Laporkan Masalah

PROFIL KUALITAS INTERNET BACKHAUL LINK DENGAN WLAN 802.11b ANTARA ACCESS POINT DI PATHUK TERHADAP 12 STATION DI YOGYAKARTA DITINJAU DARI LATENCY

Sutiyo, Ir. Wahyu Dewanto, M.T

2011 | Tesis | S2 Teknik Elektro

Pembebasan penggunaan frekuensi 2,4 GHz sesuai Kepmen No.2 Tahun 2005 membawa dampak positif dalam perkembangan layanan komunikasi data dan internet dengan media wireless di Indonesia. Perkembangan ini belum diikuti dengan manajemen atau koordinasi yang baik dalam menggunakan frekuensi 2,4 GHz khususnya dalam penggunaan outdoor, yang pada akhirnya memunculkan masalah baru, masalah tersebut adalah destructive interference antar perangkat WLAN 2,4 GHz yang berakibat pada menurunnya kualitas transfer data dari perangkat WLAN 2,4 GHz. Dalam penelitian ini dilakukan kegiatan mengukur nilai latency dari suatu sistem Internet Backhaul Link, sistem ini terdiri dari Access Point yang berada di Bukit Pathuk, Yogyakarta dan 12 stations yang tersebar diwilayah Yogyakarta, wilayah Yogyakarta bagian selatan, timur, tengah, utara dan barat. Data latency yang didapat kemudian direkam dalam bentuk grafik, untuk memudahkan dalam menganalisanya dan dapat dibaca sewaktu-waktu. Tingkat interferensi WLAN 802.11b di Yogyakarta khususnya bagian tengah atau kota sudah tinggi. Lima puluh persen (50%) dari 12 stations mempunyai level interferensi tinggi (High) atau sejumlah 6 stations, kemudian 33,33% mempunyai level interferensi Medium, dan 16,67% mempunyai level interferensi rendah (Low). Tingkat konektifitas juga bervariasi 33,33% mempunyai level diatas Medium, kemudian 66,67% mempunyai level dibawah Low dan 8,33% mempunyai level Lost. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia melalui Balai Monitoring Spektrum dan Frekuensi dapat menggunakan metode dan hasil penelitian ini dalam memetakan kepadatan penggunaan frekuensi unlincesed, kemudian menentukan kebijakan atau peraturan penggunaan frekuensi unlicensed untuk meminimalisir terjadinya interferensi frekuensi.

The freedom of using of frequency 2.4 GHz as stated in Ministerial Decre No.2 The Year Of 2005 brings a positive impact in the development of data communications and Internet services with wireless as its media in Indonesia. This development has not been followed by good management or coordination in using the frequency 2.4 GHz, particularly in outdoor use, which in turn raises a new problem, the problem is the destructive interference between 2.4 GHz WLAN (Wireless Local Area Network) devices that result in decreased quality of data transfer from device WLAN 2.4 GHz. In this research, the activity of measuring latency value of Internet Backhaul Link system is done, the system consists of the Access Point located in Bukit Pathuk, Yogyakarta and 12 stations scattered in the region of Yogyakarta, Yogyakarta region of southern, eastern, central, north and west. Latency data obtained and logging in graphical form, to make it easier in analyzing them and to be readable any time. WLAN 802.11b interference levels in Yogyakarta, especially the middle or the city is already high. Fifty percent (50%) from the 12 stations has a High interference levels or a set of six stations, and 33.33% have a Medium level of interference, and 16.67% have a Low interference level Connectivity level also varies; 33.33% has level above Medium, and 66.67% has level below Low and 8.33% has level Lost. Ministry of Information and Communication of the Republic of Indonesia through Central Monitoring Frequency and Spectrum can use methods and results of this research to map the density of the usage of unlincesed frequencies, then determining the policy or terms of the usage of unlicensed frequencies to minimize frequency interference.

Kata Kunci : wireless, 802.11b, interference, latency. backhaul, link


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.