Laporkan Masalah

PEMAKAIAN KONTRASEPSI SAAT INI DAN KEINGINAN DI MASA MENDATANG (Analisis SDKI 2007)

BUDYAWATI, S.SOS, Dr. Erwan Agus Purwanto, MA.

2011 | Tesis | S2 Mag.Studi Kebijakan

Pemakaian kontrasepsi merupakan suatu usaha untuk mengendalikan tingkat kelahiran di Indonesia. Agar upaya tersebut dapat maksimal, maka pelayanan keluarga berencana harus berkualitas yang ditandai dengan tingginya kesertaan ber-KB dan pemilihan metode kontrasepsi yang rasional berdasarkan tujuan pengendalian kehamilan yang diinginkan. Informasi yang menyeluruh tentang pemakaian kontrasepsi yang disampaikan oleh petugas lapangan keluarga berencana ataupun petugas di klinik KB juga sangat penting. Hal-hal tersebut diperlukan agar pemakaian kontrasepsi menjadi efektif dan terhindar dari putus pakai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dalam pemakaian kontrasepsi menurut umur, jumlah AMH, preferensi fertilitas, jumlah dan jenis kelamin anak, pendidikan, pekerjaan dan konseling KB. selain itu juga untuk mengetahui keinginan pemakaian kontrasepsi di masa mendatang, jenis kontrasepsi yang diinginkan dan alasan tidak ingin pakai kontrasepsi di masa mendatang. Studi ini menggunakan data survey demografi dan kesehatan Indonesia 2007, dengan pemilihan lokasi di 33 propinsi di Indonesia. Data yang diolah adalah wanita berstatus kawin usia 15-49 tahun. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat menggunakan chi square. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemakaian kontrasepsi menurut umur, jumlah AMH, preferensi fertilitas, jumlah dan jenis kelamin anak, pendidikan, pekerjaan dan konseling KB. Kesertaan ber-KB paling tinggi adalah pada wanita yang berumur 25-34 tahun, jumlah AMH 2, tidak ingin menambah anak, jumlah anak laki-laki antara 0-2 dan perempuan lebih dari 2, pendidikan menengah, pekerja terampil dan mendapat konseling KB. Wanita yang tidak sedang memakai kontrasepsi, sekitar 50% nya ingin memakai di masa mendatang dengan jenis yang diinginkan adalah dominan suntik dan pil (non MKJP). Sementara itu, wanita yang tidak sedang memakai kontrasepsi dan juga tidak ingin memakai di masa mendatang alasan terbesar adalah karena alasan fertilitas (menopause, tidak subur, ingin anak sebanyak mungkin) dan alat/cara KB yaitu mengenai takut efek samping dan masalah kesehatan. Minat pemakaian kontrasepsi baik pemakaian saat ini maupun keinginan di masa mendatang adalah dominan memakai non MKJP, dengan kata lain MKJP cenderung kurang diminati. Sementara alasan tidak ingin memakai kontrasepsi di masa mendatang yang membutuhkan intervensi dari pemerintah adalah karena alasan ingin anak sebanyak mungkin dan masalah efek samping serta kesehatan. Oleh karena itu, Konseling KB diperlukan dalam upaya meminimalisir permasalahan tersebut. Perluasan dan peningkatan pelayanan KB akan mampu menjawab kebutuhan wanita akan KB dan dapat menjadi sebuah kebijakan publik yang bagus dalam rangka pengendalian tingkat kelahiran di Indonesia.

Contraceptive use is an effort to control birth rate in Indonesia. In order to reach the goal, family planning service must be high quality, which are signed by high rate in contraceptive use and rational to choose a contraceptive method in according with the women’s purpose of pregnancy control. The other important thing is comprehensive information about contraceptive use that is provided by family planning clinics or family planning field workers. It is needed to improve contraceptive use to be effectively and avoidable from drop out. The objectives of this research are to know the differences on contraceptive use by age, number of living children, fertility preference, number and children sex, highest educational level, women occupation, and family planning counceling. The others objectives are to know intention of future contraceptive use, method intend to use in the future and the main reasons not intend to use contraception in the future. This study uses Indonesian demographic and health survey data conducted in 2007, with 33 provinces as research location. The subject of this research is currently married women between 15-49 years old. Data were analyzed using univariable analysis and bivariable analysis with chi square test. The result of the analyses show that there are significant differences on contraceptive use by age, number of living children, fertility preference, number and children sex, highest educational level, women occupation, and family planning counceling. The highest contraceptive use is among women with age group between 25-34 years old, having two living children, do not want any more children, having 0-2 sons and more than 2 daughters, middle educational level, professional worker and got family planning counceling. Women who are currently not using any contraceptive method, about a half of them intend to use contraception in the future and most of them desire to use injection and pill that are include of short term contraception. Meanwhile, the greatest reasons of women who are currently not using any contraceptive method and also do not intend to use contraception in the future are because of fertility (menopausal, infecund and want more children) and contraception methods such as fear of side effects and health problems. Short term contraception is preferably to use than long term contraception by women both current and future method choice. Meanwhile, the reasons do not want to use contraception in the future that are need an intervention from the government to be solved, are because of want more children, fear of side effects and health problems. Therefore, family planning counceling is needed to decrease those problems. Expanding and improving family planning services would help respond to the women’s need of contraceptive use and would be a good public policy in the controlling birth rate in Indonesia.

Kata Kunci : pemakaian kontrasepsi saat ini, keinginan pemakaian di masa mendatang, konseling KB


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.