Pengukuran Risiko Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI Dengan Mengunakan Model CreditRisk+ Sebagai Internal Model
Endry, STP, Dr. Hardo Basuki, Dr., M.Soc.,Sc
2012 | Tesis | S2 Magister ManajemenStudi ini bertujuan untuk mengukur risiko kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI dengan menggunakan pendekatan CreditRisk+. Saat ini pengukuran risiko kredit KUR oleh BRI dilakukan dengan menggunakan pendekatan standar. Namun pengukuran dengan pendekatan standar dianggap tidak mencerminkan risiko kredit yang sebenarnya.Setelah pengukuran risiko kredit dilanjutkan dengan membandingkan kebutuhan modal yang harus disediakan dengan menggunakan pendekatan CreditRisk+ maupun pendekatan standar apakah kebutuhan modal tersebut berbeda secara signifikan, menguji tingkat akurasi CreditRisk+ dalam menentukan risiko KUR dengan melakukan back testing, dan mengevaluasi apakah pendekatan CreditRisk+ dapat digunakan sebagai internal model yang memenuhi kriteria Bank Indonesia. Data input yang diperlukan dalam perhitungan risiko KUR dengan menggunakan pendekatan standar dan CreditRisk+ berasal dari data bulanan KUR BRI selama dua tahun yang dimulai dari bulan Oktober 2008 sampai dengan September 2010 guna mendapatkan kondisi terkini perihal perkembangan KUR Bank BRI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: besarnya modal yang harus disediakan untuk mengkover risiko KUR Bank BRI pada bulan September 2010 dengan pendekatan standar adalah sebesar Rp. 207.989,15 juta sedangkan dengan menggunakan pendekatan CreditRisk+ adalah sebesar Rp. 9.428,42 juta. Besarnya perbedaan kebutuhan modal yang harus disediakan antara pendekatan standar dan pendekatan CreditRisk+ adalah sebesar Rp. 198.560,73 juta. Hasil pengujian t-test dengan confidence level sebesar 99% menunjukkan bahwa besarnya kebutuhan modal yang harus disediakan untuk mengkover risiko KUR dengan menggunakan pendekatan standar dan CreditRisk+ berbeda signifikan. Hal ini disebabkan karena dalam pendekatan standar, bobot risiko KUR berasal dari hasil penelitian lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia dan bersifat umum (berlaku untuk seluruh bank) sehingga kurang mencerminkan risiko KUR BRI yang sebenarnya, sedangkan dengan CreditRisk+, bobot risiko sifatnya khusus (hanya berlaku untuk BRI) dimana hal tersebut diperoleh dari data historis BRI, sehingga lebih sensitif dan mencerminkan risiko KUR BRI yang sebenarnya. Pendekatan CreditRisk+ dapat digunakan sebagai internal model yang memenuhi kriteria Bank Indonesia, hal ini dibuktikan dengan melakukan pengujian pendekatan CreditRisk+ melalui proses back testing. Validasi model back testing pada tingkat keyakinan 99%, tidak ditemukan adanya penyimpangan dan interpretasi hasil back testing termasuk dalam zona hijau yang mengindikasikan tidak adanya permasalahan dalam kualitas dan akurasi model internal bank. Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan nilai actual loss dengan VaR selama periode penelitian, terlihat bahwa nilai actual loss tidak pernah melebihi nilai VaR.
-
Kata Kunci : KUR, risiko kredit, pendekatan standar, CreditRisk+, bobot risiko, kebutuhan modal, back testing.