Laporkan Masalah

Respon terapi penggunaan obat anti-tuberkulosis kombinasi dosis tetap (OAT0KDT) dibanding oat sediaan terpisah pada tuberkulosis anak

KUSUMASARI, Anggun, dr. Amalia Setyati, Sp.A

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Penggunaan obat anti-tuberkulosis kombinasi dosis tetap (OAT-KDT) pada tuberkulosis (TB) anak telah direkomendasikan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan respons terapi, efek samping, kepatuhan dari OAT-KDT dengan OAT sediaan terpisah pada TB anak, berdasar dosis yang direkomendasikan oleh Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI). Uji quasi-experimental dilakukan di klinik Respirologi Anak, RSUP Dr. Sardjito, dan mengikutkan pasien rawat jalan yang terdiagnosis TB berdasarkan skor TB IDAI. Data klinis dan hasil pemeriksaan penunjang seperti uji tuberkulin, foto Rontgen dada dan pemeriksaan laboratorium didokumentasikan. Pasien kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat OAT sediaan terpisah 2RHZ/4RH dan kelompok yang mendapat OAT 2(3-KDT R75/H50/Z150)/4(2-KDT R75/H50). Enam bulan kemudian semua pasien dievaluasi luaran terapinya menggunakan skor respons terapi. Kejadian efek samping dan kepatuhan juga dinilai. Selama 12 bulan didapatkan 48 pasien TB anak ikut dalam penelitian ini. Duapuluh enam pasien diterapi dengan OAT sediaan terpisah dan 22 pasien dengan OAT-KDT. Skor respons terapi pada kelompok OAT sediaan terpisah (rerata ± simpang baku (SB)) adalah 7,2 ± 3,5 dan pada kelompok OAT-KDT adalah 7,8 ± 3,6 (p>0,05). Tidak ada efek samping yang terjadi selama penelitian. Kepatuhan yang tinggi ditunjukkan pada hampir seluruh pasien, 24 pasien (92%) pada kelompok OAT sediaan terpisah dan 21 pasien (95%) pada kelompok OATKDT (p>0,05). Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara hasil guna, keamanan dan kepatuhan antara OAT-KDT dibanding OAT sediaan terpisah pada TB anak.

The use of fixed-dosed combination (FDC) for anti-tuberculosis (ATT) treatment in childhood tuberculosis (TB) was recommended. The aim of this study was to compare the clinical response, adverse effects, and compliance of ATTFDC tablets pediatric with ATT-loose drugs in childhood tuberculosis with recommended dosages by Respirology Working Group of Indonesian Pediatric Society. A quasi-experimental study was conducted in RSUP Dr. Sardjito, Pediatric Respirology clinic and included outpatient cases who diagnosed TB based on IDAI TB scoring. Clinical data were recorded and investigations included tuberculin test, chest X-ray, and other laboratory results were available. Patient divided into two groups, one group was treated with loose drugs regimen 2RHZ/4RH and the other with 2(3-FDC R75/H50/Z150)/ 4(2-FDC R75/H50). After six months follow up, they were evaluated for the outcome of treatment using therapeutic score. The occurrence of adverse effects and compliance of TB treatment were also monitored. A total of 48 children were enrolled over a 12-month period. Twenty six patients treated with loose drugs regimen and 22 patients with FDC. Therapeutic scores in the loose drugs group (mean ± standard deviation (SD)) were 7,2 ± 3,5 and 7,8 ± 3,6 in FDC group (p>0,05). No adverse effects developed in this study. Compliance of the treatment protocol showed in almost patients, 24 patients (92%) in loose drugs group and 21 patients (95%) in FDC group (p>0,05). There were no significant difference in efficacy, safety, and compliance of the pediatric fixed-dose combination compared with loose drugs regimen in childhood tuberculosis.

Kata Kunci : Tuberkulosis anak,Kombinasi dosis tetap,Respons terapi,Efek samping,Kepatuhan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.