 3 (lahan >1 ha) Rp 498.476,-/bulan.

Zoning regulation of Gunung Gede Pangrango National Park (GGPNP) has been aimed at optimizing functions of protection, preservation and utilization of the natural resources and the ecosystem in the form of both the preservation of forest vegetation types and the rare wildlife with the habitat. The utilization of forest resources in the form of land use, plant intercropping and pine resin tapping, making an impact to restructure the management. A fairly zoning determination were needed to adapt the demands of various interests. This study aims to determine areas to allocate each of the zones in the national park that would be optimally adapt the various interests of the management. The method of spatial analysis employed was Geographical Information Systems (GIS) analysis. As for the formulation of the optimal zoning allocation, it used the Multi Objectives Programming (MOP) analysis. The result of the study reveals that the combination of the allocation of the optimal width of the zones of GGPNP based on the MOP analysis si that the core zone is 9,567.152 hectares, the wilderness zone 7,428.236 hectares, the utilization zone 1,305.356 hectares, the rehabilitation zone 3,800.567 hectares and traditional zone 749.719 hectares. Meanwhile the conservation zone for the javan gibbon and the exclusively zone have been eliminated. Regarding the combination of the zones, GGPNP has in fact supported the conservation of the montane forest by helping to preserve the flag species lives of 23 javan leopards, 54 javan hawk-eagles and 555 javan gibbons. The optimal number of visitors to the area is 68,775 person per year, contributing to the annual income of Rp 231,668,030 to the country and Rp 1,018,980 per month to the sharecroppers. This activities also contribute to the level 1 farmer (land ≤ 0.25 hectare) of Rp 109,948 a month; the level 2 (land ≤ 1.00 ha) Rp 267,782 per month; and the level 3 (land > 1.00 hectare) Rp 498.476 per month.

Kata Kunci : optimalisasi, zonasi, taman nasional, program tujuan ganda