KADAR D-DIMER TINGGI SEBAGAI FAKTOR PROGNOSIS LUARAN KLINIS PADA STROKE INFARK

dr. Lucyana Ani Debora Tampubolan, dr. Setyawati, Sp.PK-K.

2011 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Banyak hasil pemeriksaan labortorium dilaporkan memiliki manfaat sebagai faktor prognosis stroke, salah satu diantaranya adalah kadar D-dimer. D-dimer mungkin berguna untuk memastikan sejauh mana pembentukan fibrin telah dimulai atau untuk mengetahui apakah ada perubahan dalam proses ini.Penelitian ini bertujuan untuk menilai kadar D-dimer tinggi sebagai prognosis stroke infark. Uji prognosis menggunakan desain kohort prospektif terhadap pasien yang dirawat di Unit Stroke. Pemeriksaan D-dimer kuantitatif menggunakan metode enzyme linked fluorescent assay (ELFA) sedangkan nilai luaran stroke infark adalah selisih skor Skala Stroke Gadjah Mada (SSGM) pada hari kelima dengan skor SSGM pada saat masuk rumah sakit. Uji mengetahui Risiko Relatif (RR) keluaran klinis D-dimer yang tinggi dibandingkan dengan D-dimer yang normal pada penderita stroke infark dengan nilai p < 0,05 dianggap signifikan. Jumlah pasien dalam penelitian ini sebanyak 62 orang, 40 subyek diantaranya memiliki kadar D-dimer lebih dari > 500 ng/ml. 28 pasien stroke infark dengan luaran klinis buruk. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa peningkatan D-dimer (RR = 2,530, p = 0,015), skor SSGM awal (RR = 1,957, p = 0,019)), riwayat diabetes mellitus (RR= 1,855, p = 0,044) dan dislipidemia (RR= 2,455, p = 0,026) memiliki hubungan signifikan dengan luaran klinis stroke infark. Dalam analisis multivariat, D-dimer (RR = 5,892, p = 0,008) dan dislipidemia (RR = 4,351, p = 0,041) merupakan faktor prognosis independen untuk luaran klinis stroke infark.Peningkatan kadar D-dimer berhubungan dengan luaran klinis stroke infark akut. Pasien dengan kadar D-dimer tinggi memiliki RR 5,892 (95% IK 1,585-20,836) untuk luaran klinis yang buruk dengan memperhatikan keterbatasan yang ada.

A number of laboratory indexes has been proposed as potential marker for prognostic factors of stroke, one of them is D-dimer value. D-dimer may be useful to determine the extent of fibrin development as well as to assess wether there is a change in the process.The objective of this study is to assess the role of high D-dimer value for the prognosis of infarction stroke. This is a prognostic study with prospective cohort design of patients treated in Stroke Unit. Quantification of D-dimer value was measured with enzyme linked fluorescent assay (ELFA), meanwhile infarction stroke outcome was determined by the difference of SSGM score between admission and day 5 post-stroke. Relative Risk (RR) of higher D-dimer values compared with normal D-dimer value in infarction stroke patients was calculated, with p value of < 0.05 is considered as significant. Total 62 patients with infarction stroke was enrolled in the study, 40 of them had Ddimer value > 500 ng/mL. 28 patients had poor clinical outcome. Univariate analysis results indicated that higher D-dimer value (RR = 2,530, p = 0,015), admission SSGM score (RR = 1,957, p = 0,019)), diabetes mellitus history (RR= 1,855, p = 0,044) and dyslipidemia (RR= 2,455, p = 0,026). After multivariate analysis, D-dimer (RR = 5,892, p = 0,008) and dyslipidemia (RR = 4,351, p = 0,041) were independent prognostic factors for clinical outcome in infarction stroke patients. Higher D-dimer level is independently associated with clinical outcome of acute infarction stroke patients. Patiens with high D-dimer value had RR of 5,892 (95% CI 1,585-20,836) for worse clinical outcome with considering the limitation. Key word : D-dimer, prognostic, infarction stroke

Kata Kunci : D-dimer, prognosis, stroke infark