Laporkan Masalah

MANAJEMEN TANGGAP DARURAT BENCANA DI KOTA PADANG (Studi Kasus pengkoordinasian penyaluran bantuan bencana pada korban Gempa Bumi tanggal 30 September 2009, di Kecamatan Padang Barat dan Kecamatan Padang Utara Kota Padang Sumatera Barat)

ANHAL MULYA PERKASA, SSTP, Dr. Agus Pramusinto, MDA.

2011 | Tesis | S2 Magister Adm. Publik

Gempa tektonik yang terjadi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 pada pukul 17.16 WIB dengan kekuatan 7,6 skala Richter di Padang Pariaman telah memporak - porandakan sebagian wilayah Sumatera Barat. Bahkan, kota Padang lumpuh dan hancur berantakan. Dan untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana termasuk dalam hal penyaluran bantuan tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dibentuklah lembaga pemerintah non departemen yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang disingkat dengan BNPB yang mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan di tingkat Nasional dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang - undangan. Dan untuk melaksanakan hal serupa dalam hal melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan di tingkat daerah dibentuklah Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau yang disingkat dengan BPBD baik untuk tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten / Kota. Selanjutnya bertitik tolak dari perihal diatas dalam penelitian ini peneliti tertarik ingin melihat Bagaimanakah Manajemen Bencana Pada Masa Tanggap Darurat Yang Dilaksanakan Oleh Pemerintah Kota Padang Terkait Koordinasi Antar Lembaga Dalam Hal Penanganan Dan Penyaluran Bantuan Gempa Kepada Masyarakat Di Kota Padang. Dalam memudahkan serta memberikan arah pada pencapaian tujuan penelitian, peneliti memakai teknik koordinasi dengan pendekatan proses manajemen karena peranannya sebagai fungsi yang mengintegrasikan seluruh proses organisasi maka koordinasi perlu dilakukan dalam setiap tahapan proses manajemen yaitu Koordinasi dalam Perencanaan, Koordinasi dalam Pengorganisasian, Koordinasi dalam Staffing, Koordinasi dalam directing, Koordinasi dalam Pengawasan. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, dalam menjawab rumusan masalah di atas dan mendapatkan hasil yang dapat mendekati kebenaran, penulis mencoba menjawabnya dengan melakukan penelitian yang menggunakan metode deskriptif, yakni mendeskripsikan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara mendalam dan telaah dokumen dengan menggunakan analisa kualitatif. Temuan di lapangan penulis sajikan dalam bentuk tulisan deskriptif analitis dengan harapan dapat memberikan gambaran yang mendekati realitas. Upaya untuk mewujudkan suatu koordinasi yang baik didalam manajemen bencana terkait pada penyaluran bantuan di kota Padang hingga saat ini belum optimal dan dinilai lamban dalam bertindak. Hal tersebut terlihat dari pelaksanaan koordinasi dalam penyaluran bantuan bencana antara BPBD Kota Padang dengan Pemerintah Pusat maupun Satkorlak PB Provinsi Sumatera Barat sangat lemah, terlihat bahwa peran BNPB dalam menyalurkan bantuan bencana hanya sampai kepada Satkorlak Provinsi tanpa ada suatu tim dari BNPB yang memonitor bantuan bencana tersebut sampai kepada korban. Sedangkan Satkorlak PB Provinsi hanya seperti fasilitator saja tidak ada semacam personil ataupun tim dari Satkorlak PB Provinsi Sumatera Barat yang turun langsung dalam penyaluran bantuan pada lokasi bencana gempa tersebut. Begitu pun dalam koordinasi dengan NGO/ LSM, tidak adanya sinergi yang kuat antara NGO/ Donatur dengan pemerintah baik pada tingkat pusat sampai tingkat daerah dalam hal penanganan bencana ini terutama dalam hal penyaluran bantuan bencana tersebut. Untuk itu, Pemerintah perlu perlu lebih sering membuat kegiatan dengan bekerjasama dengan NGO/ LSM serta elemen masyarakat lainnya yang telah berpengalaman dalam penanganan bencana serta meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana terkait pada pelaksanaan manajemen bencana tersebut seperti peralatan pendukung penanganan bencana dan pembuatan jalur evakuasi korban bencana. Dengan demikian, pada masa yang akan datang diharapkan penanganan bencana dapat lebih baik.. Dengan demikian, pada masa yang akan datang diharapkan penanganan bencana dapat lebih baik

7,6 SR Padang Pariaman tectonic earthquake which happened in Province of West Sumatera on September 30, 2009 at 17.16 WIB had destructed some parts of the province. Even some areas of Padang was close to ruin. Later, in order to apply disaster management including the matters of aid distribution based on Peraturan Pemerintah Number. 21 / 2008 – about disaster management, non-department of Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) –National Agency of Disaster Management - was established. The agency’s duties were administering and coordinating all matters related to disaster management and emergency-status handling in national level. However, the action was regulation-based. To apply the equal action in level of provinces, Badan Penanggulangan Bencana Daerah or called BPBD (Provincial Agency of Disaster Management) -farther in the level of city and regency- were also established. In fact, the set duty of the institution did not work as expected especially to aid distribution. The action seemed working unsystematically and with no well-ordered as many wrong steps found. Starting from the explanation above, researcher was interested in examining “How was the Disaster Management Implemented by the Government of Padang in Case of the Coordination Inter-Institution in Managing and Distributing the Earthquake Aid to The Society in Padang”. To make easier and to direct it to the purpose of research, the researcher is applying the technique of coordination with the approach of management process. Both are selected because of the role as the function that integrating all organization process. Later, the coordination is taken in each process of management, they are : Coordination in Planning, Coordination in Organizing, Coordination in Staffing, Coordination in Directing, Coordination in Controlling. Based on the things mentioned, to answer the problem and get the true result, the researcher conducts the research by using descriptive method, that is describing the found which is taken from monitoring, deep interviewing, and studying document, then applying qualitative analysis. The found are presented in the form of descriptive analysis by hope they can visualize the description close to the reality. The efforts to implement such wellcoordination in disaster management, in case of aid distribution in Padang, are supposed not optimal and sluggish-rated. For it, the government has to reevaluate the performance of disaster management especially to the method of coordination. Thus, the action to overcome disaster problem can run better for the future.

Kata Kunci : Manajemen tanggap darurat, Gempa Padang


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.