Kajian pendapatan pengelolaan waduk Batu Besi PLTA Karebebe, Sorowako-Luwu Timur, Sulawesi Selatan
SARI, Andi Kartini, Prof. Dr. Ir. Djoko Legono
2010 | Tesis | S2 Teknik SipilWaduk Batu Besi yang yang terletak di Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan beroperasi sejak bulan Januari Tahun 1988, sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pemanfaatan sumberdaya air sebagai Pembangkit Lisrik Tenaga Air (PLTA). Inflow yang masuk ke Waduk Batu Besi merupakan inflow harian hasil pencatatan pada stasiun AWLR PT. INCO sejak Tahun 1988 sampai Tahun 2004 dengan luas genangan 585 km2 dan luas daerah tangkapan 2.477 km2, volume efektifnya adalah 1.938,86 MCM dan Volume matinya sebesar 169,70 MCM. Tampungan waduk dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan operasional PT. INCO dalam pengolahan biji nickel yang bergerak di bidang pertambangan Nickel. Selama ini pembangunan waduk, dilakukan untuk memperoleh manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan,dalam hal ini PT.INCO guna terpenuhinya kebutuhan daya listrik dalam hal pengelolaan biji nickel dan diharapkan tercapainya kemandirian waduk sehingga dengan pengelolaan ini dianggap mampu membiayai operasional dan pemeliharaan waduk serta mampu memberikan kontribusi pemasukan pendapatan bagi pemerintah setempat secara langsung. Semua parameter dan variabel terkait yang terdapat pada sistem waduk tersebut, semaksimal mungkin diperhitungkan dalam penentuan pola pendapatan pengelolaan waduk, sehingga potensi sumberdaya air dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam mencukupi kebutuhan perusahaan. PLTA Karebbe merupakan pembangkit listrik tenaga air ketiga yang dimiliki oleh PT.Internasional Nickel Indonesia (INCO) yang berlokasi di Karebbe di sungai Larona dengan kapasitas 90 MW. Hingga Kuartal III tahun 2009 proyek karebbe ini telah mencapai 23% penyelesaian dan diharapkan selesai pada tahun 2012 dan mulai beroperasi pertengahan 2012. Kajian pola operasi waduk Batu Besi,PLTA Karebbe dalam pengembangan dan pengelolaan 37 tahun kedepan, analisis pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan waduk dihitung dari perkalian antara jumlah air yang dilepas waduk dengan harga satuan tarif dasar listrik dari masing masing kebutuhan, sehingga dapat diperhitungkan seberapa besar pemakaian listrik setiap bulanya dan seberapa besar pendapatan yang dihasilkan oleh PT.INCO selama 37 tahun kedepan (Tahun 1998-2035). Besarnya tenaga yang dikeluarkan sangat tergantung pada debit yang dialirkan dan tinggi tekanan efektif pada waduk tersebut. Seluruh biaya pengeluaran waduk diperhitungkan mulai sejak waduk beroperasi yang terdiri dari besarnya pendapatan yang diperoleh dan biaya operasi pemeliharaan waduk Batu besi. Pendapatan atas pemanfaatan air waduk dalam meningkatkatkan produktifitas nikel per tahun rata-rata diperoleh sebesar Rp.619.467.864.630,957 per Gwh dengan total pendapatan Rp.23.539.778,855 per Kwh, dengan total pemakaian daya listrik sebesar 69,631 GWh.
Batu Besi Reservoir in the Luwu Timur Sulawesi Selatan Regency has been operated since January, 1988 and played significant role in determining the success of water resources utilization as Water Power Generation Plant (PLTA). Daily Inflow entering the reservoir is the record made at AWLR PT. INCO station from 1988 to 2004 with inundation and catchment area width of 585 km2 and 2,477 km2, effective and dead volumes of 1,938.86 MCM and 169.70 MCM, or 2,108.56 MCM in gross volume. Reservoir bin is utilized to fulfill the operational need of PT. INCO, a nickel mining company , in processing the nickel ore. Up to now, the objectives of water resource infrastructure, especially reservoir, are to supply electricity needed by the company to process the nickel ore and to achieve the reservoir autonomy. Such management is expected to give capability in financing the reservoir operational and maintenance in order to give direct income contribution to to regional government. All constraints, parameters and related variables consisted in the reservoir system should be calculated as much as possible in determining the reservoir operational guide, therefore, water resources can be utilized effectively and efficiently for fulfilling the company needs. PLTA Karebbe is the third water power generation plant, with 90 MW capacity, owned by PT. Internasional Nickel Indonesia (INCO), which is located in Larona Rive,. Up to the third quarter of 2009, the Karebbe project has reached 23% and expected to be finished 2012 and started for operation in mid 2012. The study of Batu Besi reservoir pattern in PLTA Karebbe for 37 years ahead of development and management consists of income analysis from the reservoir management. It is calculated using multiplication of water released into the reservoir with unit price of electricity tariff of each demand in order to calculate the electricity monthly use and income gained by PT.INCO for the last 37 years ahead (1998-2035). The amount of power released is significantly dependent to debit and effective pressure height in the reservoir. Every reservoir cost since the beginning of operation is calculated that includes the amount of income gained and the reservoir maintenance and operational costs. Annual average income due to reservoir water utilization in increasing the nickel productivity is Rp 619.467,864 per Gwh with total income of Rp.23.539.778,855 per Gwh and total electricity use of 69.631 Gwh.
Kata Kunci : Batu Besi Reservoar,PLTA Karebbe,Revenue mining of reservoir management,Waduk Batu Besi,Pendapatan pengelolaan waduk