Laporkan Masalah

Makna keberadaan Semar dalam perspektif ontologi relevansinya bagi kepemimpinan

MARJAKA, Prof. Dr. Joko Siswanto

2010 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Cerita wayang berkembang sebagai cerita yang sakral dan dipanuti oleh sebagian masyarakat Jawa. Salah satunya adalah cerita carangan berciri kehadiran tokoh Semar dan anak-anaknya (panakawan). Semar mengandung makna ontologis dalam paradoks peran, sebagai abdi yang memberi nasehat pejabat, berasal dari dewa tetapi menjadi rakyat kecil. Penganut kepercayaan, meyakini Semar bukan imajinasi tetapi nenek moyang suku Jawa, Roh Suci, Danhyang. Penelitian ini menggunakan pendekatan ontologis untuk membedah makna terdalam keberadaan Semar. Sumber penelitian berupa kepustakaan primer yang terdiri dari lakon Semar,semar mbangun kahyangan dan cerita tentang semar dalam pewayangan secara umum sumber sekunder terdiri dari sumber kepustakaan yang membahas tentang Semar. Antara lain penelitian Tuti Sumukti, Sri Mulyana, Joko Siswanto, Sarjono dan lain-lain. bersifat deskriptif dengan dua metode utama yakni metode Interpretasi (hermeneutik) dan metode Heuristik. Hasil penelitian ini berupa pemahaman keberadaan Semar yang meliputi pemahaman metafisik, dari sistem keberadaan (being/ordo assendi) dan sistem nilai atau sistem kualitas (having/ordo cognoscendi). Pemahaman ini memberikan dasar bagi konsep kepemimpinan (having). Semar mengandung dua dimensi kepemimpinan yakni mendahulukan makna visi dari pada proses pencapaiannya dan prinsip reposisi antar kultur.

Puppet story has developed in a long period of time became sacred story for many Javanese people. One of those story called Carangan puppet with typically characteristic presence of Semar character and his five children (panakawan). On those character, imply to his onthological paradoxal roles: a servant of Pandawas but frequently gives noble advices for them, god but serves as people. For his spiritual believers, Semar was exists more than an imaginative character, but Javanese ancestor, Holy Spirit, Dahnyang. The study used an onthological approach to exploring the deep symbolism of Semar character. Data used were obtained from primary literature on Lakon Semar ie: Semar Gugat, Semar Mbangun Kahyangan and other lakon Semar, combagin secondary data concerning literature of Semar study ie: Tuti Sumukti, Sri Mulyono, Joko Siswanto, Sarjono and other scholar. This description research analyzed by two methode: interpretive (hermeneutic) and heuristic methode. The result of this research gave metaphisycal understanding,or cosmology and onthology pursued by Javanese society, according existence of existential system (the being/Ordo Assendi) and a value or quality system (having/Ordo Cognoscendi). Those conscious useful to enriching the leadership value and quality (having). Semar has two leadership dimensions, i.e. emphasizing vision or goal more than achieving them and intercultural repositioning.

Kata Kunci : Semar,Carangan,Kepercayaan,Ontologi,Kepemimpinan, Faith, Onthology, Leadership


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.