HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI ZINK DAN MAGNESIUM DENGAN DISFUNGSI EREKSI PADA PENDERITA SINDROM METABOLIK DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Saraheni, dr. I Dewa Putu P., SpPD,K-Ger

2011 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang Sekumpulan kelainan metabolik, baik lipid maupun nonlipid disebut sindrom metabolik. The West of Scotland Coronary Prevention Study, menemukan bahwa pria dengan MetS memiliki 3,7 kali lipat terkena disfungsi ereksi (DE) dan menggunakan IIEF-5 didapatkan 50% dari pasien MetS tersebut mengalami DE. Pasien dapat mengalami DE dengan penyakit jantung 2 kali berisiko terkena DE, hipertensi 1,5-2 kali, DM 3-4 kali, depresi 2-3,5 kali, TDS 1,5-2 kali, dan kolesterol tinggi 4 kali berdampak terkena DE. Defisiensi zat gizi yaitu zink dan magnesium sebagai komponen zat gizi utama yang berperan dalam penghambatan proses pertumbuhan dan pematangan seksualitas Enzim superoksida dismutase yang membutuhkan zink dan magnesium di dalam sitosol semua sel memusnahkan anion superoksida memicu terbentuknya plak pada proses aterosklerosis, pada organ penis yang dapat mengakibatkan kesulitan untuk ereksi. Tujuan penelitian :Mengetahui hubungan asupan zat gizi zink dan magnesium dengan disfungsi ereksi pada penderita sindrom metabolik. Metode penelitian :Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan case control dengan matching umur berusia 30– 60 tahun. Responden penelitian ini adalah penderita MetS dengan kriteria WHO yang menjalani rawat jalan di poliklinik penyakit dalam rumah sakit sebanyak 82 pasien (41 kasus dan 41 kontrol). Kasus adalah pasien MetS dengan DE dan kontrol adalah pasien MetS yang tidak DE. Data diperoleh dengan cara wawancara, hasil laboratorium, dan pengukuran. Analisis data terdiri dari analisis bivariat dan multivariat menggunakan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil: Ada hubungan yang bermakna secara statistik antara asupan zink dengan DE dengan nilai OR 7,15 (95%Cl=1,47-34,71, p=0,007) dan ada hubungan yang bermakna antara asupan magnesium dengan DE dengan nilai OR 3,34 (95% Cl=1,07-10,49 p=0,033). Pada hasil akhir analisis multivariat berturut-turut variabel yang paling beresiko terhadap kejadian DE adalah asupan zink nilai OR adalah 15,4 (lebih tinggi dari hasil analisis bivariat) karena asupan zink yang kurang disertai faktor-faktor resiko yang ada hubungan sebagai penyebab DE yaitu kadar HbA1c yang tidak terkontrol (OR =12,57), kadar trigliserida yang tinggi (OR=0,095), hipertensi (OR=5,82), obesitas abdominal (OR=6,94), faktor-faktor tersebut menunjukkan hasil yang harus dipertimbangkan, dapat memperburuk dan mengantisipasi terjadinya disfungsi ereksi di samping asupan zink yang kurang. Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna secara statistik antara asupan zat gizi zink dan asupan magnesium dengan disfungsi ereksi pada pasien sindrom metabolik.

Background: Group of metabolic disorder, both lipid and non lipid call metabolic syndrome (MetS). The West of Scotland Coronary Prevention Study, performed study in 6000 men in five years period (2002-2006), founded that men with MetS had probability 3.7 times to get erection dysfunction (ED) and using International Index of Erectile Function (IIEF), was obtained that 50% of that MetS patient, experienced erection dysfunction (ED). Patient with hearth illness, had risk 2 times to get ED, hypertension was 1.5-2 times, DM was 3-4 times, depression was 2-3.5 times, TDS was 1.5-2 times, and high cholesterol was 4 times to get ED. Nutrient deficiency, that is zinc and magnesium, was suspected too as main nutrient component which had role in resisting a sexuality growth and maturation process. Superoxide dismutase enzyme which need zinc in the sitosol of all cell, exterminate anion superoxide which triggered plaque formation in atherosclerosis process in penis which resulted in corpus cavernosa, so then difficult to erection. Objectives: Knowing the correlation of zinc and magnesium feeding with erection dysfunction (ED) in metabolic syndrome person. Methods: This study was observational analytic study, with case control design with age matching of 30-60 years old. The respondent in this study was people with MetS according WHO criterion, which experienced out patient in internal disease polyclinic. Their amount was 82 patient, consist of; 41 cases and 41 control. Case was MetS patient with ED and control was MetS patient with no ED. The data was obtained by interview, laboratory test, and measurement. Data analysis consist of univariate analysis, bivariate analysis (to knowing the correlation between variables), and multivariate analysis using multiple logistic regression test to knowing the correlation power between variables. Results: There was statistically significant correlation between zinc feeding and ED (OR 7,15; 95%Cl=1,47-34,71, p=0,007) and there was significant correlation between magnesium feeding with ED (OR 3,34; 95% Cl=1,07- 10,49 p=0,033). The end result of multivariate analysis showed the risk variable to the ED event, that were; zinc feeding with OR=15,4(taller from bivariate analysis result) because show HbA1c’s degree with OR= 12,57, value was trigliserida (OR=0,095), Blood pressure (OR=5,82), Obesitas abdominal (OR=6,94), Showing result must be considerred, This risk factor can aggravate and anticipate the happening of disfungsi erection beside asupan zink less. Conclusion: There were statistically significant correlation between zinc feeding and magnesium feeding with erection dysfunction in metabolic syndrome patient.

Kata Kunci : Metabolik sindrom, Disfungsi ereksi, zink dan magnesium.