Evaluasi Implementasi Sistem Electronic Loan Origination di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Ahadi Aprianto, Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt.,

2011 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Penggunaan teknologi informasi di lingkungan perbankan nasional semakin meningkat dan meluas, terutama dalam mendukung perusahaan dalam berkompetisi dan memperoleh keunggulan kompetitif. Mengikuti tren tersebut, salah satu bank terbesar di Indonesia, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, pada tahun 2008, mengimplementasikan sistem Electronic Loan Origination (eLO) untuk kredit produktif segmen usaha kecil sebagai salah satu penerapan teknologi informasi baru. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lengkap, rinci, jelas, dan sistematis mengenai peranan sistem eLO dalam mendukung strategi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tahun 2008 dan 2009. Penelitian didesain sebagai penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara dengan beberapa partisipan yang dipilih, dan penelitian dokumen-dokumen yang terkait. Metode analisis yang digunakan adalah content analysis melalui tinjauan kritis (critical review) untuk memperoleh gambaran lengkap, rinci, jelas, dan sistematis tentang beberapa aspek normatif yang diteliti guna mencari dan menemukan alasan pembenaran atau penolakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya enam faktor yang memicu atau mendorong implementasi sistem eLO, yakni respon positif Bank BNI terhadap ajakan pemerintah bagi peningkatan sumber pembiayaan kepada usaha kecil, perubahan model penyaluran kredit, implementasi ICONS, kredit segmen kecil yang dinilai lebih tahan terhadap krisis, potensi penerimaan keuntungan yang tinggi, dan keberhasilan implementasi eLO konsumtif. Penelitian juga mengungkapkan bahwa meskipun model skoring kredit dalam sistem eLO ditujukan untuk memberikan rekomendasi bagi disetujui atau ditolaknya sebuah aplikasi kredit, namun bagi para petugas kredit, hasil perhitungan skoring tersebut belum sepenuhnya menjadi landasan atau memberikan keyakinan atas keputusan yang diambil. Mereka memandang bahwa parameter-parameter skoring tidak mewakili proses pengambilan keputusan dan masih mengandalkan kemampuan judgmental. Dengan demikian, sistem eLO ini lebih tepat disebut sebagai sistem yang memadukan model skoring kredit dan judgmental. Berkaitan dengan strategi perusahaan, sistem eLO setidaknya memiliki tiga dimensi utama, yakni pengelolaan aktiva, profitabilitas, dan efisiensi, sehingga sistem eLO dinilai telah mampu mendukung strategi perusahaan di tahun 2008 dan 2009. Di samping itu, pengelolaan eLO secara EUC terbukti lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis, namun demikian, hal tersebut berpotensi menimbulkan gesekan kepentingan karena tercampurnya fungsi bisnis dan pemantauan, kurang efisien, serta berisiko tinggi karena kurang memadainya sumber-sumber daya dan pengelolaan risiko terhadap sistem eLO ini. Di sisi lain, pengenaan tingkat suku bunga pada produk-produk kredit yang diproses menggunakan sistem eLO merupakan kebijakan perusahaan atas skim produk-produk dimaksud dan bukan didasarkan atas proses kredit yang dilakukan melalui skoring.

The use of information technology in the banking industry sector has been growing rapidly, especially for supporting companies in competition and gain competitive advantages. Following this trend, one of the largest banks in Indonesia, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, has been implementing Electronic Loan Origination (eLO) for commercial loans as one of the new information technology since 2008. This research aims to provide a complete, detailed, clear, and systematic picture about the role of the eLO system in supporting the strategy of PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk in 2008 and 2009. The study was designed as a qualitative research approach of case study. Data collected through observations, interviews with selected participants, and review related documents. The analytical method used was content analysis through a critical review to obtain a complete, detailed, clear, and systematic picture about some aspects of normative research in order to seek and find some reasons for justification or rejection. The results show six factors that trigger or encourage the implementation of the eLO system, ie a positive response to the appeals for increasing in sources of financing to small businesses, changes in lending model, the implementation of ICONS, small segment loans that more resistant to crisis, high potential to revenue or profitability, and successful implementation of eLO for consumer loans. The study also reveals that although credit scoring models in the eLO system is intended to provide recommendations for approval or rejection of a credit application, but for loan officers, the calculation of the scoring has not fully become a basis or give confidence in the decisions. They believe that the scoring parameters do not represent the decision-making process so that they still rely on judgmental ability. In conclusion, the eLO system is more accurately described as a system that combines credit scoring models and judgmental analysis. Related to the company's strategy, the eLO system has at least three main dimensions, namely asset management, profitability, and efficiency, so the eLO system is considered to have been able to support the company's strategy in 2008 and 2009. In addition, developing and maintaining the eLO system by EUC proves a better able to meet the needs of the business. However, it has risks which are causing friction between business and monitoring functions, less efficient, and inadequate resources and worse risk management to the eLO system. On the other hand, the imposition of interest rate on the products that are processed by the eLO system is based on the firm policy only and not on a credit scoring process.

Kata Kunci : kredit usaha kecil, sistem informasi dan teknologi, model skoring kredit, electronic loan origination.