Laporkan Masalah

Evaluasi lama penanganan trauma abdomen yang dilakukan laparotomi emergensi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

RAHARDJA, Slamet, Dr. Agus Barmawi, Sp.B K-BD

2010 | Tesis | S2 Ilmu Bedah

Latar Belakang. Trauma abdomen termasuk penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas. Keberhasilan sangat dipengaruhi oleh kecepatan dan ketetapan penanganan. Waktu penanganan trauma merupakan hal penting, dimulai sejak kejadian trauma, lama penanganan di unit gawat darurat hingga lama operasi pada pusat trauma, karena akan mempengaruhi kualitas keluaran (outcome) pasien. Untuk menjaga kualitas pelayanan rumah sakit, maka perlu dievaluasi berapa lama waktu penanganan kasus trauma abdomen yang memerlukan operasi laparotomi emergensi, berikut hubungannya dengan mortalitas. Metode. Penelitian ini dirancang bersifat cross sectional secara retrospektif, dimana data pasien diambil berdasarkan catatan medis pasien riwayat trauma abdomen yang dilakukan tindakan laparotomi emergensi di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta selama periode 2005 –2009. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisa secara tehnik regressi logistik Wald test. Hasil. Didapatkan 71 subyek penelitian, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan yaitu 6,9 berbanding 1, rerata umur yang didapat adalah 27.21 + 13.01 tahun, usia termuda 2 tahun dan tertua 53 tahun. Jenis trauma yang didominasi oleh trauma tumpul abdomen yang mencapai 61 kasus (85.9 %), kemudian diikuti oleh trauma tajam 7 kasus (9.9 %), trauma tembak 3 kasus (4.2 %). Keluaran (outcome) pasien yang didapat, angka mortalitas selama periode penelitian tercatat 16 kasus (22.5 %). Sedangkan lama rawat (LOS) rerata adalah 11.14 hari (SD + 8.2). Indikasi laparotomi emergensi karena gangguan hemodinamik dan yang disebabkan karena adanya tanda-tanda peritonitis, masing-masing 32 kasus (45.1 %) dan 30 kasus (42.2 %). Sedang indikasi ekspose organ intraabdomen hanya 9 kasus (12.7 %). Lama penanganan di level prehospital, didapatkan rerata adalah 14 jam 15 menit. Untuk lama tunggu operasi mencapai rerata 7 jam 42 menit. Lama operasi, rerata adalah 144 menit 3 detik. Lama operasi ternyata mempengaruhi mortalitas secara signifikan (p<0.001; CI:95%) pada seluruh indikasi laparotomi emergensi, sedangkan lama tunggu operasi hanya mempengaruhi mortalitas pada kasus gangguan hemodinamik yang tidak stabil saja (p<0.019; CI:95%). Sedangkan lama penanganan prehospital tidak berpengaruh terhadap indikasi operasi apapun (p<0.843; CI:95%). Simpulan. Lama penanganan trauma abdomen yang memerlukan laparotomi emergensi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta masih jauh bila dibandingkan standar yang dipergunakan di luar negeri. Lama operasi mempunyai hubungan bermakna untuk mempengaruhi mortalitas, sedangkan lama tunggu operasi hanya mempengaruhi mortalitas hanya pada kasus gangguan hemodinamik yang tidak stabil saja.

Background. Abdominal trauma, including causes significant morbidity and mortality. The success is strongly influenced by the speed and handling assessments. Respond time of trauma began after the incident to the handling of the emergency room or trauma center operating room is important, because it will affect the quality of output (outcome) of patients. For the sake of quality of hospital services, it is necessary to evaluate how much time handling cases of abdominal trauma requiring emergency laparotomy surgery, the following relationship with mortality. Methods. This study was designed a retrospective cross sectional study, where patient data is taken based on the patient's medical records a history of abdominal trauma by emergency laparotomy action in Emergency Unit Dr. Sardjito Yogyakarta during the period 2005 -2009. The data is then processed and analyzed by Wald test’s regressilogistic tehnique. Results. Obtained 71 research subjects, men and women is 6.9 to 1, with a mean age of 27.21 + 1.13 years, the youngest aged 2 years and the oldest 53 years. This type of trauma which is dominated by blunt abdominal trauma to 61 cases (85.9%), followed by sharp trauma 7 cases (9.9%), trauma to shoot 3 cases (4.2%). Output (outcome) of patients who obtained, the mortality rate during the study period recorded 16 cases (22.5%). While the length of stay (LOS) average 11.14 days (SD + 8.2). Indications of hemodynamic disturbances with emergency laparotomy for peritonitis found signs, each with 32 cases (45.1%) and 30 cases (42.2%). Being an indication of exposure to intraabdominal organs only 9 cases (12.7%). Old handling at the level of pre-hospital, found the average was 14 hours 15 minutes. For the long wait for surgery to reach the average 7 hours 42 minutes. Long operation, the average is 144 minutes 3 seconds . Old operations significantly affect mortality (p <0.001, CI: 95%) in all indications of operation, while the long wait for surgery only affect the mortality in cases of unstable hemodynamic disturbances alone (p <0019; CI: 95%). While the long pre-hospital treatment did not affect any operation indication (p<0843;CI:95%). Conclusion. Respond time of abdominal trauma requiring emergency laparotomy in Dr. Sardjito Yogyakarta is still distant when compared to standards used in foreign countries. Long operation was significantly related to affect mortality, while the long wait for surgery affects mortality only in the case of an unstable hemodynamic disturbance only.

Kata Kunci : Lama penanganan,Trauma abdomen,Laparotomi emergensi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.