Risiko infertilitas sekunder setelah pemakaian alat kontrasepsi di Indonesia :: Analisis data SDKI 2002-2003

SETYANINGSIH, Reni Dwi, dr. Siswanto Agus Wilopo, SU.,MSc.,ScD

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Infertilitas baik primer maupun sekunder merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan menjadi perhatian di seluruh dunia berkaitan dengan sebab maupun dampak yang ditimbulkannya. Selain dikaitkan dengan beberapa variabel demografi yang meliputi faktor usia dan gaya hidup, riwayat pemakaian alat kontrasepsi sebelumnya merupakan hal yang perlu dikaji berkaitan dengan risiko terjadinya infertil sekunder. Keterlambatan pemulihan kesuburan setelah pemakaian alat kontrasepi hormonal dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) menjadi isu penting berkaitan dengan efikasi dan keamanan dari pemakaian beragam metode kontrasepsi. Tujuan: Diketahuinya risiko infertilitas sekunder setelah pemakaian alat kontrasepi di Indonesia. Metode: Penelitian observasional analitik dan rancangan nested case control dengan menggunakan data kalender pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003. Subjek penelitian adalah 5.223 wanita usia subur berstatus kawin berusia 15-44 tahun memiliki riwayat kehamilan sebelumnya serta berhenti memakai alat kontrasepsi hormonal dan AKDR dalam periode survei. Penentuan infertil sekunder berdasarkan terjadinya kehamilan dalam waktu ≥24 bulan setelah berhenti memakai alat kontrasepsi yang dapat teramati dalam masa 5 tahun periode survei. Hasil: Proporsi infertil sekunder lebih besar dijumpai pada ibu yang berhenti memakai alat kontrasepsi hormonal dibandingkan yang tidak infertil sekunder pada p-value <0,05. Ibu yang berhenti memakai alat kontrasepsi hormonal memiliki risiko 2 kali lebih besar terhadap kejadian infertil sekunder dibandingkan dengan ibu yang berhenti memakai AKDR (OR:2,0 ;CI:1,23-3,66). Variabel lain yang berhubungan dengan kejadian infertil sekunder adalah paritas dan lama pemakaian alat kontrasepsi. Kesimpulan: Keterlambatan pemulihan kesuburan dalam waktu 24 bulan atau lebih, banyak terjadi pada ibu setelah memakai alat kontrasepsi hormonal dibandingkan AKDR.

Background: Both primary and secondary infertility are important public health problems and have become a concern throughout the globe related to their causes and impacts. The risks of secondary infertility are related not only to several demographic variables that include age and lifestyle factor but also to past history of contraceptive use that needs to be analyzed. The delay in the return of fertility after the use of hormonal contraceptive and intrauterine contraceptive device become an important issue concerning the efficacy and safety of various use of contraceptive methods. Objective: The understand secondary infertility risk after the use of contraceptive device in Indonesia. Method: This was an observational-analytical study with nested case control study design using the calendary data of 2002-2003 Indonesian Demographic and Health Survey. The subjects were 5.223 fertile married women, 15-44 years of age, with past pregnancy history and discontinuing the use of hormonal and intrauterine contraceptive devices at the time of survey. The determination of secondary infertility was based on the pregnancy occur after >24 months of discontinuing using contraceptives that could be observed in the period of five years at the time of survey. Result: The proportion of secondary infertility was bigger in women who discontinued using hormonal contraceptive than those who did not with p-value < 0.05. Women who discontinued using hormonal contraceptive had a two times greater risk of presenting secondary infertility than those who discontinued using intrauterine contraceptive (OR:2,0 ; CI: 1,23-3,66). The other variables related to secondary infertility were parity and the length of contraceptive use. Conclusion: The delay in the return to fertility within > 24 months occurred more in women who discontinued using hormonal contraceptive than intrauterine contraceptive.

Kata Kunci : Infertilitas sekunder,Pemakaian alat kontrasepsi,Secondary infertility,Contraceptive use