APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) UNTUK MENENTUKAN DAERAH POTENSI RAWAN PANGAN GUNA MENDUKUNG INFORMASI KETAHANAN PANGAN (Studi di Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur)
A.K.A. AGUSTI NUS, Prof. Dr. Sudarmadji, M.Eng.Sc.
2011 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalPenelitian ini merupakan upaya aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mendukung informasi kondisi ketahanan pangan daerah, melalui hasil analisis tingkat kekuatan potensi rawan pangan dan evaluasi daerah yang prioritas mendapatkan penanganan serta pembuatan tampilan informasi (peta) yang dapat diakses lewat jaringan internet, dengan lokasi studi Wilayah Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Berpedoman pada aspek ketahanan pangan menurut UU RI No. 7 Tahun 1996 dan kerentanan pangan akibat bencana alam, maka penilaian tingkat kekuatan potensi rawan pangan daerah ditentukan oleh 4 (empat) aspek kerawanan pangan, yaitu : (1) Aspek Ketersediaan Pangan; (2) Aspek Pangan dan Pendapatan; (3) Aspek Kesehatan dan Gizi; (4) Aspek Kerentanan Pangan Akibat Bencana Alam. Aplikasi SIG menggunakan 4 aspek kerawanan pangan sebagai pedoman pembuatan basis data yang diwujudkan 14 model spasial (indikator). Melalui penghitungan persamaan indeks rasio akan diperoleh tingkatan klasifikasi kerawanan pangan yang dijadikan dasar untuk proses penilaian (skoring) potensi rawan pangan di tiap-tiap daerah, yaitu skor 1 : Sangat Berpotensi Tahan Pangan; skor 2 : Berpotensi Tahan Pangan; skor 3 : Cukup Berpotensi Tahan Pangan; skor 4 : Agak Berpotensi Rawan Pangan; skor 5 : Berpotensi Rawan Pangan dan skor 6 : Sangat Berpotensi Rawan Pangan. Selain itu melalui hasil analisis statistik antara kelompok aspek kerawanan pangan dengan potensi rawan pangan daerah meliputi uji Validitas dan Reliabilitas, Uji F, Uji t dan uji Regresi Linear Berganda akan didapatkan indikator yang mempunyai hubungan paling kuat terhadap potensi rawan pangan daerah. Pelaksanaan analisis spasial overlay (tumpang susun) dari 4 model spasial aspek kerawanan pangan akan dihasilkan informasi (peta) sebaran daerah kecamatan yang sangat berpotensi rawan pangan, sedangkan pelaksanaan analisis data atribut querys (pemilihan) menggunakan indikator yang terkuat hubungannya dengan potensi rawan pangan akan dihasilkan informasi (peta) daerah kecamatan yang prioritas mendapatkan penanganan. Selanjutnya melalui pengubahan tampilan data (peta) standar menjadi data HTML Image Map, akan menjadikan tampilan informasi tersebut dapat diunggah ke dalam jaringan internet. Hasil akhir penelitian menunjukkan 2 (dua) daerah berpotensi rawan pangan yaitu Kecamatan Jabung dan Kecamatan Donomulyo dan 1 (satu) daerah yang prioritas mendapatkan penanganan yaitu Kecamatan Donomulyo yang dapat diakses melalui situs internet. Dengan berpedoman pada aplikasi SIG dan produk yang dihasilkan, maka akan menguatkan aplikasi SIG untuk mendukung informasi ketahanan pangan daerah dalam rangka menjaga stabilitas ketahanan nasional.
A research is an effort to apply Geographic Information System (GIS) to supply the information on food resilience area condition. It shows through the result of the food scarcity potential level and the local evaluation in finding the priority area that needs handling and creates data presentation (information) which could be accessed through internet network. The location in study is Malang Regency, East Java Province. Base on food resilience aspect on UU RI No. 7 1996 and food vulnerability on natural disaster, the food scarcity potency divides into 4 aspects of food scarcity: 1) Food Availability Aspect; (2) Food Accesibility Aspect; (3) Healthiness and Nutrient Aspect ; (4) Food Vulnerability Aspect on Natural Disaster. GIS application using those 4 aspects of food scarcity as the database embodies in 14 spatial models (indicators). Ratio index equation could describe the classification and scoring of the each area food scarcity potency, those scores are: 1: High Potential of Food Resistance; score 2 : Potential of Food Resistance; score 3 : Medium Potential of Food Resistance; score 4 : Rather Potential of Food Scarcity; score 5 : Potential of Food Scarcity; and score 6 : High Potential of Food Scarcity. Therefore the result of statistical analysis between food scarcity aspect group and local food scarcity potential through validity test and reliability test, F test, t test and the double linear regression will create the strongest relation indicator to the food scarcity potential area. The result of spatial overlay analysis of the 4 spatial models of food scarcity aspect is information (map) of the areas with the highest food scarcity potential. Therefore, the query data attribute analysis using indicator with the strongest relation to the food scarcity potential will create information (map) of priority on handling sub-regencies. The data format changes into HTML Image Map will make the information able to access through internet network. The last result of the research shows two district with potential food scarcity, Jabung and Donomulyo District and one priority handling distrrict, Donomulyo which available to access though the internet network. Base on the GIS application and its products, this application will strongly support the information food security areas to keep on the national resilience.
Kata Kunci : SIG, Potensi Rawan Pangan, Ketahanan Pangan.