Laporkan Masalah

PERSEPSI DAN PERILAKU DAMAI DARI PEMIMPIN AKAR RUMPUT DI SEKITAR WILAYAH PONDOK PESANTREN AL MUKMIN – NGRUKI, SUKOHARJO

Venus Eleonora, Samsu Rizal anggabean, MS.

2011 | Tesis | S2 Magister Perdamaian & Resolusi Konflik

Pondok Pesantren Al Mukmin – Ngruki, Sukoharjo menerima cap dan diberikan stigma sebagai pabrik teroris, karena tokoh pendiri dan beberapa alumninya terlibat dalam beberapa aksi kekerasan di Indonesia dan dihubung-hubungkan dengan gerakan Jamaah Islamiyah dan Al Qaeda. Tak dapat dipungkiri, wilayah dan penduduk di sekitarnya terpaksa harus menderita imbas dari stigma tersebut. Akan tetapi berbeda dengan kasus-kasus kekerasan lain yang berdasarkan agama di Indonesia, masyarakat di Dukuh Ngruki tidak pernah bereaksi dengan nuansa kekerasan pada pondok pesantren ini. Beberapa faktor yang membuat kondisi ini terjadi adalah peran dan fungsi dari pemimpin akar rumputnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemimpin tingkat akar rumput terhadap pondok pesantren dan untuk mengeksplorasi perilaku-perilaku yang mereka tampilkan untuk menjaga dan membina perdamaian di wilayah tersebut. Penelitian lapangan dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan bersifat eksploratif. Metode utama yang digunakan adalah wawancara mendalam. Berdasarkan temuan dan analisis sumber primer, ditemukan bahwa pemimpin tingkat akar rumput memiliki persepsi yang positif terhadap keberadaan dan kegiatan pondok pesantren, mereka memandang bahwa pondok pesantren memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Mereka memandang stigma yang diberikan tidak dapat digeneralisasi kepada masyarakat sekitarnya. Persepsi ini menimbulkan rasa aman sehingga mereka dapat memprioritaskan hal-hal lain seperti kegiatan sehari-hari dan memainkan peran sebagai convener atau pengikat masyarakat dan sebagai fasilitator dalam kegiatan masyarakat. Perilaku yang mereka tampilkan dikelompokkan ke dalam empat grup: komunikasi, pengelolaan pada saat kritis, pengelolaan lingkungan fisik dan ikatan dalam masyarakat.

Pondok Pesantren Al Mukmin – Ngruki, Sukoharjo has been labelled and stigmatized as factory of terrorists, because its founder and some of its alumnis were involved in some violent acts in Indonesia and is associated with Jamaah Islamiyah and Al Qaeda movement. The area and the people who live around this pondok pesantren consequently had to receive the same stigma. Nevertheless, unlike in many cases in Indonesia which were reported to have violent actions and reactions based on religious matters, the people in Ngruki have never reacted in such violent way to the pondok pesantren. Some of the factors that made this condition possible are the roles and functions of its grassroot leaders. The purpose of this research is to find out how the grassroot leaders perceive the pondok pesantren and to explore what behavior they perform in order to maintain peace in this area. Field research was done in qualitative and explorative approach. The main method was in-depth interview. Based on the findings and primary source analysis, it was found that the grassroot leaders have a positive perception about the pondok pesantren’s general activities, they saw the pondok pesantren have positive impact to the society. They perceived that the stigma could not be generalized to the people around. This perception allows them to feel secure and therefore they could prioritize other things such as maintaining daily activities and performing their roles and functions as conveners and facilitators. The perfomed behaviors were categorized into four clusters: communication, crisis management, management of the physical environment and quotidian.

Kata Kunci : Pondok Pesantren Al Mukmin – Ngruki, pemimpin akar rumput, persepsi, perilaku damai, convener, facilitator.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.