Karakterisasi gambut ombrogen di Kabupaten Siak berdasarkan tingkat humifikasi menggunakan metode kimiawi spektrofotometri

FERNANDO, Tulus, Dr. Ir. Benito Heru Purwanto, M.P., M.Agr.Sc

2010 | Tesis | S2 Ilmu Tanah

Tingkat dekomposisi gambut sangat menentukan kualitas gambut sebagai potensi sumberdaya alam bagi pertumbuhan tanaman, baik dalam usaha peningkatan produksi/hasil pertanian maupun sebagai potensi penyedia unsur hara tanah. Karakteristik gambut juga menentukan tingkat kesuburan tanah, baik ditinjau dari segi kimiawi, fisik~ maupun biologi dari tanab gambut. Identifikasi tingkat dekomposisi gambut diperlukan mengingat kemajuan teknologi yang berlangsung pesat, sehingga dibutuhkan beberapa metode, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam menentukan tingkat dekomposisi gambut. Metode dalam penentuan tingkat dekomposisi gambut dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan stabilitas dan komposisi gambut. Dari basil penelitian menunjukkan bahwa tanab gambut dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan tingkat humifikasi, yaitu gambut saprik, hernik, dan fibrik. Penetapan tingkat hurnifikasi gambut melalui metode kadar serat dan indeks pirofosfat memberikan hasil yang lebih baik ( obyektif) daripada penetapan menggunakan metode visual perasan dan warna (subyektif). Penetapan seeara kimia menunjukkan kemasaman total gambut fibrik lebih besar daripada gambut hemik dan saprik. Kandungan gugus fenolat (OH) terbesar terdapat pada jenis gambut fibrik yang diikuti dengan peningkatan nilai ~log K. Pada pengujian spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-VIS) diperoleh nisbah EJE6 terbesar terdapat pada gam but fibrik. Pada pengujian fourier transform infrared (FTIR) menunjukkan bilangan gelombang 3410.15 em-1 gambut saprik yang ditandai adanya sifat hidrofilik. Sedangkan muneulnya bilangan gelombang 2854.65 em-1 menunjukkan sifat hidrofobik pada jenis gam but fibrik. Kata kunei: Humifikasi, fenolat (OH), kemasaman total, nisbah EJE6, spektrofotometri UV-VIS, FTIR, saprik, hemik, fibrik, gam but ombrogen

Peat decomposition level largely determine the quality of peat as a potential resource for plant growth, both in efforts to increase production I agricultural products as well as the potential provider of soil nutrients. Peat characteristics also determine the level of soil fertility, both in terms of chemistry, physics, and biology of the peat soil. Identification of peat decomposition level required given the on going rapid advances in technology, so that took some of the methods, both qualitatively and quantitatively in determining the level of peat decomposition. The method in determining the level of peat decomposition can be used as an indicator in determining the stability and composition of the peat. The results showed that the peat could be divided into three types based on the level hurnifikasi, namely peat saprik, hemik, and fibrik. Determination of peat humifikasi level through the method of fiber content and pyrophosphate index gives better results (objective) rather than the determination using visual methods and color (subjective). Determination of chemical showed a total acidity of peat is greater than the peat fibrik hemik and saprik. The content of phenolic groups (OH) are the largest on the type of peat fibrik followed by an increase Lilog K value. On testing the ultraviolet-visible spectrophotometry (UV-VIS) obtained the largest EJE6 ratio found in peat fibrik. On testing fourier transform infrared (FTIR) indicates the wave number 3410.15 cm-1 peat saprik characterized by hydrophilic properties. While the wave numbers 2854.65 em- showed hydrophobic properties on the type of peat fibrik. Keyword: Humification, phenolic groups (OH), total acidity, ratio EJ~, spectrophotometry UV-VIS, FTIR, saprik, hemik, fibrik, ombrogen peat

Kata Kunci : Humifikasi,Fenolat (OH),Kemasaman total,Nisbah E4/E6,Gambut ombrogen