EVALUASI KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA: KEAHLIAN ATAU KEBERUNTUNGAN
Devvy Rusli, Prof. Dr. Jogiyanto HM., MBA
2011 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi/Akuntansi TerapanKesuksesan investasi merupakan kombinasi keahlian dan keberuntungan, membedakan dua hal ini sangat penting untuk pengambilan keputusan karena keahlian relatif permanen, sedangkan keberuntungan secara definisi tidak. Manajer investasi yang ahli tahun ini mungkin akan tetap ahli tahun berikutnya. Manajer investasi yang beruntung tahun ini, kemungkinan tidak lagi beruntung tahun berikutnya dibanding manajer lainnya. Namun keahlian dan keberuntungan tersebut tidak dapat diobservasi secara independen, yang dapat diobservasi adalah hasil kombinasi keduanya, yaitu kinerja. Penelitian ini menggunakan Jensen alfa sebagai proksi pengukur kinerja reksa dana saham di Indonesia dan metodologi cross-section bootstrap untuk membedakan keahlian dan keberuntungan pada kinerja reksa dana individual. Perioda penelitian adalah tahun 2007-2009 dengan jumlah sampel 27 reksa dana saham di Indonesia. Temuan penelitian menunjukan bahwa kinerja positif reksa dana (outperformance) untuk 5 reksa dana terbaik dapat diatribusikan pada keberuntungan, tetapi 15 reksa dana dengan alfa positif berikutnya diatribusikan pada keahlian. Sedangkan untuk reksa dana underperformance disimpulkan kinerja negatif mereka karena ketidak keberuntungan. Penelitian ini menyatakan bahwa kinerja reksa dana terbaik tahun ini belum tentu superior tahun depan dan kinerja reksa dana terburuk tahun ini juga belum tentu inferior tahun depan.
Successful investing is based on a combination of skill and luck. Distinguishing between the two is critical for forwardlooking decision making because skill is relatively permanent, while luck, by definition, is not. An investment manager who is skillful this year presumably will be skillful next year. An investment manager who was lucky this year is no more likely to be lucky next year than any other manager. The problem is that skill and luck are not independendy observable. Instead, all that can be observed is their combined impact, which is called performance. This study apply Jensen’s Alpha as proxy equity mutual fund performance measurement in Indonesia and a cross-section bootstrap methodology to distinguish between skill and luck for individual funds. Observation period is 2007 to 2009, 27 samples of Indonesia equity mutual funds. Findings of this study indicate that performance of top 5 mutual funds are attributable to luck, but the rest of positive performance (15 mutual funds) are attributable to skill. While the mutual funds underperformance are attributable to bad luck. This study infer that best and worst performance is solely due to luck, the superior manager this year no more likely to be superior next year and inferior manager this year no more likely to be inferior next year than any other manager.
Kata Kunci : Kinerja Reksa Dana, Bootstrap, Jensen Alfa