HASIL GUNA AMBROXOL DIBANDINGKAN NEBULIZER SALIN HIPERTONIS UNTUK MENINGKATKAN VOLUME DAHAK DAN TEMUAN BASIL TUBERKULOSA

SUNARTO ANG, dr. H. Sumardi, Sp.PD-KP.

2011 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Latar belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit pembunuh utama dalam masyarakat yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Menurut WHO (2006) jumlah kasus TB paru di Indonesia berada di peringkat ketiga di dunia. Prevalensi TB paru di Kawasan Timur Indonesia lebih tinggi dibandingkan di Jawa dan Bali, tetapi temuan kasus BTA positif paling rendah. Oleh karena kualitas dan kuantitas dahak yang kurang baik, sehingga penemuan BTA berkurang juga. Perlunya upaya penemuan BTA melalui pemberian ambroxol dan nebulizer salin hipertonis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dahak. Tujuan: Mengetahui dan membandingkan hasil guna pemberian ambroxol dan nebulizer salin hipertonis pada tersangka penderita TB paru baru untuk meningkatkan volume dahak dan temuan BTA. Metode: 76 orang tersangka TB paru baru yang dibagi dalam 2 kelompok dengan rancangan penelitian RCT (Randomized Controlled Clinical Trial-Parallel design) secara simple random sampling metode double blind dan open label. Induksi dahak menggunakan ambroxol dan nebulizer salin hipertonis (NaCl 3%). Pemeriksaan meliputi pengukuran volume dahak dan menghitung angka BTA per 100 lapang pandang dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Hasil: Adanya peningkatan volume dahak pada kelompok ambroxol (97,37%) dan nebulizer salin hipertonis (100%), volume dahak kelompok nebulizer salin hipertonis lebih baik kualitas dan kuantitas dahak dibandingkan kelompok ambroxol. Adanya peningkatan temuan BTA positif pada kelompok ambroxol dan nebulizer salin hipertonis, tetapi tidak ada perbedaan bermakna kedua kelompok tersebut. Temuan BTA meningkat 26,47% responden kelompok ambroxol dan 27,78% responden kelompok nebulizer salin hipertonis dibandingkan BTA negatif sebelumnya. Kesimpulan: Ada perbedaan bermakna peningkatan volume dahak kelompok nebulizer salin hipertonis dibandingkan ambroxol. Tidak ada perbedaan bermakna peningkatan temuan BTA kelompok nebulizer salin hipertonis dibandingkan ambroxol. Temuan BTA positif meningkat 26,47% responden kelompok ambroxol dan 27,78% responden kelompok nebulizer salin hipertonis dibandingkan BTA negatif sebelumnya.

Background: Tuberculosis, a major killer disease in the community, was caused by Mycobacterium tuberculosis. According to WHO (2006), pulmonary tuberculosis cases in Indonesia was third ranked in the world. Prevalence of pulmonary tuberculosis in Eastern Indonesia was higher than in Java and Bali, but the findings of positive smear was lowest. AFB discovery will be decreased because of the poor quality and quantity of sputum. The useful of mucolitic ambroxol and hypertonic saline nebulizer induction will be to increase quality and quantity of sputum smear. Objective: The aim of this study was to determine and to compare the effectiveness of ambroxol and use a hypertonic saline induction on new suspected pulmonary tuberculosis patients to increase sputum volume and to find AFB. Methods: 76 new suspected pulmonary tuberculosis patients were divided into 2 groups with double-blind and open-label simple random sampling RCT (Randomized Controlled Clinical Trial-Parallel design) study. The sputum induction using ambroxol and 3% hypertonic saline solution. The primary and secondary outcome were increasing sputum volume and finding AFB by Ziehl- Neelsen staining to calculate the AFB count per 100 fields of view. Non parametric statistical analysis and percentage of success. Results: All patients can produce sputum. Only one patient ambroxol group can’t produce it. The quality and quantity of sputum hypertonic saline induction volume better than ambroxol. AFB finding increase both groups, but no significant difference. AFB finding increase 26.47% (9/34) with ambroxol and 27.78% (10/36) with hypertonic saline induction compared than previous negative smear. Conclusions: Significant differences increase sputum volume hypertonic saline induction compared than ambroxol. No significant difference AFB finding improvement hypertonic saline induction compared than ambroxol. Finding AFB increase 26.47% with ambroxol and 27.78% with hypertonic saline induction compared previous negative smear.

Kata Kunci : Tuberkulosis, Ambroxol, Nebulizer salin hipertonis, Volume dahak, BTA