HUBUNGAN STATUS VAKSINASI BCG DENGAN KEJADIAN KUSTA DI KABUPATEN BREBES PROVINSI JAWA TENGAH

Pramono Haryadi, SKM, Prof. Dr.dr. Hardyanto, SpKK(K).

2011 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/EL

Latar belakang: Penyakit kusta menjadi masalah kesehatan di Asia Tenggara, wilayah Amerika dan Afrika. Sekitar 67% kasus baru di Asia Tenggara. Tahun 2007, Indonesia menempati urutan ke 3 penemuan kasus kusta terbanyak setelah India dan Brazil yaitu 17.682 kasus. Penemuan kasus pada tahun 2007 (17.682 kasus) masih lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2002 (12.377 kasus). Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 tertinggi di Kabupaten Brebes (268 kasus), kabupaten Tegal (203 kasus) kabupaten Pekalongan (131 kasus). Vaksinasi BCG memberikan perlindungan 80% pada umur 0-15 tahun, memberi perlindungan 40% pada umur 0-4 tahun. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit kusta antara lain terjadinya kontak dengan penderita kusta, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status vaksinasi BCG dengan kejadian klinis kusta di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan case control study yang mengambil wilayah penelitian di Kabupaten Brebes. Pengambilan sampel dengan systematic random sampling dengan jumlah sampel 234 subjek yang terdiri dari 117 sebagai kasus dan 117 sebagai kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner. Analisis data dengan analisis bivariat dengan uji chi square serta analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: Subjek penelitian tidak terdapat parut BCG 61,1%, laki-laki 59,8%, usia > 15 tahun 82.5%, Pendidikan ≤ SLTP 88,9%, bekerja 90,6%, tidak mengalami kontak serumah 84.2%. Sebagian besar kasus kusta terjadi pada subjek yang tidak terdapat parut BCG, jenis kelamin laki-laki, usia > 15 tahun, pendidikan ≤ SLTP, bekerja, tidak kontak serumah. Terdapat hubungan yang signifikan antara parut BCG dengan kejadian kusta OR 0,37 (95% CI; 0,215-0,638). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan dengan kejadian kusta p = > 0,05. Kontak serumah lebih banyak dijumpai pada kelompok kasus dibanding dengan kontrol OR 4,49 (1.955-10,314). Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel parut BCG dalam melindungi kejadian kusta sebesar 5,5% dan tidak kontak serumah sebesar 6,4% Kesimpulan: Parut BCG memberi perlindungan terhadap kejadian kusta sebesar 63% di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.

Background: Leprosy is a health problem in Southeast Asia, America and Africa. There are about 67% of new cases in Southeast Asia. In 2007 Indonesia was in the third rank of leprosy case findings the biggest after India and Brazil, i.e. 17,682 cases. Case finding in 2007 was still higher than in 2002 (12,377 cases). At the Province of Jawa Tengah in 2008, the highest was found at District of Brebes (268 cases), District of Tegal (209 cases) and District of Pekalongan (131 cases). BCG vaccination gives protection as much as 80% at the age of 0-15 years old and 40% at the age of 0-4 years old. Some factors that can affect the prevalence of leprosy are, among others, contact with leprosy patients, sex, age, education, and occupation. Objective: The study aimed to identify association between status of BCG vaccination and the clinical prevalence of leprosy at District of Brebes, Province of Jawa Tengah. Method: The study was analytic observational with case control study design carried out at District of Brebes. Sampling used systematic random sampling technique with as many as 234 samples consisting of 117 cases and 117 control. Data were obtained through questionnaire. Data analysis used , bivariate with chi square and multivariate with logistic regression technique. Result: There was no scar of BCG in 61.1% of the subject; 59.8% of the subject were male; 82.5% were above 15 years old; 88.9% were below or of junior high school education; 90.6% had an occupation; 84.2% did not live in the same house with the patient. Leprosy cases mainly happened to the subject with no BCG scar, male, over 15 years old, below or of junior high school graduate, had an occupation, had no contact with the patient. There was significant association between scar of BCG and the prevalence of leprosy OR 0,37 (95% CI; 0,215-0,638). There was no significant association between sex, age, education and occupation and the prevalence of leprosy p>0.05. Contact with the patient was more commonly found in the case group than in the control group OR 4.49 (1.955-10.314). The result of multivariate analysis showed that variables of BCG scar predicted the prevalence of leprosy as much as 5.5% and contact with the patient as much as 6.4%. Conclusion: BCG scar provide protection to the prevalence of leprosy at District of Brebes, Province of Jawa Tengah.

Kata Kunci : kejadian kusta, faktor risiko, kabupaten brebes.