Laporkan Masalah

KAJIAN KERENTANAN BANGUNAN AKIBAT TSUNAMI SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA (STUDI KASUS KELURAHAN TEGAL KAMULYAN KECAMATAN CILACAP SELATAN KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH, INDONESIA)

Kelik Gunantoro, Prof. Dr. Ir. Radianta Triatmadja

2011 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Bencana Alam

Bencana tsunami 17 Juli 2006 yang melanda Cilacap hingga kebeberapa kabupaten menjadikan awal dari kegiatan mitigasi bencana seperti pembangunan sistem peringatan dini tsunami, pembangunan fasilitas evakuasi, pembuatan peta evakuasi, pembuatan peta daerah rawan tsunami di Kabupaten Cilacap. Kegiatan mitigasi ini sebagian besar didasarkan kepada studi ilmiah mengenai bencana alam gempa dan tsunami di Kabupaten Cilacap. Penelitian ini dilakukan berdasar pemodelan tsunami dengan 3 (tiga) skenario gempa yaitu Mw 8.0, Mw 8.3 dan Mw 8.6. Hasil pemodelan tsunami mempunyai pengaruh terhadap areal seluas 61,061 ha yang digunakan sebagai analisis terhadap faktor kerentanan bangunan. Porositas bangunan dalam penelitian ini digunakan sebagai nilai kerentanan yang terbagi menjadi porositas 0%, 20% dan 60%. Untuk tingkat bahaya digunakan hasil pemodelan tsunami yang di klasifikasikan berdasarkan ketinggian rendaman. Sebagai upaya mitigasi maka dalam penelitian ini melakukan klasifikasi jalan dan penentuan lokasi perlindungan (shelter) dengan mempertimbangkan waktu tempuh tsunami dan waktu peringatan dini. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa penyusunan peta kerawanan bangunan akibat tsunami dengan porositas bangunan sebagai element risk, peta bahaya rendaman tsunami, peta risiko bangunan dan peta jalur evakuasi.

Tsunami wave hitting Cilacap and surrounding area on July 17, 2006 has become the starting point of disaster mitigation activities, such as the development of tsunami early warning system, evacuation facilities, evacuation map, and map of tsunami hazardous zone. These mitigation activities are mostly based on scientific study on earthquake and Tsunami in the Regency of Cilacap. This study was carried out based on tsunami modeling using three earthquake scenarios: Mw 8.0, Mw 8.3 and Mw 8.6. Results of the tsunami modeling showed the 61.061 ha of affected area used for analyzing the factors of susceptibility of structures. Structure porosities of 0%, 20% and 60% were used for valuing susceptibility. Tsunami modeling results were used as hazardous level and classified based on the inundation height. As the mitigation effort, this study classified roads and determined the shelter location by considering the velocity of both tsunami and the early warning system. Results of this study were map of vulnerability of structures due to tsunami, with porosity of structure as the element risk, map of tsunami inundation, map of structure risk and map of evacuation route.

Kata Kunci : pemodelan tsunami, porositas bangunan, peta risiko, jalur evakuasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.