KAJIAN PENATAAN RUANG KAWASAN BENCANA TANAH LONGSOR KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
TITO PALAWA NUSANTO, Teuku Faisal Fathani, ST.,MT.,Ph.D
2011 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Bencana AlamKabupaten Kuningan terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 1.117,00 km2, terdiri atas 32 kecamatan dan 361 desa. Topografi wilayah Kabupaten Kuningan sangat bervariasi, dari dataran sampai pegunungan yaitu kawasan Gunung Ciremai. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang mensyaratkan perencanaan tata ruang harus memperhatikan kondisi wilayah terhadap bencana termasuk tingkat kerentanannya. Perencana tata ruang juga harus memiliki visi untuk memitigasi bencana untuk mencegah korban jiwa yang menjadi prioritas utama dalam penyusunan rencana tata ruang.Penelitian ini mengunakan pedoman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007 tentang penataan ruang kawasan rawan bencana longsor yang dimodifikasi dan dibantu dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Tipe kawasan bencana tanah longsor didasarkan pada kondisi hidrogeomorfologi pada daerah penelitian yang dibedakan menjadi 3 tipe zona yaitu Tipologi A (>500 m dpl), Tipologi B (500-250 m dpl) dan Tipologi C (<250 m dpl). Tingkat kerawanan bencana longsor berdasarkan atas aspek fisik alami yang terdiri dari 7 indikator yaitu kelerengan, jenis tanah, geologi, curah hujan, geohidrologi/tata air lereng, kegempaan dan vegetasi. Untuk tingkat aktifitas manusia terdiri dari 6 indikator yaitu pola tanam, percetakan kolam, drainase, pembangunan kontruksi, kepadatan rumah dan usaha mitigasi.Hasil dari penelitian ini berupa peta kerawanan aspek fisik alami, peta kerawanan aspek aktifitas manusia, peta zona potensi gerakan tanah serta klasifikasi tipe zona potensi longsor yang dibagi menjadi 9 kelas sesuai dengan tiga tipe zona/tipologi dan tingkat kerawanan. Zona yang memiliki tingkat bahaya tanah longsor yang tinggi diantaranya yaitu Kecamatan Ciniru, Cilebak, Ciwaru, Karangkencana, Cimahi, Cibeureum dan Cibingbin. Gerakan yang pernah terjadi di Kabupaten Kunigan antara lain berupa nendatan dan longsoran. Penataan ruang kawasan longsor Kabupaten Kuningan dapat dilakukan dengan identifikasi daerah potensi longsor, pengaturan bangunan gedung pada tanah yang stabil dan pemanfaatan wilayah rawan longsor untuk ruang terbuka hijau. Arahan pemanfatan ruang pada tingkat kerawanan tinggi yaitu untuk kawasan lindung/tidak layak dibangun sedangkan tingkat kerawanan sedang dan rendah dapat dibangun/dikembangkan dengan syarat tertentu.
Kuningan district is located in east region of West Java Province, has an area of 1.117,00 km2, consist of 32 sub districts and 361 villages. Act No.26/2007 regarding the Spatial Planning stated that spatial planning must considered the region condition related to disaster including the vulnerability. Spatial planning must also be oriented to mitigate the disaster in order to prevent casualties, a top priority on spatial planning. This research uses Ministry of Public Works Regulation No.22/PRT/M/2007 regarding Spatial Planning of Prone Area of Landslide which is modified and assissted with Geographic Information System (GIS) software. The prone area of landslide that based on hidrogeomorphology in this research divided in to 3 type of zone: Tipology A (>500 m MSL), Tipology B (500-250 m MSL) dan Tipology C (<250 m MSL). Landslide susceptibility levels based on the physical aspects of nature consists of 7 indicators: slope, soil type, geology, rainfall, geohydrology/slope water system, seismicity and vegetation. Landslide susceptibility levels based on human activities consists of 6 indicators: cropping, printing ponds, drainage, building construction, density of homes and mitigation The results of this research is a natural physical aspect of vulnerability maps, a human activity aspect of vulnerability maps, a map of landslide potential zones and classification of types of landslide potential zone that is divided into 9 classes in accordance with three types of zones/typology and the level of vulnerability. Zones which have high levels of landslide hazard among others sub district Ciniru, Cilebak, Ciwaru, Karangkencana, Cimahi, Cibeureum and Cibingbin. Land movements that have occurred in the Kuningan District is slump and slides. The spatial planning of landslide areas in Kuningan District can be done with identifying potential landslides areas, setting buildings on stable land and the use of landslide prone areas for green open space. Referrals utilization of space at a high level of vulnerability are to conservation areas/should not be built while medium and low level of vulnerability can be built/developed with the terms.
Kata Kunci : peta kerawanan aspek fisik alami, aspek aktifitas manusia, peta zona potensi gerakan tanah, perencanaan tata ruang.