Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker payudara pasca kemoterapi ajuvan di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
HANAFI, Zulbahri Zakaria, Prof. DR. Dr. Teguh Aryandono, SpB (K) Onk
2010 | Tesis |Pendahuluan: Pengukuran kualitas hidup pada penderita kanker payudara telah menjadi fokus pada praktek klinis dan penelitian masa kini dan hal tersebut juga menjadi penting dalam penilaian luaran terapi. Di lain pihak, peningkatan kemampuan deteksi dini dan terapi kanker payudara telah menyebabkan kemampuan hidup penderita menjadi lebih lama. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pemberian terapi ajuvan dapat memperbaiki kualitas hidup penderita kanker payudara, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas hidup penderita kanker payudara, mengetahui apakah penanda imunohistokimia berpengaruh terhadap kualitas hidup Penderita kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi ajuvan. Bahan dan cara: Penelitian dilakukan terhadap 40 penderita kanker payudara di RSUP Dr Sardjito mulai Januari-Desember 2007, telah menjalani operasi mastektomi dan mendapat kemoterapi ajuvan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif non eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah metode cross sectional dengan mengisi kuesioner EORTC QLQ C30. Hasil: Rerata umur subjek adalah 48,10 tahun dengan usia tertua 66 tahun dan termuda 28 tahun. Indeks masa tubuh (IMT) penderita penelitian rerata 22,15 kg/m2 Kesimpulan: Kualitas hidup penderita, dipengaruhi oleh stadium tumor. Umur, indeks masa tubuh, pendidikan, pekerjaan, jenis histopatologi, marker hormonal . Tingkat pendidikan subjek penelitian adalah sekolah dasar 13 orang (30,3%), SLTP empat orang (9,3%), SLTA 12 orang (27,9%), diploma dua orang (4,6%), Sarjana 10 orang (23,3%), paska sarjana dua orang (4,6%). Pekerjaan subjek penelitian ini adalah ibu rumah tangga 25 orang (62,5%), pegawai negeri sipil 11 orang (27,5%), swasta empat orang (10%). Karakteristik kanker payudara subjek penelitian stadium terbanyak adalah stadium IIB 15 orang (37,5%) dan stadium IIIA 12 orang (30%). Jenis histopatologi sebagian besar adalah karsinoma duktal infiltratif 39 (97,5%) dan hanya satu (2,5%) yang karsinoma lobular infiltratif. Status hormonal subjek penelitian adalah ER(+) lima orang (12,5%), ER(-) sembilan orang (22,5%), PR(+) tiga orang (7,5%), PR(-) 11 orang (27,5%), tidak diketahui 26 orang (65%). HER2Neu subjek penelitian adalah positif pada empat orang (10%), negatif 10 orang (25%) dan tidak diketahui 26 orang (65%). Antrasiklin base 34 (85%), Non Antrasiklin base 6 (15%). Kualitas hidup keseluruhan penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi pada tahun 2007 yang baik sebanyak 44,2%, agak baik 27,9%, sedang 23,3%, jelek 2,3%, sangat jelek 2,3%. Kesimpulan: Kualitas hidup penderita, dipengaruhi oleh stadium tumor. Umur, indeks masa tubuh, pendidikan, pekerjaan, jenis histopatologi, marker hormonal(ER/PR) dan HER2Neu tidak berhubungan dengan kualitas hidup penderita kanker payudara. Rejimen kemoterapi baik antrasiklin base dan non antrasiklin base tidak berhubungan dengan kualitas hidup penderita kanker payudara.
Measurement of quality of life in patients with breast cancer has been the focus on clinical practice and research of today and it has also become important in the assessment of therapy outcome. On the other hand, increased capacity for early detection and treatment of breast cancer has led to the ability of patients to live longer. Objective: The aim of this study was to determine whether adjuvant therapy could improve quality of life of patients with breast cancer, knowing the factors that affect the quality of life of patients with breast cancer, find out whether immunohistochemical markers affect the quality of life of breast cancer patients who received adjuvant chemotherapy. Materials and methods: Research conducted on 40 patients with breast cancer at Dr Sardjito from January-December 2007, have undergone mastectomy surgery and received adjuvant chemotherapy. This research is a comparative analytical study of non experimental. The design used was cross-sectional method by filling out the questionnaire EORTC QLQ C30. Results: The mean age of subjects was 48.10 years with the oldest aged 66 years and the youngest 28 years. Body mass index (BMI), patients with a mean 22.15 kg/m2 research. The level of education is elementary school research subjects, 13 women (30.3%), junior four people (9.3%), high school 12 people (27.9%), diploma two people (4.6%), Bachelor of 10 people (23.3%), post-graduate two people (4.6%). Works the subject of this research is the housewife of 25 people (62.5%), civil servants, 11 women (27.5%), private four people (10%). Characteristics of study subjects were stage breast cancer is the most stage IIB 15 people (37.5%) and Stage IIIA, 12 people (30%). Histopathological types mostly infiltrating ductal carcinoma 39 (97.5%) and only one (2.5%) that lobular carcinoma infiltrating. Hormonal status of research subjects is ER (+) five people (12.5%), ER (-) nine persons (22.5%), PR (+) three persons (7.5%), PR (-) 11 (27.5%), unknown 26 people (65%). HER2Neu research subjects were positive in four people (10%), negative 10 people (25%) and unknown 26 women (65%). Antrasiklin base 34 (85%), Non Antrasiklin base 6 (15%). Overall quality of life of patients with breast cancer who underwent chemotherapy in 2007 is good as much as 44.2%, slightly better 27.9%, moderate 23.3%, 2.3% bad, very bad 2.3%. Conclusions: Quality of life of breast cancer patient who received adjuvant chemoterapy influenced by tumor stage. Age, body mass index, education,occupation, type of histopathology, hormonal markers (ER/PR) and HER2Neu not related to quality of life of patients with breast cancer. Neither chemotherapy regimens nor antrasiklin base is not related to quality of life of breast cancer patients.
Kata Kunci : Kanker payudara,Kemoterapi ajuvan,Kualitas hidup,Breast cancer,Quality of life