KAJIAN SEDIMENTASI MUARA SUNGAI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

Tri Puji Astuti, Dr. Ir. Istiarti, M.Eng.

2011 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Bencana Alam

Sungai Pekalongan merupakan bagian hilir dari Sungai Kupang yang berada di wilayah Kota Pekalongan. Hulu sungai terletak pada titik awal sudetan dan berhilir di Laut Jawa. Untuk mengurangi terjadinya banjir yang sering terjadi di wilayah Kota Pekalongan, pada tahun 2003 dibuat sudetan (flood way) yang menghubungkan Sungai Kupang dengan Sungai Banger. Dengan penyudetan ini diharapkan pada saat terjadi debit puncak tahunan, debit Sungai Kupang tidak melimpas sehingga daerah di sekitar Sungai Pekalongan akan aman dari banjir. Namun demikian, beberapa pihak menyebutkan bahwa sudetan mengakibatkan penggelontoran Sungai Pekalongan menjadi berkurang sehingga sedimen tidak bisa bergerak ke laut. Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, muncul pertanyaan apakah benar bahwa penyudetan mengakibatkan meningkatnya sedimentasi yang terjadi di Muara Sungai Pekalongan. Untuk mengetahui fenomena di atas maka dilakukan kajian mengenai pengaruh pembuatan sudetan terhadap kapasitas transpor sedimen, transpor sedimen total, dan perubahan elevasi dasar di muara Sungai Pekalongan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) versi 4.0, adapun data yang digunakan merupakan data-data sekunder yang didapatkan dari instansi pemerintah maupun pihak lain yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan sudetan mengakibatkan debit yang mengalir ke Muara Sungai Pekalongan berkurang 19.78%. Pada akhir simulasi, adanya debit lateral flow pada kondisi tanpa sudetan tidak menimbulkan perbedaan yang signifikan pada profil muka air (selisih perbedaan 0.99%), namun menaikkan kecepatan aliran 22.9%. Kenaikan kecepatan aliran ini meningkatkan kemiringan garis energi 40.4%, tegangan geser 40.7%, dan turut mempengaruhi kapasitas transpor yang naik 84.8%. Kapasitas transpor yang lebih besar akan meningkatkan gaya gerus sedimen dasar dan meningkatkan jumlah sedimen yang terangkut (tertranspor) sehingga elevasi dasar akhir simulasi kondisi tanpa sudetan lebih rendah 0.19% dan transpor sedimen total lebih banyak 8.8%. Tidak terlihat perbedaan yang berarti pada elevasi dasar pada akhir simulasi antara kondisi tanpa dan dengan sudetan (selisih perbedaan 0.19%). Dengan demikian kondisi dengan sudetan lebih menguntungkan karena adanya sudetan dapat mengatasi permasalahan banjir yang sering terjadi di wilayah Kota Pekalongan.

Pekalongan River is a downstream of Kupang River located in the area of Pekalongan City. The upper course is located in the earlier part of floodway with a downstream in Java Sea. On 2003 floodway was built as shortcut connecting Kupang River to Banger River for reducing floods frequently occured in areas of Pekalongan City. By the floodway it can be expected that when annual maximum peak discharge occurred, the discharge of Kupang River does not overflow, so areas around the two rivers in the City will be relatively safe from floods. However, several parties mentioned that the floodway caused the decreased overflow of the rivers and sediments could not carry to the sea. Based on the statement, a question asked is whether or not the floodway encourages the increased sedimentation in estuaries of the two rivers in Pekalongan City. This study was conducted to find out the effect of the building of floodway on mass capacity, mass out cumulative,, and change in invert elevation change in estuaries of the rivers in Pekalongan City. Simulations were done by using the Hydrologic Engineering Center - River Analysis System (HEC-RAS) software version 4.0. The study used secondary data obtained from government instances and other parties related to the study. Result of the study indicates that the building of floodway made discharge of the two rivers in Pekalongan City that flowed to lands from the confluence of Banger River and Kupang River to estuaries decreased at approximately 19.78%. At the end of simulation, discharge of lateral flow prior the building of floodway did not have significant difference in water surface profile with rate of 0.99 %, but increased flow velocity of 22.9%. The higher flow velocity increased the energy grade slope of 40.4%, the shear stress of 40.7%, dan the higher transport capacity of 84.8%. The larger transport capacity will be able to crush the larger bed of two rivers and increase the number of transported sediment, so the invert elevation of the end of simulation without shortcut was lower of 0.19% while total sediment transport was larger of 8.8%. There was no significant difference in invert elevation of the end of simulation between condition with and without the shortcut (0.19%). Therefore, it can be concluded that condition with shortcut was better because the shortcut could overcome the flood problems frequently occured in the area of Pekalongan City.

Kata Kunci : sudetan (floodway), kapasitas transpor, sedimentasi, elevasi dasar