Laporkan Masalah

SEMAKIN MENGENAL DIRI DAN MENJADIKAN HIDUP LEBIH BERARTI: DINAMIKA PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN SPIRITUALITAS REMAJA SEMINARIS YANG MEMILIKI KEBIASAAN MENULIS BUKU REFLEKSI HARIAN

ERWIN SASMITO, Subandi, Ph.D.

2011 | Tesis | S2 Psikologi

Kepribadian dan spiritualitas adalah dua isu utama yang didiskusikan dalam penelitian ini terkait dengan kebiasaan menulis buku refleksi harian. Menulis yang menjadi aktivitas utama dalam proses penulisan buku refleksi harian ini melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif, serta spiritualitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika perkembangan kepribadian dan spiritualitas remaja yang memiliki kebiasaan menulis buku refleksi harian. Perkembangan kepribadian terkait dengan proses remaja mengenal, memahami, dan menyadari identitas dirinya secara utuh dan mendalam. Sedangkan, perkembangan spiritualitas menyangkut upaya remaja untuk mentransendensi diri serta menemukan arti dan makna di balik pengalaman hidupnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Sebanyak lima orang dipilih sebagai partisipan utama. Analisis kualitatif fenomenologis dilakukan terhadap data hasil wawancara, dokumentasi yang berupa buku refleksi harian, tulisan sejarah hidup, tulisan-tulisan refleksi pribadi dari partisipan utama; dan juga informasi dari hasil wawancara dengan lima orang partisipan pendukung. Ada tiga hal yang ditemukan dalam penelitian ini. Pertama, kebiasaan menulis buku refleksi harian sungguh-sungguh menjadi media bagi remaja untuk mengekspresikan perasaan, menceritakan dan memaknai pengalaman hidup; bukan sekedar menjadi laporan kegiatan harian atau buku harian pada umumnya. Kedua, aktivitas menulis buku refleksi harian melibatkan aspek-aspek psikologis-spiritualitas manusia; khususnya terkait dengan pengungkapkan diri (self-expression); analisis diri (self-analysis); evaluasi diri (self-evaluation); penyadaran diri (self-awareness), motivasi diri (self-motivation); serta transendensi diri (self-transendence). Ketiga, kebiasaan menulis buku refleksi harian mengantar remaja pada dinamika perkembangan kepribadian dan spiritualitas. Dalam aspek kepribadian, kebiasaan menulis buku refleksi harian mengantar remaja berkembang pada tahap pencapaian identitas (identity achievement). Pencapaian identitas ditandai dengan kemampuan remaja mengenal jati dirinya dan keberaniannya berkomitmen pada panggilan hidup yang dipilihnya. Pada aspek spiritual, kebiasaan menulis buku refleksi harian mengantar remaja berkembang dari tahap iman sintetis konvensional (synthetic-conventional faith) ke tahap iman individuatif reflektif (individuativereflective faith). Tahap ini ditandai dengan kemampuan manusia untuk bersyukur sebagai pribadi yang dicintai Tuhan berangkat dari refleksi pribadi atas pengalaman hidupnya serta kemampuan untuk berkomitmen menjadikan hidup lebih berarti bagi sesama dalam jalan hidup yang dipilihnya.

Personality and spirituality in its relation with the writing daily reflection are two major issues discussed in this research. Writing as the main activity in the process of this writing daily reflection book involves cognitive, affective, even spiritual aspects. This research aims to understand the dynamics of personal and spiritual development of teenagers who practice writing daily reflection book. The development of personality has something to do with the teenagers’ process of knowing, understanding, and realizing fully and deeply their own identity. Meanwhile, the development of spirituality involves their effort in transcending themselves and finding the definition and meaning of their life experiences. This research uses the phenomenology qualitative approach and involves five selected persons as the main participants. The phenomenology qualitative analysis is conducted through the result data from the interviews, documents consisting of daily reflection books, autobiographies, and personal reflections of the main participants; and also information gathered from several interviews of five additional participants. There three items are found in this research. First, writing daily reflection book has indeed become a way for them to express their feeling, tell and give meaning to their life experiences; it is not merely a report on daily activities or a diary in general sense. Second, writing daily reflection book involves human psychological-spiritual aspects; especially it deals with self-expression, self-analysis, self-evaluation, self-awareness, self-motivation, and also self-transcendence. Third, by writing daily reflection book, they are helped to go on with the dynamics of their personal and spiritual development. In term of personal aspect, writing daily reflection book brings teenagers into the identity achievement phase. The identity achievement is characterized by having the ability in knowing themselves and having courage to commit themselves to the decision they make for their life. In term of spiritual aspect, writing daily reflection book brings teenagers from the phase of synthetic-conventional faith into the individuative-reflective faith. This phase is marked by the ability to be thankful for being a person whom God loves, which comes from personal reflection of day-to-day experiences. Moreover it is marked by the ability to commit themselves to making their lives meaningful in accordance with the path they have chosen.

Kata Kunci : Remaja, seminaris, kepribadian, spiritualitas, menulis, buku refleksi harian.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.