Pengaruh genesis bentuklahan terhadap hidrostratigrafi akuifer dan hidrogeokimia dalam evolusi airtanah bebas :: Kasus pada bentanglahan kepesisiran Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

SANTOSA, Langgeng Wahyu, Promotor Prof. Dr. Sutikno

2010 | Disertasi | S3 Geografi

Prinsip dasar geomorfologi menyatakan ·bahwa proses-proses geomorfologi masa lampau meninggalkan bekas dan memberikan ciri yang spesifik pada fenomena bentanglahan saat ini; sebaliknya fenomena yang ada pada bentunglahan saat ini merupakan bukti kunci proses-proses geomorfologi masa lampau, yang disebut dengan prinsip Uniformitarianism. Salah satu fenomena yang menarik untuk dikaji. kaitannya dengan prinsip dasar geomorfologi tersebut adalah keterdapatun variasi airtanah bebas yang berasa payau hingg:a asin pada bentanglahan Kuaner di Kabupaten Kulonprogo bagian selatan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh genesis bentuklahan terhadap hidrostratigrafi akuifer; (ii) mengkaji evolusi airtanah bebas pada berbagai satuan bentuklahan dengan hidrogeokimia sebagai geoindikatur. dan mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan variasi karakteristik airtanah bebas; sena (iii) merekonstruksi pola spasiotemporal hidrostratigrafi akuifer dan hidrogeokimia airtanah bebas sejalan dengan genesis bentuklahan di daerah penelitian. Metode penelitian adalah metode swTey yang menckankan pacta pengukuran data primer terhadap obyek kajian. yaitu: aspek genesis bentuklahan, hidrostratigrafi akuifer. dan hidrogeokimia airtanah bebas. Kerangka dasar analisis dalam penelitian ini adahth bentuklahan (landform) sebagai obyek kajian utama dalam geornorfologi. Data diukur dan dipilih secm·a area purposive sampling dan stratified sampling dengan mempertimbangkan pola sebaran satuan bentuklahan dan karakteristik aittanah bebas. Selanjutnya data diobh dan dianalisis secara kuantitatif dan kualiwtif untuk mendapatkan gambaran secara nyata rentang nilai dan sebaran keruangan (~patialJ dari masing-masing obyek kajian di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukbn bahwa pertama "genesis bentuklahan bc:rpengaruh terhadap pemhentukan hidrostratigra.fi aku(fer di daerah penelitian ... Di daerah penelitian tersusun atas 3 (tigaJ sistem akuifer, yaitu: Sistem Akuifcr Oataran Fluviomarin, Sistem Akuifer Dataran Banjir dan Tanggul Alam, serta Sistem Akuifer Kompleks Beting Gisik, Swale, dan Gumuk Pasir. Masing-masing sistem akuifer mempunyai karakteristik yang khas, yang ditunjukkan oleh sistem dan pol a perlapisan material penyusun akuifer dan variasi karakteristik ailtamth bebas. Kedua bahwa "genesis bentuklahan berpengaruh terlwclap evolusi airtanah bebas yang ditunjukkan oleh variasi proses hidrogeokimia airtanah ht?has yang spesifik pada setiap satrtull bemuklahan di daerah penelitian". Pada satuan bentuklahan kompleks beting gisik. S\\ale, dan gumuk pesisir. serta pada satuan bentuklahan dataran banJir dan tanggul alam. didominasi oleh kelompok ainanah bebas ripe bikarbonat dan semi bikarbonat dengan senyawa ut;m1a Ca(HCO:d! dan Mg(HC0.1)> Pada satuan bentuklahan dataran tluviomarin tc.::rbentuk 3 ( tiga) kelompok ainanah bebas, yaitu: tipe klorida, tipe sulfat, dan tipe semi bikarbonat. Airtanah bebas tipe klorida (CaCI~ dan MgC12) mendominasi bagian tengah daerah penelitian yang berasosiasi dengan pula aliran Sungai Serang, Teluk Wates dan Teluk Panjatan purba. Airtanah bebas tipe sulf

-

Kata Kunci : Airtanah bebas, Bentuk lahan, Evolusi air tanah, Genesis, Hidrogeokimia, Hidrostratigrafi