Laporkan Masalah

ANAK PEREMPUAN MENUJU TWEEN: PERUBAHAN KONSTRUKSI SUBYEK ANAK PEREMPUAN MELALUI TEKS FASHION DAN KECANTIKAN DALAM MAJALAH GIRLS

Satiti Ingastrin, Prof. Dr. Faruk HT

2011 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Girls adalah satu-satunya majalah di Indonesia hingga saat ini yang memuat artikel tentang fashion dan kecantikan; sebuah topik yang membedakannya dengan majalah anak lain dan jarang ditemukan dalam bungkus majalah anak. Penelitian ini dibuat untuk menganalisa bagaimana teks fashion dan kecantikan ini mungkin mempengaruhi perubahan konstruksi subyek anak perempuan. Girls, sebagai sebuah majalah, nampak melakukan imitasi terhadap konstruksi tentang tween yang ada di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Australia ke dalam konstruksi anak perempuannya. Tween adalah seseorang yang berusia 8 hingga 12 tahun dan memiliki karakter berada diantara anak dan remaja. Fokus penelitian ini adalah pada upaya melihat perubahan sosial yang melatarbelakangi konstruksi ini dengan melakukan penelitian terhadap teks linguistik. Selain itu, disebabkan karena ingin melihat keterhubungan teks dengan konteks dan efek apa yang mungkin dihasilkan, penelitian ini melandaskan diri pada model analisis wacana kritis Fairclough dan terutama memanfaatkan ide Fairclough tentang diskursus dan perubahan sosial. Teks linguistik adalah yang menjadi sorotan. Penelitian ini menemukan bahwa meski manifestasi tween nampak dalam diskursus tentang anak perempuan, tetapi anak perempuan Girls berada pada batas diskursus dominan anak di Indonesia. Meski demikian, konstruksi yang baru ini tidak dengan sendirinya menjadi lebih positif, karena pada dasarnya ia hanya menawarkan satu bentuk norma untuk anak perempuan, yaitu menjadi feminin. Selain itu, perbedaan diskursus anak perempuan di Indonesia dan negara asing terjadi karena perbedaan konteks sosial yang melatarbelakanginya, bukan karena perbedaan cara pandang tentang ketabuan.

Until today, Girls is the only children magazine in Indonesia (aimed at girls) that covers fashion and beauty articles. This is seen peculiar since fashion and beauty articles is not common for a children magazine. Thus it differentiates it from the rest children magazines in Indonesia. This research is conducted in order to analyze whether fashion and beauty text might contribute to the changing construction of girls subject. Girls seems to imitate tween construction from countries like United States and Australia and incorporates it into its construction on girls subject. Tween is someone aged between 8-12 and its character is known between children and teenagers. The focus of this research is to link social change to the change of girls subject construction that becomes that background of this shift based on linguistic-text research. Furthermore, in order to see the connection between text and its context, and also to the effect it brings, this research based itself on Fairclough’s critical discourse analysis, and especially to Fairclough’s idea on discourse and social change. Linguistics text is the main concern here. This research finds out that although tween is clearly manifested inside the text, but Girls’ girls are constructed in the boundary of girls (children) dominant discourse in Indonesia. Nevertheless, this construction does not make it more positive than tween. Basically since it offers only one norm for girls; femininity. Another finding is that differences in discourse and construction are based more on the differences on social context, rather than the differences of norms or value.

Kata Kunci : diskursus, perubahan sosial, teks linguistik, femininisasi, tween, anak perempuan Girls, KKG.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.