Dinamika psikologis perilaku terorisme :: Identitas dan pengambilan keputusan jihad di luar wilayah konflik pada terpidana kasus bom Bali di Indonesia
MILLA, Mirra Noor, Promotor Prof. Dr. Faturochman
2009 | Disertasi |Identitas dan keputusan jihad di luar wilayah konflik adalah dua isyu utama yang akan didiskusikan dalam penelitian ini. Identitas merupakan tema motivational yang konsisten muncul dalam literatur terorisme, disebabkan kelompok individu usia muda merupakan kelompok yang paling banyak tertarik dengan organisasi teroris. Perspektif identitas sosial dianggap sesuai untuk mendiskusikan dinamika identitas dan pengambilan keputusan disebabkan psikologi kelompok menyediakan kekuatan analisis yang lebih baik dibandingkan penjelasan pada level individu. Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman tentang dinamika psikologis perilaku terorisme yang meliputi pembentukan identitas dan pengambilan keputusan jihad di luar wilayah konflik pada terpidana kasus Bom Bali di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan naratif fenomenologis. Sebanyak lima orang dipilih sebagai informan utama berdasarkan variasi informan yang diperoleh pada saat ekplorasi awal. Mereka adalah terpidana kasus Bom Bali yang telah memperoleh putusan tetap pengadilan, tiga diantara telah dieksekusi mati. Analisis naratif dilakukan terhadap data hasil wawancara, dokumentasi (manuskrip, surat pribadi, rekaman audio, rekaman audiovisual dan autobiografi yang dipublikasikan) juga catatan lapangan hasil observasi. Lokasi dari penelitian ini meliputi penjara tempat dimana informan utama menjalani masa tahanannya, serta lingkungan naratif yang meliputi lingkungan daerah asal, keluarga, dan sekolah. Ditemukan bahwa pertama, pelaku teror tidak selalu memiliki predisposisi psikologis yang membawa pada perilaku terorisme, seperti pengalaman frustasi dan pengalaman traumatis. Hal tersebut disebabkan jika pengalaman tersebut eksis dalam kehidupan sebelumnya, mereka telah mampu mengakomodasikan ke dalam kehidupan yang baik melalui intenalisasi nilai-nilai kepercayaan yang mereka miliki. Kedua, mereka adalah individu yang melakukan sub-ordinasi identitas personal ke dalam identitas kelompok berdasarkan kelompok keagamaan. Penguatan identitas terjadi saat dipersepsi adanya ancaman yang ditujukan kepada kelompok mereka. Ketiga, terdapat sejumlah bias dalam keputusan jihad di luar wilayah konflik, yang disebabkan oleh kepercayaan diri yang berlebih berdasarkan kepercayaan (my faith-side bias), tekanan konformitas yang cenderung pada memilih satu solusi terbaik dengan segera (decisiveness), dan adanya stereotype terhadap kelompok outgroup dalam sejarah relasi antar kelompok yang bersifat kompetitif dan permusuhan. Mobilitas dalam kelompok ingroup menjadi pembeda antara pelaku teror yang kembali kepada keputusan konvensional dengan mereka yang memilih strategi teror dengan tujuan jihad fi sabilillah.
Identity and jihad decision are the main issues discussed in this research. Identity issue is a motivational theme frequently employed in terrorism field since many youth interested in terrorist organization. Social identity viewed as the appropriate perspective while discussing the dynamics of identity formation and decision making due to the better analysis power provide by group psychology than the one explained in individual level. This research aimed to obtain the understanding of psychological dynamic of terrorism behaviors which embracing the identity formation and decision making to launch jihad outside the conflict area of convicted Indonesian Bali Bombing. This research conducted using phenomenological-based of ethnographicnarrative approach. Five terrorist chosen as the main informants which selected based on subject variation from preliminary exploration. They consist of the convicted Indonesian Bali Bombing,-- three of them have been executed by firing squad. Narrative analysis conducted upon interview result, documentation (manuscript, personal mail, audio record, audio-visual record and published autobiography) as well as research note on ground observation. The research performed in several location such as the prison where the main informant jailed and narrative environment covers informant hometown, family and school environment. This research found, first, terrorist are not always have psychological predisposition. Experience of frustration, perceived injustice and traumatic experience are not always becomes the psychological predisposition triggered the terrorism behavior. They have internalized and transformed their uncomfortable experiences into better way based-on their belief. Secondly, they are subordinized their personal identity into group identity, based on their religious group. Strengthening process of identity explained when any threat exist toward their group. Thirdly. there are any biases in jihad decision making in outside the conflict area including overconfidence (my faith-side bias), conformity pressure which tends to take the best and quickest solution (decisiveness), and outgroup stereotyping in the history relations of competitiveness and rivalty between groups. Ideologization of jihad occurs in their group, collective jihad is perceived as an obligation for all moslem The ingroup mobility differs the terrorist choosing the conventional way and the one choosing terror strategy to reach jihad fi sabilillah goal.
Kata Kunci : Terorisme,Identitas,Identitas Kelompok,Pengambilan keputusan, Terrorism, Identity, Group Identity, Decision Making