Evaluasi kinerja gedung instalasi rawat darurat RSUP DR. Sardjito terhadap pengaruh gempa
ARITONANG, Tobok Sihol Marito, Prof. Ir. Iman Satyarno, M.E.,Ph.D
2010 | Tesis | S2 Teknik SipilGempa bumi merupakan bencana alam yang seringkali mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan pada bangunan, walaupun hanya terjadi selama beberapa detik saja. Mengingat sebagian besar wilayah Indonesia terletak di wilayah gempa dengan intensitas sedang hingga tinggi, maka perencanaan bangunan gedung yang tahan gempa menjadi sangat penting. Khusus pada bangunan penting seperti gedung Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito yang terletak di Kota Yogyakarta, gedung ini diharapkan tetap berfungsi pasca kejadian gempa dan tidak mengalami kerusakan yang berarti. Pada perencanaan gempa berbasis kinerja, level kinerja untuk bangunan rumah sakit umumnya adalah level operasional. Tetapi menjadi pertanyaan kemudian adalah bagaimana perilaku dan kinerja struktur gedung IRD RSUP DR. Sardjito Yogyakarta terhadap pengaruh beban gempa, dan apakah sudah sesuai dengan level operasional atau belum. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengevaluasi perilaku dan level kinerja sebenarnya dari struktur gedung IRD RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. Evaluasi terlebih dahulu dilakukan dengan Rapid Visual Screening menurut FEMA 154 (2002), kemudian dilanjutkan dengan evaluasi lebih rinci berdasarkan FEMA 310 (1998). Ada tiga tahap evaluasi pada FEMA 310, yaitu tahap screening (tahap 1), tahap evaluasi (tahap 2) dan tahap evaluasi lebih rinci (tahap 3). Suatu tahap evaluasi dilakukan apabila dari tahap sebelumnya ditemukan kerentanan pada struktur bangunan. Dalam penelitian ini, pada evaluasi tahap 2 digunakan Analisis Beban Gempa Statik Ekuivalen untuk prosedur statik linier dan Analisis Respon Spektrum untuk prosedur dinamik linier. Struktur gedung dimodelkan dengan SA2000 dan dibuat dalam 2 model, yaitu Model dengan dinding (MD) dan Model tanpa dinding (MTD). Pembebanan gempa mengacu pada SNI 1726-2002. Kekuatan elemen struktur dihitung dengan SNI 2847-2002 dan Response-2000. Untuk evaluasi tahap 3 digunakan analisis pushover untuk prosedur nonlinier, dimana analisis dilakukan untuk Wilayah Gempa 3 dan 4. Titik kinerja (performance point) ditentukan dengan Metode Spektrum Kapasitas berdasarkan ATC-40 (1996) yang sudah built-in dalam SAP2000. Level kinerja struktur gedung ditentukan melalui kriteria drift ratio yang disyaratkan oleh FEMA 356 (2000) dan juga ATC-40 (1996). Dari hasil penelitian diketahui bahwa waktu getar alami dan frekuensi struktur untuk Model MD adalah 0,592 detik dan 1,687 Hz, sedangkan untuk Model MTD adalah 1,291 det dan 0,774 Hz. Level kinerja struktur gedung untuk periode ulang gempa 500 tahun adalah Immediate Occupancy. Pada saat kinerja struktur tercapai, telah terjadi plastifikasi dan kegagalan geser pada sebagian elemen struktur. Selain itu, juga terjadi kerusakan pada dinding pasangan bata (masonry) di beberapa lantai bangunan.
Earthquakes are natural disasters which often result many casualties and damage to buildings, although only for a few seconds. Considering most of Indonesia is located in the quake zone with moderate to high intensity, the design of earthquake-resistant buildings are very important. Especially for important buildings such as Emergency Care Centre Installation Building of the Dr. Sardjito General Hospital, or hereinafter referred to as IRD RSUP Dr. Sardjito building, which located in the city of Yogyakarta. This building is expected to continue to function after the occurrence of the earthquake and did not experience significant damage. In performance-based seismic design, performance levels for this building are generally operational level. But the question then is how the behavior and performance of the IRD RSUP Dr. Sardjito building to the effects of earthquake loads, and whether it is in conformity with the operational level or not. Therefore, conducted a study to evaluate the behavior and actual performance levels of the IRD RSUP Dr. Sardjito building. First evaluation is done by Rapid Visual Screening by FEMA 154 (2002), then followed by more detailed evaluation based on FEMA 310 (1998). There are three stages of evaluation at the FEMA 310, which is a screening phase (phase 1), the evaluation stage (stage 2) and more detailed evaluation stage (stage 3). An evaluation phase can be done if a vulnerability is found in the building structure from a previous step. In this study, the evaluation of phase 2 used the Static Equivalent Analysis for linear static procedure and Response Spectrum Analysis for linear dynamic procedure. The building structure is modeled with the SAP2000 and created in 2 models, i.e. the model with a wall (MD) and the model without a wall (MTD). Earthquake loading refers to the SNI 1726-2002. The strength of structural elements are calculated with SNI 2847-2002 and Response- 2000. For evaluation stage 3, a pushover analysis is used for nonlinear procedures, where the analysis carried out for the quake zone 3 and 4. Performance point is determined by Capacity Spectrum Method based on ATC-40 (1996), which has built-in in SAP2000. The level of building structural performance is determined by drift ratio criteria required by FEMA 356 (2000) as well as ATC-40 (1996). The research result shows that the period and structure frequency of MD Model is 0.592 seconds and 1.687 Hz, whereas for the MTD model is 1.291 sec and 0.774 Hz. The level of performance of the building for earthquake return period of 500 years is Immediate Occupancy. At the time of the structure performance is reached, there have been plastification and shear failure in some structural elements. In addition, there is also damage to the masonry walls on several floors of the building
Kata Kunci : Level kinerja,Analisis pushover,Performance point,Metode spektrum kapasitas,Drift ratio