PEMANFAATAN BALAI PENGOBATAN BETHESDA WONOSARI OLEH MASYARAKAT GUNUNG KIDUL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Edy Wibowo, Dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA; Dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH, Dr. PH
2011 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/KIALatar Belakang: Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah tempat pemberi layanan kesehatan di Gunung Kidul meningkat sangat pesat , terutama pada pendirian balai pengobatan. Saat ini di Gunung Kidul terdapat 1 RSUD, 1 RSU swasta, 13 puskesmas, 6 RS bersalin, dan 40 balai pengobatan dengan jenis pelayanan pengobatan dasar. BP. Bethesda Wonosari berdiri sejak 6 tahun yang lalu di bawah kendali langsung manajemen RS. Bethesda Yogyakarta. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pemanfaatan BP/RB. Bethesda Wonosari oleh masyarakat Gunung Kidul dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus menggunakan metode kualitatif, yang dilaksanakan di BP. Bethesda Wonosari. Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari aksesibilitas (geografis, lokasi), bangunan, fasilitas, cara pembayaran pasien, moto, SDM, sistem monitoring dan evaluasi, etos kerja serta kecepatan layanan. Variabel terikat adalah pemanfaatan BP. Bethesda Wonosari berupa kunjungan pasien serta jenis pelayanan yang dimanfaatkan. Selanjutnya, data dianalisis secara kualitatif dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan yang penting dan memutuskan yang dapat disimpulkan. Hasil: Kemudahan administrasi dan kompetensi paramedis menjadi daya tarik pasien memanfaatkan layanan BP. Bethesda Wonosari. Kunjungan pasien cukup tinggi. Akses menuju lokasi maupun fasilitas bangunan masih perlu peningkatan. Sistem rotasi dokter dan pengelolaan SDM cukup menguntungkan BP. Bethesda Wonosari. Moto BP. Bethesda Wonosari membuat masyarakat merasa nyaman untuk datang berobat, selain menguatkan etos kerja pegawainya yang berbasis kemanusiaan. Pasien memilih BP. Bethesda Wonosari karena pelayanannya yang unggul, tetapi hal ini tidak diimbangi dengan monitoring dan evaluasi yang baik dari pimpinan unit kerja RS. Bethesda. Kesimpulan: Rumah sakit kecil dan berbasis kemanusiaan memiliki nilai kompetitif pada misi kemanusiaan dan pengelolaan sumber yang berbasis solidaritas dan kerja sama antar karyawan. Solidaritas karyawan terhadap pasien dan misi kemanusiaan tersebut dapat mendorong praktik layanan yang berpegang pada prinsip menolong lebih dulu tanpa memperhitungkan kemampuan ekonomi pasien. Solidaritas kemanusiaan tersebut juga mendorong kerja sama yang kuat, sehingga mampu memberikan respons pelayanan yang cepat.
Background: Within the last 5 years the number of the health care provider in Gunung Kidul is increased very rapidly, especially in the establishment of clinics. Currently there are 1 district general hospital in Gunung Kidul, 1 private hospital, 13 health centers, 6 maternity hospitals and 40 clinics with basic medical service. Bethesda Wonosari Clinic established since 6 years ago under the direct control of Bethesda Hospital management in Yogyakarta. Objectives: This study aimed to find out the utilization of Bethesda Wonosari Clinic by the people of Gunung Kidul and the factors that influence it. Methods: This study was a descriptive study that uses qualitative methods as the case study design, which was held at Bethesda Wonosari Clinic. The variables examined in this study were the independent variables such as accessibility (geographical, location), buildings, facilities, patient payment, motto, human resources, monitoring and evaluation systems, work ethic and speed of service; also the dependent variable that is the utilization of Bethesda Wonosari Clinic in the form of patient’s visit and the type of service that is utilized. Results: The ease of administration and the competence of paramedics attract the patients to use the services of Bethesda Wonosari Clinic. The access to location and building or facilities still needs improvement. Rotation system of doctors and human resource management were profitable enough for Bethesda Wonosari Clinic. The motto of Bethesda Wonosari Clinic made people feel comfortable to come for treatment besides reinforcing the employee’s humanitarian-based work ethic. Patients choose Bethesda Wonosari Clinic because of the excellent responsiveness, which unfortunately is not balanced with good monitoring and evaluation from Bethesda Hospital central office. Conclusion: The small and humanitarian-based hospital has a competitive value on a humanitarian mission. Employee solidarity to the patient and humanitarian mission could encourage the practice of principled service to help first without regarding the patient’s economic ability. This humanitarian solidarit
Kata Kunci : pemanfaatan RS, aksesibilitas, etos kerja, responsiveness, moto, mission statement.