ANALISIS EMPIRIS DALAM PERUMUSAN MODEL KETAHANAN DAERAH TERHADAP BENCANA ALAM
Ajiek Darminto, Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MUP., Ph.D.
2011 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & DaerahIndonesia merupakan negara yang memiliki keunikan geografis dengan 17.504 pulau yang terbentang di sepanjang katulistiwa dan terletak di zona “Pacific Ring of Fireâ€. Indonesia penduduk yang besar, yaitu 237.556.363 jiwa yang berada pada daerah terpaan bencana (exposure) sehingga menimbulkan kerentanan bencana yang tinggi (high vulnerability). Populasi dan aset berada di daerah bahaya dengan risiko tinggi. Ancaman bencana terbesar adalah gempa bumi. Bencana ini belum dapat diprediksi, sehingga diperlukan kesiapan dan perencanaan lebih. Gempa bumi merupakan peristiwa yang menempati ruang besar dan tidak mudah diprediksi, untuk itu didekati dengan model. Model ini merupakan rumusan untuk daerah sehingga tahan terhadap bencana gempa dan tsunami. Selanjutnya model dapat dijadikan masukan dalam penyusunan perencanaan daerah yang sensitif bencana. Model disusun berdasarkan analisis empiris kejadian bencana dan manajemen bencana di sebelas negara. Untuk pengujian model dilakukan dengan teknik Focussed Group Disscussion (FGD) secara iterasi dalam tiga putaran. FGD ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan dan perbaikan dari para pakar sehingga diperoleh model ketahanan daerah terhadap bencana alam yang komprehensif dan implementatif. Penelitian membatasi pada tahap prabencana gempa bumi. Hasil penelitian berupa model tiga dimensi yang memuat unsur-unsur ketahanan. Dimensi pertama merupakan dimensi utama yaitu sosial, fisik, organisasi dan ekonomi. Dimensi kedua, dimensi kesiapan yaitu sumberdaya manusia, hukum, infrastruktur, dan institusi/kelembagaan. Dimensi ketiga, dimensi peran yaitu peran masyarakat/komunitas, peran pemerintah, dan peran swasta/akademisi. Interaksi antar dimensi tersebut berupa unsur ketahanan yang harus dipenuhi untuk mencapai daerah yang tahan bencana alam gempa bumi. Prioritas utama dalam memulai membangun ketahanan daerah adalah dimensi sosial sumberdaya manusia pada tingkat komunitas. Prioritas kedua adalah ketahanan sumberdaya manusia, baik fisik, organisasi dan ekonomi di tingkat komunitas. Prioritas ketiga adalah ketahanan sosial hukum, infrastruktur dan kelembagaan. Prioritas keempat adalah ketahanan fisik hukum tingkat komunitas. Prioritas kelima ketahanan adalah dimensi-dimensi selain tersebut diatas. Hasil model ini dapat terus diperbaiki dan disempurnakan dengan perkembangan teori, pembelajaran dari tempat lain dan atau oleh bencana itu sendiri. Kebencanaan cukup luas untuk diteliti, untuk itu terbuka penelitian lanjutan mengenai uji model, ketahanan daerah untuk bencana gunung api, longsor, banjir, angin ribut dan atau kekeringan dan manajemen bencana untuk perencanaan daerah.
Indonesia is a country that has a unique geographical with 17,504 islands stretching along the equator and is located in the zone \"Pacific Ring of Fire\". Indonesia has a large population, namely 237.556.363 peoples located in exposure area from lead to high disaster vulnerability. Population and assets are located in hazard areas with high risk. The biggest disaster threat is earthquakes. The earthquakes are not predictable, so it is necessary to prepare and plan more. The model is developed to approximate the earthquake which occupies a large spatial event. This model is an ideal formula for the earthquake resilient. Furthermore, the model can be used as inputs in the preparation of a sensitive area of disaster planning. Models have been prepared based on empirical analysis of disasters and disaster management in eleven countries. Focussed Group Disscussion (FGD) by iteration in three rounds were conducted aimed to obtain input and to improved models. Restrict research focussed only on earthquake pre disaster stage. The results is three-dimensional (3D) model that contains elements of resilience. The first dimension is social, physical, organizational and economic. The second dimension is the readiness of human resources, legal, infrastructure, and institutional. The third dimension is the role of community, government, and private sector / academia. The interaction of those dimension is the elements that should be able to make regional disaster resilient. The main priority in starting regional resilient is the social dimension of human resources at the community level. The second priority is the resistance of human resources, both physical and economic organizations at the community level. The third priority is the law and institutional infrastructure. The fourth priority is the physical resilience. The fifth priority is the other resilient dimensions mentioned above. The model can be improved and enhanced along with the development of theory, learning from other places and / or by the disaster itself. Disaster is a complex phenomenon to be studied, therefore there are many oppourtunities to test model, and to develop other models for various hazards or disaster management for regional planning.
Kata Kunci : bencana, ketahanan, model, ketahanan daerah