TINGKAT RESURJENSI WERENG BATANG PADI COKELAT PADA BERBAGAI VARIETAS PADI SETELAH APLIKASI DELTAMETRIN

Laurens Petrus Frits Mili, Prof. Dr. Ir. Y. Andi Trisyono, M.Sc.

2011 | Tesis | S2 Ilmu Hama Tumbuhan

Nilaparvata lugens (Wereng Batang Padi Cokelat) masih merupakan hama utama pada tanaman padi, dan deltametrin pada kenyataannya masih digunakan petani padi untuk pengendalian hama selain N. lugens. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek samping residu deltametrin terhadap N. lugens, khususnya dilihat dari aspek keperidian dan viabilitas telur. N. lugens dewasa yang baru berumur < 24 jam dipaparkan pada tiga varietas padi (umur 30 hari setelah tanam) dengan tingkat ketahanan berbeda : IR-64 (tahan), Cisadane (moderat), Intani-2 (peka) yang dua hari sebelumnya telah diaplikasi dengan deltametrin kosentrasi 50 ppm. Parameter yang diamati meliputi mortalitas imago, jumah telur yang dihasilkan dan nimfa baru yang terbentuk. Perlakuan deltametrin dan varietas padi tidak memberikan pengaruh interaksi yang signifikan terhadap semua variabel yang diamati. Residu deltametrin masih menyebabkan mortalitas N. lugens (48,5%). N. lugens yang hidup mempunyai keperidian yang lebih rendah dibandingkan kontrol, dan residu deltametrin tidak berpengaruh terhadap penetasan telur. Jumlah nimfa yang dihasilkan pada kontrol (33,3 nimfa/imago) lebih banyak dibandingkan tanaman padi yang mendapat perlakuan deltametrin (21,3 nimfa/imago). Keperidian dan jumlah nimfa yang di hasilkan oleh N. lugens pada varietas peka (Intani-2 = 179,0 telur/rumpun) lebih tinggi dibandingkan dengan varietas tahan (IR-64 = 124,4 telur/rumpun). Residu deltametrin juga menekan laju makan N. lugens pada ketiga varietas padi, namun N. lugens mempunyai laju makan yang lebih tinggi pada varietas peka (Intani 2 = 20,6 mm2) dibandingkan varietas tahan (IR-64 = 10,4mm2). Pada pengujian ini deltametrin tidak menyebabkan resurjensi N. lugens meskipun pada varietas peka.

Nilaparvata lugens (the rice brown planthopper) is a major insect pest on rice, and deltamethrin is, in fact, currently used for controlling rice pests other than N. lugens. The objective of this research was to determine the side effect of deltamethrin, parculticularly on the adult mortality, fecundity, and viability of eggs. The experiments were arranged in a 2x3 factorial design. Fifhteen pairs of newly emerged adults (<24 h) were exposed on three rice varieties (IR-64: resistant; Cisadane: moderate resistant; and Intani-2: susceptible to N. lugens) aged 32 d. The rice plants were sprayed with 50 ppm deltamethrin 2 d before realease. The same experiment was set, except the number of N. lugens used was only five pairs. Interaction between deltamethin and rice variety was absent in all parameters observed. Residue of deltamethrin caused higher adult mortality in both experiments. Adults surviving from deltamethrin produced less number of eggs resulting less number of nymphs (21.7 nympns/adult) in comparison with the control (33.3 nymphs/adult). Similer results were achieved from the second experiment (26.4 and 49.9 eggs/female) for deltamethrin and the control, respectively. Number of eggs produced from all surviving felames in susceptible variety (Intani-2= 179 eggs/hill) wos higher than that in the resistant variety (IR-64= 125.4 eggs/hill). Furthermore, the residue reduced the feeding rate of adults. Adults fed at higher rate on the susceptible variety than that in the resistant variety. These effects might have contributed to the decrease in the fecundity following application of deltamethrin. These findings show that residue of deltamethrin applied to adults under condition of this experiment did not cause resurgence of N. lugens even when N. lugens lived on the susceptible rice variety.

Kata Kunci : Nilaparvata lugens, resurjensi, deltametrin