Laporkan Masalah

STUDI DAMPAK PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. FREEPORT INDONESIA TERHADAP KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT TUJUH SUKU DI TIMIKA

Henderina Morin, SE, Prof. Dr. Muhadjir Darwin, M.P.A.

2011 | Tesis | S2 Manajemen dan Kebijakan Publik

Sejak perusahaan pertambagan terbesar dan bermodal asing pertama di Indonesia mulai melakukan eksploitasi di kabupaten Timika propinsi Papua, eksploitasi terhadap sumberdaya alam menimbulkan konflik, konflik sumber daya alam yang terjadi antara masyarakat tujuh suku (dua suku besar dan lima suku kekerabatan) dan perusahaan. Kehadiran PT FI di Kabupaten Timika berdampak negatif dimana terjadi masalah sosial terpinggirkannya masyarakat Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan, masalah lingkungan,limbah tailing hampir 1 milyar ton waste rock yang menghancurkan gunung gasberg,tercemarnya sungai aijwa, meluapnya danau wanagon, dan masalah pelanggaran Ham, pembunuhan dan penghilangan orang, penyiksaan dan kekerasan seksual dilokasi dan sekitar tambang. Konflik sosial masyarakat tujuh suku dengan perusahaan Freeport terjadi terus dan berkepanjang, dan perusahaan telah berkomiten untuk menyisihkan pendapatan kotor perusahaan untuk pengembangan masyarakat tujuh suku (dana satu persen). Berdasarkan hal tersebut sehingga sangat menarik malakukan penelitian dengan judul “STUDI DAMPAK PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT FREEPORT INDONEDIA TERHADAP KONFLIK SOCIAL MASYARAKAT TUJUH SUKU DI KABUPATEN TIMIKA PAPUA”, dengan rumusan masalah : Bagaimana Dampak pengembangan program Corporate Social Responsibiliy oleh PT FI melalui LPMAK dengan program pengembangan masyarakat tujuh suku terhadap pola konflik sosial pada masyarakat tujuh suku di Papua? Apa isi program CSR dan Bagaimana Efektivitas program CSR dalam meredam konflik sosial antara masyarakat dengan perusahaan, masyarakat tujuh suku dengan pendatang, dan masyarakat lokal dengan masyarakt lokal? Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yakni prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dan menggambarkan subjek/objek penelitian,Teknik yang digunakan adalah teknik dokumentasi, wawancara,dan observasi dan teknik analisis data yaitu Triangulasi. Sebagai responden Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro, Pejabat perusahaan Freeport, Kepala -kepala Adat (kepala suku) masyarakat tujuh suku, Aparat keamanan, Kelompok masyarakat tujuh suku, ketua ikatan penduduk pendatang, dan pemerintan daerah. Hasil penelitian menunjukkan dengan adanya program CSR PTFI yang dikelola oleh LPMAK,dengan dana satu persen dari pendapatan kotor perusahaan yang merupakan komitmen sosial perusahaan dengan program pengembangan masyarakat pada bidang ekonomi masyarakat, bidang kesehatan dan bidang pendidikan, ala san mengapa Program CSR harus ada, karena konflik sosial masyarakat yang terjadi berkepanjangan antara masyarakat pemilik hak ulayat dengan perusahaan Freeport,Bentuk program yang dilakukan yaitu program ekonomi, program kesehatan dan program pendidikan, Dampak dari program yang telah dilakukan tidak berhasil memberdayakan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat tujuh suku.

Since the biggest and the first foreign-capital mining company in Indonesia has begun the exploitation in Timika district in Papua, the exploitation evoked conflict; conflict that happened between people of seven ethnics (two of them are the big ethnics and the rest five are the kinship ethnics) and the company. The existence of PT Freeport Indonesia in Timika district presented negative effects; forsaken people, included people of Amungme, Kamoro, and the kinship ethnics, environmental issue, one billion tons of waste rock that destroyed Mount Gasberg, contaminated Aijwa River, got Wanagon lake overflow, violated Human Rights, killed people, got people missed and tortured, did sexual violence in location and around. Social conflict between people of seven ethnics and Freeport kept happening and moving forward; it forced Freeport to give some of company income to develop people of seven ethnics (one percent fund). Based on this fact, it is interesting to do a research with title: ‘Impact of Corporate Socia l Responsibility of Pt Freeport Indonesia to Social Conflict of People of Seven Ethnics in Timika District, Papua’; research questions: How is impact of development of Corporate Social Responsibility program by PT Freeport Indonesia by way of LPMAK through developing people of seven ethnics to pattern of social conflict of people of seven ethnics in Papua? What is the content of CSR program and how is the effectiveness of CSR program in deadening conflict between people and the company, people of seven ethnics and foreigner, and between local peoples. Research method which is used to answer these questions is qualitative descriptive research method which is a resolving problem procedure that investigates and describes subject/object of research. Techniques been used are documentation, interview, observation; and Triangulation for analyzing technique. Respondents are Institute of People Development of Amungme and Kamoro, functionaries of PT Freeport Indonesia, chieftains of people of seven ethnics, security apparatus, people of seven ethnics, head of foreigners, and local government. The research result showed that PT Freeport Indonesia’s CSR program, managed by LPMAK with one percent fund from company’s gross income as company’s social commitment to people development program in economy area, health and education; the reason why CSR should exist, because social conflict in society that has been happening between people who owned customary rights and PT Freeport. Programs that have been done were economic program, health program, and also education program. But unfortunately, these programs did not work to enforce people and attain people of seven ethnics’ prosperity.

Kata Kunci : Dampak Corporate Social Responsibility terhadap Konflik Sosial Masyarakat tujuh Suku


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.