PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN ISOTONIK ALAMI BERBASIS EKSTRAK TEPUNG PISANG KEPOK KUNING (MUSA PARADISIACA FORMAL TYPICAL) DAN PENGARUHNYA TERHADAP REHIDRASI
Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, Prof. Dr. Ir. Murdjati Gardjito
2011 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/GKLatar Belakang. Kondisi dehidrasi bila dibiarkan akan memberi dampak kesehatan sehingga perlu segera dipulihkan. Minuman isotonis mampu memulihkan dehidrasi. Pengembangan produk ini belum ada yang memanfaatkan bahan alami. Pisang kapok kuning banyak dikembangkan menjadi tepung pisang, namun pemanfaatannya sebagai bahan minuman isotonis belum ada. Agar pengembangan produk minuman ini lengkap, pengujian efek minuman terhadap rehidrasi cairan tubuh perlu dilakukan pula. Tujuan. Mengembangkan produk minuman isotonis berbasis ekstrak tepung pisang kepok kuning dan mengetahui pengaruhnya terhadap rehidrasi. Metode. Tahap pertama untuk pengembangan produk merupakan penelitian eksperimental murni yang meliputi proses pembuatan tepung, analisis karbohidrat dan elektrolit, formulasi minuman dan uji osmolaritas. Tahap kedua untuk uji rehidrasi merupakan penelitian eksperimental dengan cross over design melibatkan 16 subjek yang dibagi menjadi 2 kelompok. Subjek dikarantina selama 2 hari kemudian diberikan cairan sebanyak 500 ml Plain water (PW) dan Banana Isotonic Drink (BID) dengan wash-out periode antar perlakuan adalah 7 hari. Indikator denyut jantung, tekanan darah, pulse pressure, mean arterial pressure (MAP), berat badan (BB), hemoglobin (Hb), hematokrit (HCT), volume darah dan urin.dinilai sebelum, setelah perlakuan dan sesudah 2 jam rehidrasi. Hasil. Tepung pisang kepok kuning berumur 105 hari sebagai bahan baku minuman isotonis mengandung karbohidrat total, Glukosa, Fruktosa, Sukrosa, Natrium, NaCl dan Kalium per 100 g bahan secara berurutan adalah 83.75%, 0.091%, 0.017%, 0%, 0.1405%, 0.0755 %, 0.2580 g. Formula minuman per 100 ml air adalah 28,66 g tepung pisang, 0.117 g garam dapur, 4 g gula dengan tingkat osmolaritas 269 mOsm. Hasil uji rehidrasi menunjukan bahwa ada perbedaan signifikan setelah perlakuan pada indikator volume urin, denyut jantung, diastolik, sistolik berdiri dan MAP(P<0.05). Tidak ada perbedaan signifikan setelah perlakuan pada Hb, HCT, BB, Denyut jantung, sistolik berbaring, delta sistolik dan pulse pressure (P>0.05). Ada beda signifikan antara PW dan BID pada pemantauan sistolik berbaring dan sistolik berdiri (P<0.05). Kelompok BID lebih baik dari kelompok PW. Tidak ada beda signifikan antara pemberian PW dan BID pada pemantauan Hb, HCT, volume urin, berat badan, denyut jantung, diastolik, delta sistolik, pulse pressure dan MAP (P>0.05). Kesimpulan. Formulasi minuman isotonis berbasis tepung pisang kepok kuning yang memiliki osmolaritas sesuai standar minuman isotonis telah diketahui, meskipun hanya merupakan tahapan awal dari pengembangan produk. Uji klinis dengan intervensi pemberian minuman BID mampu memperbaiki status hidrasi pada penundaan pembentukan volume urin, mengurangi kerja jantung dalam mempertahankan volume tubuh melalui penurunan tekanan darah dan kestabilan denyut jantung.
Background. Hot temperatures increase the risk of dehydration. Isotonic beverage has been developed to prevent it but not with a natural material. Banana is a fruit that contains carbohydrates and electrolyte. Fluid can prevent dehydration. It should contain electrolytes with certain osmolarity. Banana isotonic drinks (BID) was developed and the study of it efficacy need to be evaluated. Objective. This research aims to create formulation of isotonic drink based on banana flour extraction. This study aims was also to determine the difference effect of BID and plain water (PW) of body hydration Methods. The first stage for the product development was an experimental research that includes the creation of flour, carbohydrate and electrolyte analysis, and osmolarity test of formulation drinks. The second stage was an experimental research to test the effect of rehydration with cross-over design involving 16 subjects who were divided into 2 groups. Subjects quarantined for 2 days and then given fluids of 500 ml plain water (PW) and Banana isotonic Drink (BID) with a wash-out period was 7 days between trial. Indicators of heart rate, blood pressure, mean arterial pressure (MAP), pulse pressure, body weight (BW), hemoglobin (Hb), hematocrit (HCT), blood volume and urin were assesd before, after treatment and after 2 h rehydration. Results. These drinks has succeeded develop with the basic materials of 105 days old of banana flour extraction. Each 100 ml waters contain of 24% banana flour, salt and sugar in small amounts. The drink is making simply by dissolving the material into cold water. The result showed that indicator of hydration differed significantly after receiving the intervention (P<0.05) on urine volume, heart rate, diastolic, upright systolic, and MAP. There were significant different between group in systolic pressure (P<0.05). Conclusion. BID is able to improve the hydration of the body through the mechanism of maintaining body volume and slowing down the urine formation.
Kata Kunci : Minuman Isotonis, Tepung Pisang Kepok Kuning, Rehidrasi.