Laporkan Masalah

POLA MAKAN SUKU ASLI PAPUA DAN NON PAPUA SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI KOTA JAYAPURA

SARNI RANTE ALLO BELA, dr. Bambang Djarwoto, Sp.PD-KGH.

2011 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/GK

Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu masalah dalam dunia medis dan kesehatan masyarakat. Prevalensi hipertensi di Kota Jayapura sebesar 23,8%. Penyakit hipertensi berada pada urutan ke 6 diantara 10 besar penyakit di RSUD Abepura Kota Jayapura. Faktor risiko pola makan yang mengandung tinggi lemak, tinggi natrium, rendah kalium serta konsumsi alkohol yang berlebih memiliki kontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Tujuan : Mengetahui perbedaan derajat hipertensi antara suku asli Papua dan non Papua, serta melihat pengaruh intake lemak, natrium, kalium dan konsumsi alkohol sebagai faktor risiko hipertensi pada tiap suku. Metode Penelitian : Penelitian observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol. Total sampel 248 yang terbagi dalam 62 kasus dan 62 kontrol pada masing-masing suku. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang pola konsumsi lemak, natrium, kalium, dan alkohol serta faktor risiko lainnya. Analisis data menggunakan uji statistik Independent t-test, Chi-Square, Maentel Haenszel serta Regresi Logistik Ganda. Hasil : Suku non Papua lebih berisiko 1,9 kali terkena hipertensi stage 2 dibanding asli Papua. Intake lemak suku asli Papua (OR=3,250) dan non Papua (OR=3,275) berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi. Intake natrium tidak berhubungan signifikan dengan hipertensi pada suku asli Papua, pada suku non Papua terdapat hubungan yang signifikan dengan hipertensi (OR=2,531). Terdapat hubungan yang signifikan antara intake kalium dengan hipertensi pada suku asli Papua (OR=2,348), namun pada suku non Papua, tidak berhubungan secara signifikan. Konsumsi alkohol pada suku asli Papua berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi (OR=2,343), namun pada suku non Papua, tidak berhubungan signifikan. Analisis multivariate menunjukkan faktor yang berkontribusi terhadap kejadian hipertensi pada suku asli Papua antara lain stress psikososial, konsumsi alkohol, riwayat keluarga hipertensi, intake kalium. Pada suku non Papua antara lain intake lemak, intake natrium dan obesitas. Kesimpulan : Suku non Papua cenderung terkena hipertensi stage 2 dibanding suku asli Papua. Pada suku asli Papua, intake lemak lebih (>30%), intake kalium yang kurang (< 2000 mg) dan konsumsi alkohol berlebihan (≥2 gelas per hari) merupakan faktor risiko hipertensi. Pada suku non Papua, intake lemak lebih (>30%) dan intake natrium lebih (≥2300 mg) merupakan faktor risiko hipertensi.

Background : Hypertension is one of the problems in the medical and Public Health. The prevalence of hypertension in Jayapura City is 23,8%. Hypertensive disease was ranked 6th among the top 10 diseases in Abepura Hospital. The risk factors, diet containing high fat, high sodium, low potassium and excessive alcohol consumption has contributed to the increasing of blood pressure. Objective: To determine the degree of hypertension difference between indigenous Papuans and non-Papuans, and the effect of intake of fat, sodium, potassium and alcohol consumption as risk factors for hypertension in each Tribes. Methode: The study was an observational analytic with a case control design. Samples are 248 which is divided in 62 cases and 62 controls on each tribe. Data was collected by a questionnaire about the consumption of fat, sodium, potassium, alcohol. Data analysis using statistical Independent t-test, Chi-square, Maentel-Haenszel, Multiple Regression Logistic. Results: Non-Papuans tribe had 1.9 times higher risk of hypertension stage 2. Fat intake of indigenous Papuans (OR=3.250) and non-Papuans (OR=3.275) correlated significantly with hypertension. Sodium intake was not significantly associated with hypertension in indigenous Papuans, but the non-Papuans, have a significant relationship (OR=2.531). There was a correlation between potassium intake with hypertension in indigenous Papuans (OR=2.348), but the non-Papuans, was not significant. Consumption of alcohol on indigenous Papuans was significantly associated with hypertension (OR=2.343), but non-Papuans, was not related significantly. Multivariate analysis showed that Psikososial stress, consumption of alcohol, family history of hypertension, and potassium intake were contribute in indigenous Papuans. Intake of fat, Sodium intake, and obesitas were contribute for the hypertension in non-Papuan tribes. Conclusion: non-Papuans tribe prone to had hypertension stage 2. In Papuans, intake of fat (> 30%), potassium intake (<2000 mg) and excessive alcohol (≥ 2 glasses/day) were risk factors for hypertension. In the non-Papuan tribes, intake of fat (> 30%) and sodium intake (≥ 2300 mg) were risk factors for hypertension.

Kata Kunci : Hipertensi, intake lemak, intake natrium, intake kalium, konsumsi alkohol, suku asli Papua dan non Papua


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.