METAFORA ANDREA HIRATA DALAM TETRALOGI LASKAR PELANGI (SEBUAH KAJIAN STILISTIKA)

MIFTAHUL HUDA, S.S., Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo

2011 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini menggunakan landasan teori stilistika dan didukung oleh teori semiotika. Tujuan penelitian ini adalah membahas tentang metafora dalam tetralogi Laskar Pelangi untuk menemukan ciri khas gaya penulisan metafora Andrea Hirata, makna dan fungsi yang ditimbulkannya, serta frekuensi penggunaan metafora Andrea Hirata, termasuk banyaknya penggunaan metafora dan fungsi yang ditimbulkannya. Tetralogi Laskar Pelangi meliputi empat novel Andrea Hirata yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Metafora mempersoalkan perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya sebagai sebuah komposisi yang mencerminkan ekspresi pengarang dan kode-kode sosial budaya termasuk alam yang sangat terlihat dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Jika dikaitkan dengan gaya atau style yang digunakan Andrea Hirata dalam novel-novelnya, Andrea Hirata mempunyai style atau gaya tersendiri dalam menggunakan metafora sebagai ekspresi, wadah ide, atau tempat gagasan-gagasannya untuk menyampaikan pesan pada waktu Andrea Hirata menciptakan karya sastranya Gaya bahasa metafora memiliki pengertian membandingkan sesuatu dengan hal yang lain tanpa mempergunakan kata-kata hubung pembanding. Metafora ini bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata pembanding, seperti bagai, laksana, seperti, dan sebagainya. Metafora itu melihat sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama. Metafora terdiri atas dua term atau dua bagian, yaitu term pokok (principal term) dan term kedua (secondary term). Term pokok disebut juga tenor, term kedua disebut vehicle. Term pokok atau tenor menyebutkan hal yang dibandingkan, sedang term kedua atau vehicle adalah hal yang untuk membandingkan. Misalnya Arai adalah Simpai Keramat, Arai adalah term pokok, sedang simpai keramat adalah vehicle. Selain metafora tersebut, ditemukan pula metafora implisit dan metafora mati. Pembagian tipe metafora didasarkan pada teori Wahab dengan membagi metafora menjadi 9, yakni: metafora ada, kosmos, tenaga, subtansi, permukaan bumi, benda mati, kehidupan, manusia, dan binatang. Penggunaan metafora tidak terlepas dengan pengalaman sosial budaya dan latar belakang pengarang. Artinya, metafora yang diciptakan Andrea Hirata sangat dipengaruhi lingkungannya, karena persepsi pengarang terhadap gejala alam dan gejala sosial juga tidak dapat terlepas dari keadaan lingkungannya juga. Analisis makna dan fungsi metafora dalam tetralogi Laskar Pelangi membuktikan bahwa penggunaan metafora cukup banyak ditemukan. Metafora kehidupan (human) merupakan ciri khas dalam tetralogi Laskar Pelangi karena keberadaannya mendominasi di antara metafora tipe lainnya. Metafora Andrea Hirata menunjukkan fungsi estetika dan sosial budaya khususnya motivasi, perjuangan, dan pendidikan. Akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metafora yang cukup banyak dalam tetralogi Laskar Pelangi secara berurutan yang menduduki frekuensi paling banyak adalah Sang Pemimpi, kemudian Maryamah Karpov, Laskar Pelangi, dan Edensor. Selain hal tersebut, didapatkan pula bahwa penggunaan metafora dalam sebuah novel meningkatkan kualitas novel tersebut, sehingga tidak mengherankan jika tetralogi Laskar Pelangi dapat diterima secara luar biasa oleh pembaca. Artinya, penggunaan metafora merupakan kecenderungan estetika tersendiri dan salah satu sarana meningkatkan kualitas hasil cipta sastra.

This research had been used stylistics theoretical basis and supported by the theory of semiotics. The purpose of this study is to discuss the metaphor of Laskar Pelangi tetralogy to find the typical writing style of Andrea Hirata’s metaphor, meaning, and functions, as well as frequency of use of Andrea Hirata’s metaphor, including much use of metaphor and the functions. Laskar Pelangi tetralogy includes four novels of Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, and Maryamah Karpov. Metaphor questioned the comparison between the one with the other as a composition that reflects the expression of the author and cultural social codes including the highly visible nature of tetralogy Laskar Pelangi by Andrea Hirata. If related to the style or the style have been used by Andrea Hirata in his novels, Andrea Hirata has its own style or styles in using metaphor as an expression, a container of ideas, or where his ideas to convey a message at the time of Andrea Hirata creating literary works. Style language of metaphor has a notion to compare something with something else without using the words of comparator circuit. This metaphor figurative language such as comparison, just did not use comparison words, such as, like, like, and so forth. Metaphor is seen as the same thing or worth to something else, which really is not the same. Metaphor consists of two terms or two parts, the term of principal (principal term) and the second term (secondary term). The principal term called the tenor, the second term is called vehicle. Principal term or tenor have mentioned the comparison, while the second term or the vehicle is a thing to compare. For example Arai is a Sacred Hoop, Arai is the principal term, is sacred hoop is the vehicle. In addition to these metaphors were also founded the implicit metaphor and the dead metaphor. The division of metaphor type is based on the Wahab’s theory by dividing of the metaphor to 9, namely: the being metaphor, cosmos, energy, substance, terestrial, object, life, humans, and fauna. The use of metaphor can not be separated by social experience and cultural background of the author. That is, a metaphor that was created by Andrea Hirata is very influenced by his environment, because the author's perception of natural phenomena and social phenomena can not be separated from the state of the environment too. Analysis of the meaning and function of metaphor in Laskar Pelangi tetralogy prove that the use of metaphor pretty much found. Metaphor of life (human) are the hallmark of Laskar Pelangi tetralogy because its presence dominates among other types of metaphor. Metaphor Andrea Hirata show aesthetic function and in particular social and cultural motivations, struggles, and education. Finally, this study concludes that the use of metaphor is quite a lot in the Laskar Pelangi tetralogy in a sequence that occupies most of the frequency Sang Pemimpi, then Maryamah Karpov, Laskar Pelangi, and Edensor. Besides this, also found that the use of metaphor in a novel improve the quality of the novel, so it is not surprising that Laskar Pelangi tetralogy extraordinary acceptable by the reader. It’s the meaning, the use of metaphor is the tendency of its own aesthetic, and one means of improving the quality of literary creation.

Kata Kunci : metafora, makna, fungsi, tetralogi Laskar Pelangi, stilistika