PENGELOLAAN BANJIR SUNGAI SADAR DI KABUPATEN MOJOKERTO BERBASIS KONSERVASI
Anik Mutammima Kurniawati, Prof. Dr. Ir. Sunjoto, Dp.HE.DEA
2011 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Bencana AlamSungai Sadar adalah salahsatu sungai yang melintasi Kabupaten Mojokerto. Banjir pada Sungai Sadar Tahun 2006 – 2010, terjadi rata-rata 2 kali dalam satu tahun, terutama menggenangi Desa Gebangmalang dan Desa Tinggarbuntut (Dinas PU Pengairan Propinsi Jawa Timur, 2010). Kejadian banjir tanggal 7 – 8 Januari 2010, menunjukkan curah hujan pada waktu itu setara dengan kala ulang 2 tahunan dan menyebabkan genangan setinggi 1 m, menggenangi 800 rumah penduduk dan merusak 1200 Ha lahan pertanian (Dinas PU Pengairan Kabupaten Mojokerto, 2010). Pengelolaan banjir berbasis konservasi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto bersama-sama masyarakat antara lain dengan melakukan perubahan tataguna lahan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2029 (Alternatif 1), pemanfaatan recharge system pada 60% wilayah pemukiman (Alternatif 2), kombinasi antara Alternatif 1 dan Alternatif 2 (Alternatif 3), serta Alternatif 4 yaitu kombinasi penambahan kolam retensi dan recharge system. Metode analisis hidrologi dan hidrolika digunakan untuk menganalisa perubahan tinggi genangan yang dihasilkan oleh setiap alternatif. Hasil analisis terhadap Alternatif 1,2,3 dan 4 dengan curah hujan kalaulang 2 tahunan, menunjukkan adanya penurunan tinggi genangan pada Desa Gebangmalang dan Desa Tinggarbuntut berturut-turut menjadi 0,3 m, 0,7 m, 0,05 m dan 0,47 m. Alternatif terbaik sebagai solusi jangka pendek yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto bersama masyarakat, berdasarkan kemudahan proses dan waktu pelaksanaan adalah Alternatif 4. Pengelolaan banjir Sungai Sadar berbasis konservasi dengan Alternatif 4, yaitu berupa penambahan 2 kolam retensi di Desa Gebangmalang dan Desa Tinggarbuntut masing-masing dengan volume 4.105 m3 dan 3,5.105 m3, yang dilakukan bersama-sama dengan pemanfaatan recharge system pada 11,5% luas DAS. Alternatif selanjutnya yang dapat dilaksanakan sebagai solusi jangka panjang adalah Alternatif 1, yaitu dengan perubahan tataguna lahan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2029, dimana luas kawasan hijau adalah 30% dari luas DAS.
Sadar River is one of rivers passing through the Regency of Mojokerto. Between 2006 - 2010, average flood occurrence in this river was twice a year. The flood mainly caused inundation in Desa Gebangmalang and Desa Tinggarbuntut (the Agency of Public Works of the Province of Jawa Timur, 2010). A flood that occurred on January 7-8, 2010, showed rainfall at that time was equal to 2 years of period and the height was 1 meter inundating 800 houses and damaged 1200 Ha agricultural fields (the Agency of Irrigation-Public Works of the Regency of Mojokerto 2010). Flood management based on conservation can be carried out by the Regional Government of Mojokerto together with the people, such as applying land-use changing, to be in accordance to Masterplan (RTRW) of the Regency of Mojokerto for 2010-2029 (Alternative 1), utilizing the recharge system on 60% of settlement area (Alternative 2), and combining the Alternative 1 and Alternative 2 (Alternative 3), as well as combining the additional retention ponds and recharge system (Alternative 4). Hydrology and hydraulics analysis methods were used to analyze the changes of inundation height resulted from each alternative. Analysis results on Alternative 1,2,3 and 4 with 2 years of rainfall period showed that the inundation heights in Desa Gebangmalang and Desa Tinggarbuntut were 0.3 m, 0.7 m, 0.05 m and 0.47 m, respectively. The best alternative for short-term solution to be applied by the Regional Government of Mojokerto together with the people based on the process easiness and implementation time flexibility was the Alternative 4. Flood management based on conservation using the Alternative 4, which was adding 2 retention ponds in Desa Gebangmalang and Desa Tinggarbuntut, with each volume of 4.105 m3 and 3,5.105 m3 , together with recharge system utilization on 11.5% of the catchments. Alternative 1 is suitable for long term solution, which is by land-use changing based on the Masterplans of the Regency of Mojokerto 2010-2029, in which the green area is 30% of the catchment width.
Kata Kunci : tataguna lahan, recharge system, kolam retensi