Profil Kemiskinan di Desa Ritabou Kecamatan Maliana Kabupaten Bobonaro, Timor Leste
Afonso Paixao Martins, Prof. Dr. R. Rijanto, M.Sc.
2011 | Tesis | S2 KependudukanPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui profil kemiskinan di Desa Ritabou, 2) mengetahui faktor penyebab kemiskinan di Kecamatan Maliana Kabupaten Bobonaro Timor Leste, 3) Untuk mencari alternatif kebijakan yang dapat dilakukan untuk penanggulangan kemiskinan di Kecamatan Maliana Kabupaten Bobonaro Timor Leste. Data primer dan data sekunder adalah data penelitian. Alat yang akan digunakan pada penelitian ini berupa daftar pertanyaan sebagai panduan dalam melakukan wawancara semi-terstruktur, tabel perekap data primer. Ditetapkannya Kecamatan Maliana Kabupaten Bobonaro Timor Leste sebagai tempat penelitian ini karena dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut dapat mewakili profil kemiskinan di Timor Leste, yaitu terdapatnya desa yang sangat tertinggal atau miskin dan masyarakatnya mayoritas hidup di bawah garis kemiskinan yaitu Desa Ritabou. Faktor penyebab kemiskinan diukur kemiskinan struktural dan kultural. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif dan tabulasi silang. Berdasarkan hasil analisis dapat dirumuskan kesimpulan yakni: 1) Potret kemiskinan masih cukup tinggi, sebesar 28.4 persen rumah tangga termasuk kategori miskin, sekitar 64.7 persen adalah hampir miskin, dan rumahtangga yang masuk dalam kategori tidak miskin adalah 6.9 persen. 2) Terdapat dua faktor utama penyebab kemiskinan yaitu pertama, akses rumah tangga terhadap fungsi-fungsi ekonomi, dan kedua, budaya atau mental rumah tangga terkait perilaku tidak produktif. Kedua faktor tersebut selanjutnya disebut sebagai faktor struktural dan faktor kultural. Faktor yang paling besar berhubungan dengan kemiskinan rumahtangga di Timor Leste adalah faktor kultural. Perilaku tidak produktif banyak ditunjukkan dari budaya-budaya yang masih melekat di masyarakat. 3) Upaya penanganan masalah dalam mengatasi kemiskinan masyarakat adalah dengan melakukan pembenahan infrastruktur umum, terutama berupa jalan yang menghubungkan antar desa. Akses yang menghubungkan antar desa akan memudahkan transportasi untuk mobilitas warga desa bekerja dan beraktivitas serta untuk mengangkut hasil-hasil pertanian yang sudah mereka hasilkan. Dengan dapat terjualnya hasil-hasil produksi dan pertanian maka pendapatan warga desa akan meningkat. Solusi kedua adalah dengan memberikan penyuluhan tentang pembangunan kepada warga masyarakat untuk dapat meningkatkan pendapatan ataupun menghemat pengeluaran mereka. Melakukan penghematan pengeluaran juga merupakan salah satu cara untuk dapat mempunyai uang lebih untuk ditabung maupun diinvestasikan. Penghematan yang paling besar juga dapat dilakukan dengan menyederhanakan berbagai upacara adat yang selama ini sangat memberatkan perekonomian keluarga.
Purposes of the research was: 1) view poverty side in Ritabou Village, 2) to know factors to affecting poverty in Sub-District Maliana, Bobonaro, 3) looking out policy to overcome poverty in Sub-District Maliana, Bobonaro. The data used in this research are primer and secundary data almost map. Quesstionnaire as a tool to do semistructured interview, table primary data. Maliana sub-district was choose because there are poverty villages there are Ritabou. Poverty measure by structural and cultural. The data analysis are descriptives and crosstabulation. Conclutions of the research are: 1) Profile of poverty is still high, amounting to 28.4 percent of households categorized as poor percent, about 64.7 which is almost poor, and households that fall within the non-poor is 6.9 percent. 2) There are two main factors causing poverty: first, household access to economic functions, and second, cultural or household associated with mental unproductive behavior. Both factors are hereinafter referred to as structural factors and cultur al factors. The biggest factor associated with household poverty in Timor Leste is a cultural factor. Unproductive behavior shown by the many cultures that are still embedded in society. 3) Efforts to solve problems in their communities to overcome poverty, that in any infrastructure, especially roads linking between villages. Access link between the villages will facilitate transportation mobility residents to work and move and transport agricultural products, which they are already producing. The marketable of agricultural production and income of rural residents will increase. The second solution, providing development information to community members to increase their income or save costs. Save on expenses as a way to have more money to save or invest. The greatest savings could be achieved by simplifying various traditional rituals which were very burdensome for the economy of the family.
Kata Kunci : Kemiskinan Structural, Kemiskinan Kultural, Timor Leste