PENGARUH PEMBANGUNAN SIMPANG TAK SEBIDANG TERHADAP POLA PERGERAKAN ARUS LALULINTAS DI KAWASAN JOMBOR
PAULUS ARDI PRADANA, Prof. Dr. Ing. Ir. Ahmad Munawar, M.Sc.
2011 | Tesis | S2 Mag. S. & T.TransportasiKawasan Jombor merupakan kawasan yang padat, karena merupakan kawasan yang biasanya dilewati kendaraan untuk masuk ke Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pesatnya pertumbuhan volume kendaraan yang melintasi kawasan ini serta adanya terminal bus menjadikan kawasan ini nantinya akan menjadi kawasan yang semakin padat sehingga akan berpotensi menjadi kawasan yang macet. Penyelesaian masalah kemacetan ini adalah perlu adanya infrastruktur simpang tak sebidang yang berupa fly over dan underpass. Pembangunan simpang tak sebidang ini tentunya mengakibatkan perubahan kondisi lalulintas di Kawasan Jombor. Perubahan kondisi lalulintas ini antara lain meliputi perubahan kinerja jalan dan simpang serta pola pergerakan lalulintas. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa kondisi eksisting dan kondisi setelah pembangunan simpang tak sebidang. Adapun cara perhitungan kapasitas dan kecepatan bebas yang dipakai adalah MKJI 1997. Penelitian ini menggunakan program bantu SATURN 10.4. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data untuk jaringan jalan yang akan dibuat pemodelan. Setelah data terkumpul, selanjutnya membuat jaringan jalan dasar pada kondisi eksisting. Selain jaringan jalan, juga dibutuhkan matriks asal tujuan (MAT). Di dalam penelitian ini, data matriks asal tujuan (MAT) belum tersedia sehingga untuk memperoleh data matriks asal tujuan (MAT), dapat dicari dengan berdasarkan data informasi volume lalulintas. Selanjutnya, dilakukan pembebanan jaringan jalan. Hasil dari pembebanan jaringan jalan kemudian diuji validitasnya. Setelah nilai validitas mendekati nilai yang disyaratkan, kemudian membuat beberapa skenario. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi eksisting Simpang Jombor mengalami permasalahan, yaitu memiliki derajat kejenuhan rata-rata sebesar 0,81. Setelah pembangunan simpang tak sebidang, derajat kejenuhan rata-rata menjadi 0,38; tetapi masih terdapat masalah yaitu lengan simpang bagian utara mempunyai derajat kejenuhan 0,88 dan rute bus besar umum mengalami perubahan. Permasalahan tersebut kemudian diatasi dengan merubah simpang bersinyal menjadi bundaran, dimana yang ditinjau bukan lagi lengan simpang tapi jalinan. Derajat kejenuhan rata-rata simpang menjadi 0,28. Untuk pemilihan rute bus besar umum mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan serta merupakan perwujudan dari transportasi yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar.
Jombor is a dense area since many vehicles pass this area to enter the Province of Yogyakarta. The rapid growth in the volume of vehicles passing through this area and the existence of bus terminal will turn this area into a crowded area with potential in congestion. To solve this problem there is a need for interchange infrastructure such as fly over and underpass. The interchange development will certainly result in the changing of the traffic conditions in Jombor. Changes in traffic conditions, among others, include changes in the performance of road and intersection and traffic movement patterns. This research was conducted by analyzing existing conditions and conditions after the construction of the interchange. MKJI (1997) is being used to calculate the capacity and free flow speed. SATURN 10.4 is used as auxiliary programme. This research was initiated by collecting data for road networks that will be made modeling. After the data is collected, then make a basic road network is then being made in the existing condition. In addition to road network, also required the origin destination matrix (OD). In this study, data origin destination matrix (OD) is obtained by searching the data base on traffic volume information. The next step, is road network loading. The result of the imposition of road networks are then tested its validity. After the value of validity is nearing the required value, a few scenarios are being made. The results show that there are problems in the existing condition of Simpang Jombor, which are having average degree of saturation of 0.81. After the construction of interchange, the average degree of saturation to be 0.38, but still there is a problem that is the intersection of the northern arm has a degree of saturation of 0.88 and a large public bus route changes. The problem is then solved by changing the intersection into a roundabout, where the terms are no longer arm of the intersection but interwoven. Average degree of saturation of the intersection to 0.28. For the election of public bus routes to consider the advantages and disadvantages as well as a manifestation of environmentally friendly transportation and fuel efficient.
Kata Kunci : Kawasan Jombor, simpang tak sebidang, SATURN 10.4, volume lalulintas, derajat kejenuhan, rute bus besar umum