EVALUASI EFEKTIVITAS DIURETIK PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN KOMPLIKASI ASITES YANG DIRAWAT DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Annisa Farida Muti, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.

2011 | Tesis | S2 Mag.Farmasi Klinik

Pada prinsipnya, penanganan asites adalah membuat keseimbangan natrium menjadi negatif yaitu salah satunya dengan pemakaian diuretik terutama untuk asites sedang dan berat. Penggunaan diuretik dalam penatalaksanaan terapi asites segera dilakukan dengan mempertimbangkan efikasi yang rendah dari pembatasan diet natrium dan tirah baring (bed rest) (Kashani et al., 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan diuretik dan untuk mengevaluasi efektivitas diuretik terhadap perkembangan respon pasien sirosis hati dengan komplikasi asites, beserta karakteristiknya di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif di Instalasi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama Januari-Desember 2009. Evaluasi efektivitas terapi diuretik dinilai berdasarkan perkembangan respon pasien yaitu tercapainya target penurunan berat badan harian sampai dengan hari ke-5 pemberian diuretik sebesar 0,3-0,5 kg/ hari (pasien tanpa edema perifer) dan 0,5-1,0 kg/ hari (pasien dengan edema perifer). Dilakukan pula evaluasi untuk melihat pengaruh diuretik terhadap penurunan lingkar perut harian dan peningkatan volume urin harian. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif analitik. Dari sebanyak 35 pasien sirosis hati dengan komplikasi asites, terdapat 8 pasien (22,86%) menerima diuretik tunggal spironolakton dan 27 pasien (77,14%) menerima diuretik kombinasi spironolakton-furosemid. Karakteristik pasien (adanya edema perifer dan tingkatan Child Pugh Score) berbeda tidak bermakna antara kelompok pasien yang menggunakan spironolakton dan kelompok yang menggunakan kombinasi spironolakton dan furosemid, masing-masing p=0,477 dan p=0,229. Rata-rata penurunan berat badan harian kelompok pasien yang menggunakan spironolakton adalah 0,5 kg/hari (tanpa edema perifer) dan (0,92±0,14) kg/hari (dengan edema perifer), dimana keduanya berbeda bermakna p=0,002; sedangkan pada kelompok pasien yang menggunakan kombinasi spironolakton dan furosemid adalah (0,54±0,13) kg/hari (tanpa edema perifer) dan (0,96±0,29) kg/hari (dengan edema perifer), dimana keduanya berbeda bermakna p=0,006. Hasil signifikansi statistik yang sama terdapat pula pada rata-rata penurunan lingkar perut harian dan rata-rata peningkatan volume urin kedua kelompok, baik tanpa edema perifer dan dengan edema perifer. Pemberian terapi diuretik efektif menurunkan asites yang terjadi pada pasien sirosis hati. Hasil ini berdasarkan respon yang dicapai (penurunan berat badan harian) baik pada kelompok spironolakton maupun kombinasi spironolakton dan furosemid.

The principal of ascites therapy is to make turn sodium balance into negative, as example by using a diuretic agent specially for moderate and heavy ascites. The use of diuretic agent in the therapy of ascites should be done regarding the low efficacy of sodium restriction and bed rest (Kashani, et al., 2007). The objectives of this research are to examine the profil of diuretic`s use and to evaluate the effectivity of diuretic agent to the respon of patient who have cirrhosis hepatic with ascites and its characteristic at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. This research is an observasional type by collecting the data retrospectively in Medical Record Instalation of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta during January-Desember 2009. The evaluation of effectivity of diuretic`s therapy is based on the response of patient on achieving daily loss of body weight until on fifth day of diuretic agent administration 0,3-0,5 kg/day (for patient without peripheral edema) and 0,5-1,0 kg/day (for patient with peripheral edema). Beside that, evaluation of abdominal girth and urine volume has been done too. The data is processed by using analytical descriptive method. On 35 patients who have cirrhosis hepatic with ascites, there are 8 patients (22,86%) received single diuretic spironolacton and 27 patients (77,14%) received combination of diuretic agent spironolacton-furosemid. In relation with patient`s characteristic (peripheral edema and Child Pugh Score), there is no significant difference between two groups, which p=0,477 and p=0,229 respectively. The average of daily loss of body weight on group who use spironolactone: 0,5 kg/day (without peripheral edema) and (0,92±0,14) kg/day (with peripheral edema), there is significant difference between both of them (p=0,002). Besides, the average of daily loss of body weight on group who use combination of spironolactone and furosemide: (0,54±0,13) kg/day (without peripheral edema) and (0,96±0,29) kg/day (with peripheral edema), there is significant difference between both of them (p=0,006). The same result is found in the average of daily loss of abdominal girth and daily elevation of urine volume between two groups, for both without and with peripheral edema. The diuretic therapy is effective to low ascites that is happened on patient who suffer cirrhosis hepatic. This result is based on the response achieved (daily loss of body weight) for both group who received spironolacton and combination of spironolacton-furosemid.

Kata Kunci : diuretik, sirosis hati, asites, penurunan berat badan harian, penurunan lingkar perut harian, peningkatan volume urin harian