PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG BERDASARKAN KARAKTERISTIK BIOFISIK LINGKUNGAN LAHAN RAWA PASANG SURUT PADA BERBAGAI TIPE LUAPAN

Muhammad Hatta, Ir.,M.Si., Prof. Dr. Ir. Bambang Hendro Sunarminto, SU.

2011 | Disertasi | S3 Ilmu Tanah

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan teknologi spesifik lokasi usahatani jagung pada berbagai tipe luapan di lahan rawa pasang surut. Metode yang digunakan adalah survei lapangan, analisis laboratorium dan percobaan lapangan yang terdiri 4 tahap kegiatan yaitu : 1) penyiapan peta operasional, 2) survey lapangan dan analisis sifat – sifat tanah, 3) evaluasi kesesuaian lahan, dan 4) uji lapangan. Penyiapan peta operasional bertujuan untuk membuat peta kerja sekala 1 : 20.000 yang digunakan untuk operasional di lapangan. Survei lapangan dan analisis sifat - sifat tanah mencakup pengecekan lapangan, pengamatan tubuh tanah, fisik lingkungan, fisiografi, dan deskripsi landform. Contoh tanah dari setiap satuan tanah pewakil dianalisis di laboratorium. Evaluasi kesesuaian lahan ditentukan dengan membandingkan persyaratan penggunaan lahan untuk tanaman jagung dengan kualitas lahan/ karakteristik lahan. Rancangan percobaan yang digunakan pada uji lapangan adalah rancangan tersarang. Perlakuan terdiri dua faktor yaitu faktor tipe luapan dan faktor pengelolaan lahan yang diulang 3 kali. Tanaman jagung yang digunakan varietas Sukmaraga dengan jarak tanam 20 cm x 75 cm, ukuran petak percobaan 4 m x 5 m. Selanjutnya data dianalisis dengan metoda Analysis of Variance (Anova), dilanjutkan dengan uji lanjut beda nyata, dan analisis finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah Sungai Bulan termasuk agroekosistem lahan rawa pasang surut memiliki empat tipe luapan yaitu tipe luapan A, B, C, dan D. Tipe luapan A pada SPT 2, tipe B dan C pada SPT 1, dan tipe D pada SPT 5. Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman jagung sebagian besar sesuai marginal (S3) pada SPT 1, SPT 2, SPT 3, SPT 5 dengan faktor pembatas ketersediaan air, ketersediaan oksigen, media perakaran, retensi hara, bahaya sulfidik, dan bahaya banjir, sedangkan yang tidak sesuai (N) pada SPT 4 dengan faktor pembatas ketebalan ganbut (>200 cm). Kelas kesesuaian lahan potensial pada umumnya cukup sesuai (S2)pada SPT1,SPT2,SPT5,dan sesuai marginal (S3) pada SPT3,dengan faktor pembatas ketersediaan air, media perakaran, dan bahaya sulfidik, sedangkan yang tidak sesuai (N) pada SPT 4 dengan faktor pembatas ketebalan ganbut (>200 cm). Lahan dengan tipe luapan A pada SPT 2 dan tipe luapan B pada SPT 1 dimana dibuat guludan, sistem pengairan satu arah dan diberi pintu air semi otomatis, diberi kapur 2 ton/ha dan kompos pupuk kandang ternak sapi dan jerami jagung dengan takaran masing - masing 2 ton/ha serta dipupuk N 161 kg/ha, P2O5 90 kg/ha dan K2O 93 kg/ha menghasilkan jagung pipilan kering yang paling baik dan paling menguntungkan masing – masing sebesar 3,9 ton/ha dan 4,2 ton/ha. Lahan dengan tipe luapan C pada SPT 1 dan tipe luapan D pada SPT 5 dibuat pengairan sistem konservasi air dan dilakukan penyiraman, diberi kapur 2 ton/ha dan kompos pupuk kandang ternak sapi dan jerami jagung dengan takaran masing - masing 2 ton/ha, serta dipupuk N 161 kg/ha, P2O5 90 kg/ha dan K2O 93 kg/ha menghasilkan jagung pipilan kering yang paling baik dan paling menguntungkan masing – masing sebesar 4,2 ton/ha dan 5,5 ton/ha.

This research aimed to obtain local specific technology for recommendations of maize farming at various overflow types of tidal swamp land. The method used were field survey, laboratory analysis and field experiment, consisted of four stages, namely: 1) preparation of operational maps, 2) field survey and soil analysis, 3) land suitability evaluation, and 4) field experiment. Preparation of operational maps aimed to create a work map at 1 : 20,000 scale used for operations in the field. The survey included ground check, observation of the physical body of soil and environmental factors, and as well as observations and descriptions of physiographic landform. Soil samples from each representative soil unit were analyzed in the laboratory. Analysis of land suitability was determined by comparing land use requirements of maize crop with land qualities/land characteristics. The experimental design used was a nested design. Treatment consisted of two factors: the type of overflow and land management factors, each treatment was repeated 3 times. Maize crop of Sukmaraga variety was used with spacing of 20 x 75 cm, in 4 x 5 m2 plot size. The data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA), followed by Least Significant Difference test, and then a financial analysis was also carried out. The results showed that Sungai Bulan area was categorized as tidal swamp wetlands agroecosystem with four types of overflow, i.e. type of A, B, C, and D. The overflow type of A on LMU 2, type B and C on LMU 1, and type D on LMU 5. The actual land suitability class for maize was mostly marginally suitable (S3) on the LMU 1, LMU 2, LMU 3, LMU 5 with the major limiting factors were the availability of water, oxygen availability, rooting condition, nutrient retention, toxicity of sulfidic, and flooding hazard., whereas not suitable (N) on LMU 4 with the limiting factor was the thickness of peat (> 200 cm). The potential land suitability class for maize were mostly slightly suitable (S2) on LMU 1, LMU 2, LMU 5, and marginally suitable (S3) on the LMU 3 with the major limiting factors were the availability of water, rooting condition, and toxicity of sulfidic, whereas not suitable (N) on the LMU 4 with the limiting factor was the thickness of peat (> 200 cm). Land with overflow type of A on LMU 2 and type B on LMU 1 that made mound on the surface with one way flow system and the flap gates, application the lime of 2 tons/ha, compost from livestock manure and straw of maize dose of 2 tons / ha each, N fertilizer 161 kg/ha, P2O5 90 kg/ha and K2O 93 kg/ha produced the highest yield of dry loose of maize 3.9 tons/ha and 4.2 tons/ha, respectively. Land with overflow type of C on LMU 1 and type D on LMU 5 that made of technology of conservation irrigated system and watering, application the lime of 2 tons/ha, compost from livestock manure and straw of maize dose of 2 tons / ha each, N fertilizer 161 kg/ha, P2O5 90 kg/ha and K2O 93 kg/ha produced highest yield of dry loose of maize 4.2 tons/ha and 5.5 tons/ha, respectively.

Kata Kunci :